INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Minggu, 27 Oktober 2013

Fisika

Fisika merupakan ilmu yang memahahami segala sesuatu tentang gejala alam  melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara nyata  melalui panca indra.karena itu,pengukuran merupakan bagian yang sangat penting  dalam proses membangun konsep-konsep fisika.
                Ada 2 hal yang perludiperhatikan dalam kegiatan pengukuran . pertama masalah ketelitiandan kedua masalah ketepatan. Ketelitian menyatakan kepastian hasil pengukuran,sedangkan ketepatan menunjukkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati hasil sebenarnya.
Ketelitian bergantung pada alat yang digunakan pada saat melakukan pengukuran. Umumnya, semakin kecil pembagian skala semakin teliti hasil pengukuran alat tersebut.
                Mistar umumnya  memiliki skala  terkecil 1 mm, sedangkan jangka sorong mencapai 0,1mm, atau 0,05 mm, maka pengukuran menggunakan jangka sorong akan menghasilkan hasil yang lebih teliti dibanding mistar, meskipun memungkinkan untuk  mengupayakan ketelitian pengukuran dengan memilih alat ukur tertentu,tetapi tidak mungkin menghasilkan pengukuran yang tepat secara mutlak.
                Ketepatan pengukuran harus dicek dengan cara membandingkan terhadap nilai standar yang ditetapkan.ketepatan alat ukur juga harus dicek secara periodik dengan metode the two point calibration. Pertama, apakah alaat ukur sudah  menunjuk nol  sebelum digunakan? Kedua, apakah aklat ukur memberikan pembacaan ukuran yang benar ketika digunakan untuk mengukur sesuatu yang standar?
                Dalam pembelajaran dengan materi pengukuran ini kami mencoba membandingkan berbagai volume benda dengan pengukuran langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu mengukur volume balok dan volume kelereng dengan rumus yang telah ditetapkan. Menghitung volume  balok yaitu V=p.l.t dan Volume kelereng sama dengan volume bola  yaitu V=22/7.4/3.r.r
Kemudian kami mengukur volume balok dan kelereng tersebut secara tidak langsung yaitu dengan cara memasukkan balok dan kelereng tersebut kedalam gelas ukur yang telah berisi air. Ternyata kedua cara pengukuran tersebut menghasilkan hasil yang berbeda. Perbedaankedua cara pengukuran itu dinamakan ketidakpastian dalam pengukuran,artinya tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama,ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
1.       Ketidakpastian sistematik
Ketidakpastiaan ini bersumber dari alat ukur yang digunakan. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan menghasilkan ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
a).ketidakpastian alat
        ketidakpastian alat ini muncul akibat adanya kalibrasi skala penunjukan angka pada alat tidak tepat sehingga pembacaan skala tidak sesuai  dengan yang sebenarnya.
b).kesalahan nol
        ketidaktepatan penggunaan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi,tetapi juga sering terabaikan. Sebagian besar alat umumnya  tepat pada skala nol ,maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan  selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacan skala.
c).waktu respon yang tidak tepat
        ketidakpastian ini muncul akibat dari waktu pengukuran(pengambilan data) tidak .
d). Kondisi yang tidak sesuai
        ketidakpastian pengukuran in muncul karena kondisi dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur
2.       Ketidakpastian random(acak)
Ketidakpastian random  umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak bisa diatasi secara tuntas gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak sehingga pengaturan dna pengontrolannya diluar kemampuan kita.
3.       Ketidakpastian pengamat
Ketidakpastian pengamat bersumber dari ketidaktrampilannya pengamat saat melakukan pengukuran .
Bila yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar untuk melakukan kesalahan ketidakpastian pengukuran tersebut.

        Besarnya ketidakpastian berpotensi  menghasilkan produk yang tidak berkualitas, sehingga harus selalau diusahakan untuk memperkecil nilainya. Daintaranya  dengan kalibrasi,menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan pengukuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar