INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Selasa, 29 Oktober 2013




KONSEP FILOSOFIS HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM
Diampu oleh dosen Faisal Kamal,M.Pd.I



 









Disusun Oleh:
AFfanoer




FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
2013

I.PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
            Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
2.Rumusan Masalah
a.pengertian fisafat
b.Pendekatan Filosofi Dalam Pemecahan masalah Pendidikan
c.Hubungan Filsafat dan teori Pendidikan











II.PEMBAHASAN
A.Pengertian Filsafat
Filsafat adaah pandangan hidup seseorang atau keompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. [1]
B..Pendekatan Filosofi Dalam Pemecahan Masalah Pendidikan
Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.[1]
Pendekatan filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula.
 Filsafat pendidikan sebagai filsafat terapan, yaitu studi tentang penerapan asas-asas pemikiran filsafat pada masalah-masalah pendidikan pada dasarnya mengenal dua pendekatan yang polaritis, yaitu :
  1. pendekatan tradisional,
  2. pendekatan progresif.
     Pengertian masing-masing pendekatan dan variasi pendekatan daripadanya dan aliran-aliran filsafat pendidikan dihasilkannya akan dijelaskan di bawah ini:
  • Pendekatan Tradisional[2]
Pendekatan tradisional dalam Filsafat pendidikan melandaskan diri pada asas-asas sebagai berikut: 
      1)      Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah filsafat, sehingga untuk mempelajari filsafat pendidikan haruslah memiliki pengetahuan dasar tentang filsafat.
      2)      Bahwa kenyataan yang esensial baik dan benar adalah kenyataan yang tetap, kekal dan abadi.
      3)      Bahwa nilai norma yang benar adalah nilai yang absolut, universal dan obyektif. 2
      4)      Bahwa tujuan yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya tujuan yang baik harus dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
      5)      Bahwa faktor pengembang sejarah atau sosial (science, technology, democracy dan industry) adalah sarana alat untuk prosperity of life dan bukannya untuk welfare of life sebagai tujuan hidup dan pendidikan sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.

  • Pendekatan Progresif
Sebagai penghujung yang lain dari pendekatan di atas dan dari kontinuitas aliran filsafat pendidikan adalah pendekatan progresif kontemporer dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
      1)      Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial humanisme ilmiah, yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat metafisis transendental.
      2)      Bahwa kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang esensial adalah kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
      3)      Bahwa truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah kreasi manusia, dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan subyektif.
     4)   Bahwa tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif ditentukan oleh perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang merupakan sumber perkembangan sosial masyarakat.
      5)      Bahwa antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan dapat menjadi alat untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.

C.  Hubungan filsafat dan teori pendidikan

Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
Sebagaimana telah di kemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, analisa filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pendangan-pndangan tertentu mengenai masalah-maslah kependidikan  bisa tersebut. Dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan . disamping itu jawaban-jawaban yang telah di kemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentusepanjang sejarah terhadap problematika kehidupanyg dihadapinya menunjukkan pandangan-pandangan tertentu yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan teori pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:[3]





1.      Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.

2.      Filsafat, juga berpungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
      3.      Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).

E.PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu yang pertama di gua Hira’ di Makkah pada tahun 610 M. Dalam wahyu itu termaktub, yang artinya kira-kira demikian :“Bacalah ya Muhammad dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan semesta alam. Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahunya.[4]


”Kemudian disusul oleh wahyu yang kedua, artinya kira-kira demikian: “hai, orang berselimut (Muhammad), bangunlah dan beri ingatlah kaummu, dan besarkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah dosamu (berhala), jangan engkau memberi, supaya mendpat lebih banyak, dan sabarlah menurut perintah Tuhanmu.”
Dalam kedua wahyu yang mula-mula turun itu dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan dalam islam terdiri dari empat macam :
  1. Pendidikan Keagamaan, yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan dipersekutukan dengan nama berhala, karena Tuhan itu Maha Besar dan Maha Pemurah. Sebab itu hendaklah dienyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.[5]
  2. Pendidikan ‘akliyah dan ilmiah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. Alam akan mengajarkan demikian itu kepada orang-orang yang mau menyelidiki dan membahasnya, sedangkan mereka dahulu belum mengetahuinya. Untuk mempelajari hal-hal itu haruslah dengn banyak membaca dan menyelidiki serta memakai pena untuk mencatat.
  3. Pendidikan akhlakdan budi pekerti, yaitu si pendidik hendaklah suka memberi/mengajar tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pemberian itu, melainkan karena Allah semata-mata dan mengharapkan keridaaNya. Begitu juga si pendidik harus berhati sabar dan tabah dalam melakukan tugasnya.
  4. Pendidikan jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan, bersih pakaian, bersih badan dan bersih tempat kediaman. Terutama si pendidik harus bersih pakaian, suci hati dan baik budi pekertinya, supaya menjadi contoh dan tiru teladan bagi anak-anak didiknya.
Dengan turunnya kedua wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan kain selimut dan menyisingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada kaumnya khususnya dan kepada umat manusia umumnya, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan agama Islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu disampaikan dan diajarka oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan bersembunyi-sembunyi. Setelah agak banyak orang memeluk agama Islam, lalu nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah pendidikan Islam. Bekas rumah itu masih dikenal sampai sekarang di Makkah. Disanalah nabi mengajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama Islam kepada sahabat-sahabatnya. Disanalah Nabi membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an kepada pengikut-pengikutnya. Disanalan Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang bersangkut dengan agama Islam. Bahkan disanalan Nabi bersembahyang bersama sahabat-sahabatnya. (belum lagi sembahyang lima waktu). Pendeknya rumah Al-Aqram itulah terbentuk jama’ah Islamiyah yang pertama. Selain dari pada itu Nabi juga mengajarkan agama Islam dirumah beliau sendiri, bila ada orang datang berkunjung kepada beliau.
Tiga tahun lamanya Nabi menyeru penduduk Makkah, supaya memeluk agama Islam dengan bersembunyi-sembunyi dan tetap berpusat dirumah Al-Aqram itu. Kemudian turun wahyu menyuruh Nabi, supaya menyiarkan agama Islam kepada seluruh penduduk Jazirah Arab dengan berterang-terang. Lalu  nabi melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran Islam dan mendidik sahabat-sahabatnya dengan pendidikan Islam.
F.CARA NABI MENYIARKAN AGAMA ISLAM
Cara Nabi menyiarkan agama Islam ialah dengan berpidato dan bertablig di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang seperti di pecan ‘Ukaz, terutama di musim haji. Ketika itu banyak orang dari suku-suku bangsa Arab datang berkunjung ke kota Makkah. Begitu pula Nabi menyiarkan agama Islam dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisikan petunjuk dan pangajaran kepada umum. Oleh karena isi Al-Qur’an terang dan hebat, bahasnya indah dan fasihat, menarik dan bersemangat. Lambat laun penduduk Makkah memeluk agama Islam sedikit demi sedikit, akhirnya bertambah banyak dan ramai juga. Meskipun mereka menderita siksaan dari kaum Quraisy, mereka tetap dalam keimanan. Nabi sendiri menderita kesuliytan juga, tetapi beliau tetap menyiarkan agama Islam. Setapak tak mau surut. “Demi Allah” kata Nabi, “ kalau mereka letakkan matahari di kananku dan bulan di kiriku, supaya kutinggalkan pekerjaan ini (penyiaran islam) ; sehingga ia dilahirkan Allah atau aku mati karenanya niscaya tiada kutinggalkan pekerjaan ini.” Demikianlah kemauan Nabi dan keyakinanya dalam mentiarkan agama Islam. Oleh karena siksaan yang di derita kaum Muslimin di Makkah, Nabi menyuruh mereka hijrah (mengungsi) ke negeri habasyah yang penduduknya beragama Masehi.[6]

 Lalu pergi sebagian kaum Muslimin kesana, terutama mereka yang tidak ada pembelanya. Nabi sendiri tetap tinggal di Makkah bi bela pamannya, Abu Thalib. Setelah wafat Abu Thalib dan Siti Khadijah, makasewenang-wenanglah kaum Quraisy menindas Nabi dan sahabat-sahabatnya. Pada tahun itulah Nabi pergi israk dan mi’raj tahun 11 dari Nubuwah (tahun 621 M). Pada malam itu di wajibkan Allah sembahyang lima waktu sehari semalam. (sebeum itu Nabi telah sembahyang juga bersama-sama sahabat-sahabatnya,tetapi tidak lima kali seperti sekarang ini). Pada tahun 12 Nubuwah (621 M)        waktu musim haji datang 12 orang laki-laki dari Jatsrib (Madinah), lalu bai’ah (bersetia) dengan Nabi serta memeluk agama Islam. Kemudian Nabi mengutus Mush’ab Umair pergi bersama mereka ke Jatsrib untuk membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk disana. Inilah guru agama yang pertama diutus Nabi ke daerah luar kota Makkah. Dengan demikian tersebarlah agama Islam di Jatsrib (Madinah).  Oleh karena siksaan yang diderita kaum muslimin bertambah hebat, lalu Nabi Nabi menyuruh mereka hijrah ke Jatsrib (Madinah). Akhirnya Nabi sendiri hijrah pula bersama sahabatnya Abu Bakar (tahun 622 M).
G.INTISARI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ISLAM YANG DI BERIKAN NABI SAW DI MAKKAH SELAMA KURANG LEBIH 13 TAHUN.
Nabi s.a.w tinggal di Makkah sejak mulai jadi Nabi sampai hijrah ke Madinah, lamanya 12 tahun 5 bulan dan 21 hari. Pengajaran yang di berikan Nabi selama itu ialah menyampaikan wahyu Allah, Al-Qur’an, terdiri dari 93 surat yang diturunkan di Makkah sebelum hijrah, yaitu surat-surat Makkiyah namanya. Di antara inti sari pengajaran di Makkah itu, ialah menerangkan pokok-pokok agama Islam, seperti beriman kepada allah, rasulNya dan hari yang kemudian, serta sedikit amal ibadat, yaitu sembahyang. Adapun zakat belumlah diperinci di Makkah, bahkan zakat waktu itu berarti sedekah kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Selain daripada itu menyuruh manusia berakhlak mulia dan berkelakuan baik dan melarang mereka berperangai jahat dan berkelakuan buruk. Pendeknya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah, ialah pendidikan keagamaan dan akhlak, serta menganjurkan kepada manusia supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta, sebagai anjuran kepada pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.[7]





III.KE[1]SIMPULAN
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan kesulitan atau permasalahan. Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan,integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim. Jadi filsafat dan pendidikan ini saling berkaitan. Keduanya menjadi arah dasar dan pedoman suatu kehidupan. Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia,bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Pendekatan filosofis adalah cara cara pandang atau paradigm yang bertujuan untuk menjelaskan inti hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik objek formanya. Hubungan filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.

IV.DAFTAR PUSTAKA
  • Muhamad yunus . Sejarah Pendidikan Islam,PT karya agung,Jakarta,1992.hal,5
  • Ahmad Marimba,Pengantar Pendidikan Filsafat,PT al-maarif,Bandung,1962,hal,19.
  • http://copast-master.blogspot.com/2012/10/makalah-filsafat-dalam-pendidikan_27.html



[1] http://copast-master.blogspot.com/2012/10/makalah-filsafat-dalam-pendidikan_27.html
[2] Marimba ahmad,pengantar pendidikan filsafat,PT al-maarif,Bandung,1962,hal,19.

[3] Ibid hlm.7
[4] Yunus muhamad sejarah pendidikan islam,PT karya agung,Jakarta,1992.hal,5
[5] Ibid hlm 6
[6] Ibid hlm 7
[7] Ibid hlm 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar