BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari peranan pengukuran sangat penting , dimana manusia tidak
pernah lepas dari kegiatan yang disebut mengukur. Kegiatan mengukur dilakukan
untuk mengetahui lamanya waktu, panjang
benda,suhu,dan massa benda.
Pada
zaman dahulu orang mengukur benda disekitarnya menggunakan bagian badan sebagai
pengukurnya, bangsa mesir kuno mengukur benda menggunakan hasta,yaitu panjang
lengan dari siku sampai keujung jari tengah. Panjang rentang kedua lengan yang
disebut satu depa juga digunakan untuk mengukur panjang.
Dalam
fisika sangat erat kaitannya dengan proses pengukuran berbagai besaran fisika.
Alat ukur yang digunakan dalam fisika pada umumnya sedikit berbeda dengan alat
ukur yang biasa digunakan sehari-hari, karena hal ini disebabkan dalam fisika
sering dituntut batas ketelitian alat ukur yang sangat tinggi. Sehingga
pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian
tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang
berhubungan dengan setiap pengukuran dan ketidakpastian muncul dari berbagai
sumber yang berbeda. Dan diantara yang paling penting, selain kesalahan adalah
keterbatasan, ketepatan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah
alat ukur di luar batas bagian terkecil yang ditunjukkan. Untuk itu dalam
makalah ini akan di bahas tentang berbagai hal pengukuran suatu benda.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
materi yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah:
Menentukan
perbandingan pengukuran berbagai volum secara langsung dan tidak langsung
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari materi yang dibahas dalam makalah ini, adalah:
Untuk
mengetahui perbandingan pengukuran berbagai volum secara langsung dan tidak
langsung
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Besaran
dan Satuan
Besaran
adalah gejala alam yang dapat diukur, dinyatakan dengan angka-angka. Besaran
memiliki besar yang dinyatakan dengan angka yang diikuti dengan satuan.
Satuan adalah suatu pembanding di dalam
pengukuran. Satuan terdiri dari satuan baku dan satuan tidak baku. Satuan baku
disebut juga satuan internasional (SI), yaitu satuan yang harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tetap,
tidak mengalami perubahan dalam keadaan apapun.
2. Dapat
digunakan secara internasional.
3. Mudah
ditiru.
B.
Besaran
Pokok dan Besaran Turunan
1.
Besaran
Pokok
Besaran pokok
adalah besaran yang satuannya didefinisikan sendiri. Besaran pokok digunakan
sebagai dasar untuk mendefinisikan besaran lainnya, dan tidak diturunkan dari
besaran lain.
Ada 7 besaran pokok dalam fisika:
Besaran Pokok
|
Nama Satuan
|
Lambang Satuan
|
Panjang
|
Meter
|
M
|
Massa
|
Kilogram
|
Kg
|
Waktu
|
Sekon
|
S
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
Kuat arus
listrik
|
Ampere
|
A
|
Intensitas
cahaya
|
Kandela
|
Cd
|
Jumlah zat
|
Mole
|
Mol
|
2.
Besaran
Turunan
Besaran turunan
adalah besaran yang dibentuk oleh satu atau lebih besaran pokok.
Besaran Turunan
|
Nama satuan dan singkatan
|
Lambang Satuan
|
Luas
|
Mater kuadrat (m2)
|
L
|
Volume
|
Meter kubik (m3)
|
V (volume)
|
Kecepatan
|
“meter per sekon “(m/s)
|
v (velocity)
|
Percepatan
|
Meter “per sekon kuadrat”(m/s2)
|
A (acceleration)
|
Massa jenis
|
kg/m3
|
(rho)
|
Gaya
|
Kg m/s2=Newton (N)
|
w (weight)
|
Usaha dan energi
|
Kg m2/s2= joule (J)
|
W
|
Daya
|
Kg m2/s3=watt (W)
|
P (power)
|
Tekanan
|
Kg/m s2=pascal (pa)
|
P (pressure)
|
C.
Pengukuran
Pengukuran
dapat kita artikan mengukur. Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur
dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Satuan adalah suatu
pembanding di dalam pengukuran.
Kegiatan
mengukur tidak dapat dilepaskan dari kegiatan sehari-hari dan merupakan
kegiatan yang sangat penting. Agar hasil pengukuran mendekati benar beberapa
hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Pemilihan
alat ukur
Alat ukur yang
kita gunakan harus sesuai dengan besaran yang akan diukur. Selain itu skala
terkecil dan batas ukur alat-alat yang kita gunakan harus diperhatikan. Skala
terkecil adalah jarak antara dua goresan terdekat. Batas ukur adalah kemampuan
maksimal nilai yang dapat terukur oleh alat ukur. Misalnya untuk mengukur tebal
kaca tentunya berbeda dengan alat ukur panjang lapangan bola.
2. Ketrampilan
pengamat
Ketrampilan
pengamat dalam menggunakan alat ukur mutlak diperlukan agar hasil pengukuran
mendekati kebenaran. Misalnya keterampilan pembacaan skala dan ketepatan meletakkan
mata.
3. Pemilihan
cara pengukuran
Pengukuran
besaran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Cara yang kita pilih harus sesuai dengan objek
yang kita ukur. Misalnya mengukur tebal kertas, alat ukur yang paling kecil
skalanya yang kita pilih namun jika kita ambil satu lembar kertas maka hasilnya jauh dari kebenaran. Untuk
mengatasinya kita dapat melakukan pengukuran tidak langsung dengan cara
mengambil 100 lembar kertas dan kita ukur tebalnya,selanjutnya hasil pengukuran
dibagi jumlah lembar kertas maka akan ditentukan hasil tebal 1 lembar kertas.
4. Waktu
respon yang tepat
Waktu respon
penggunaan alat ukur, misalnya: stop watch yang tepat akan mempengaruhi hasil pengukuran waktu yang dilakukan.
5. Kondisi
yang sesuai
Hasil pengukuran
jauh dari kebenaran sering terjadi karena kondisi yang tidak sesuai. Misalnya
penggaris logam digunakan untuk mengukur panjang benda yang suhunya tinggi,
atau meteran kelos dengan kondisi yang sudah ditarik-tarik.
6. Pengulangan
pengukuran
Pengukuran
berulang-ulang cenderung mengarah pada suatu hasil tertentu yang mendekati
benar. Atau hasil tertentu dapat diperoleh dengan menghitung rata-rata hasil
pengukuran dengan menyingkirkan hasil pengukuran yang jauh menyimpang. Dapat
juga pengukuran yang dilakukan oleh sekelompok pengamat. Kecuali untuk
peristiwa yang tidak mungkin di ulang, contoh mengukur laju kendaraan yang
lewat atau air mengalir.
D.
Macam-Macam
pengukuran
1. Pengukuran
besaran panjang
Panjang satuan
SI-nya adalah meter (m). Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh
cahaya dalam vakum selama sekon. Besaran panjang dapat di ukur menggunaka,
mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup dan masing-masing mempunyai tingkat
ketelitian yang berbeda.
a. Pengukuran
panjang dengan mistar
Mistar adalah
alat ukur yang sering dipakai oleh siswa. Selain juga sebagai alat ukur
panjang, mistar juga sering difungsikan sebagai penggaris. Mistar mempunyai
daya ukur yang bervariasi dari 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm sampai 100 cm.
Penggaris juga berbagai macam jenisnya, seperti penggaris berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu,
dan penggaris berbentuk pita (meteran pita).
Mistar mempunyai
batas ukur sampai 1 meter, dengan ketelitian 0,1 mm atau 1 cm. Dalam membaca
skala mistar posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala. Hal ini
untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat kemiringan dalam
melihat atau disebut dengan kesalahan paralak.
Cara mengukur benda menggunakan mistar seperti
pada gambar di bawah ini,
Meletakkan ujung
benda yang akan diukur tepat di garis angka nol, kemudian baca skala pada
mistar. Pada mistar tersebut ditunjukkan bahwa panjang benda adalah 2,5 cm +
0,5 mm = 2,5 cm+ 0,05cm =2,55 cn.
b. Pengukuran
Panjang dengan Jangka sorong
Jangka sorong
adalah suatu alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur samapai 10 cm dengan
ketelitian hingga 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur diameter dalam atau diameter luar sebuah pipa, kedalaman benda
(botol,tabung).
Bagian-bagian
penting dari jangka sorong yaitu:
·
Rahang tetap
dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
·
Rahang geser
yang dilengkapi skala utama dan skala nonius atau vernier mempunyai selisih 1
mm.
Cara menggunakan jangka sorong sebagai berikut:
1.
Melihat angka pada skala diam tepat
di angka nol skala bergerak (misal angka X).
2.
Carilah angka pada skala bergerak yang
berhimpit dengan garis skala diam (misal angka Y)
3.
Jumlahkan X+(0,01xY)
c. Pengukuran
Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah suatu alat ukur
panjang dengan ketelitian hingga 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur panjang atau tebal suatu benda yang sangat tipis,
misalnya tebal plastik (sampul buku). Jangka sorong mempunyai dua skala yaitu
skala tetap dan skala putar.
Cara menggunakan mikrometer sekrup:
a. Sebelum
digunakan, pastikan pengunci dalam keadaan terbuka untuk mempermudah memutar
skala putar.
b. Membuka
rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke
rahang.
c. Meletakkan
benda yang diukur ketebalannya pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
d. Putarlah
pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi ‘klik’.
Contoh pembacaan skala pada mikrometer
sekrup:
2. Pengukuran
Besaran Massa
Massa adalah
banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Massa satuan SI-nya adalah
kilogram (kg). Massa suatu benda selalu tetap, tidak peduli dimana benda itu berada. Massa berbeda dengan
berat , Berat adalah besaran gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi
pada benda tersebut. Berat satuan SI-nya adalah Newton (N).
Alat ukur untuk
mengukur massa suatu benda adalah neraca.
a. Neraca
pasar atau timbangan
Neraca pasar
yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar tradisional. Bentuknya seperti pada gambar
dibawah ini,
Cara pemakaian neraca pasar atau timbangan yaitu
dengan meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip
baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar diletekkan bandul neraca yang
mirip seimbang dengan bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil
pengukuran dapat diketahui.
b. Neraca Dua Lengan
Neraca dua lengan adalah neraca
yang biasanya terdapat di laboratium. Dan bentuknya seperti pada gambar di
bawah ini,
Cara pemakaian
neraca dua lengan hampir sama dengan
cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca
pasar dapat digantikan dengan barang lain.
c.
Neraca
Tiga Lengan
Neraca tiga lengan adalah neraca
yang juga biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di
bawah ini,
Cara pemakaian
neraca tiga lengan yaitu dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling
kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur pada
bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser
ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat
diketahui.
3. Pengukuran
Besaran Waktu
Pengukur waktu
adalah alat yang dapat menunjukkan waktu pada saat itu dan alat yang dapat
menunjukkan lamanya sebuah proses berlangsung. Waktu satuan SI-nya adalah
sekon. Alat ukur waktu yang sering digunakan antara lain jam dan stop Watch
yaitu untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.
4. Pengukuran
Besaran Volume
Volume satuan
SI-nya adalah meter kubik (m3). Pengukuran volum dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung.
a. Pengukuran
secara langsung
Pengukuran
secara langsung yaitu dengan menggunakan alat dan nilai besaran yang diukur
dapat ditentukan dengan cara membaca skala pengukuran yang ditunjukkan alat
ukur tersebut.
Contoh
pengukuran secara langsung, yaitu pengukuran sebuah volum balok secara langsung
dengan menggunakan gelas ukur. Dengan cara sebagai berikut mula-mula isi gelas
ukur dengan air dengan volume tertentu, misalnya 250 cm3, kemudian
masukkan benda balok ke dalam gelas ukur tersebut, lalu mengamati air dalam
gelas ukur, ternyata tinggi air dalam gelas ukur berubah naik, dibandingkan
dengan sebelumnya. Misalkan volume air dalam gelas ukur berubah menjadi 400 cm3.
Karena balok mendesak air sebesar volume balok tersebut. Jadi , besar volume
(air dan balok) adalah 400 cm3.
Oleh karena itu, besar volume benda balok adalah 400 cm3 – 250 cm3
= 150 cm3 (1 cm3=1 ml). Jadi, volume benda balok adalah
150 cm3 atau 150 ml.
b. Pengukuran
secara tidak langsung
Pengukuran
secara tidak langsung yaitu dengan pengukuran yang hasilnya didapatkan dari
hasil perhitungan nilai besaran yang di ukur secara langsung.
Contoh
pengukuran secara tidak langsung yaitu pengukuran volum balok dengan mengukur secara langsung. Volum benda
berbentuk balok dapat dihitung dengan rumus:
V = p x l x t
Keterangan:
V= volume balok, satuan m3
p = panjang balok, satuan m
l = lebar balok, satuan m
t = tinggi balok, satuan m
BAB
III
ANALISIS
1.
Analisis
Materi Dalam Proses Pembelajaran
Pada
makalah ini tentang pengukuran, menurut kami
materi pembelajaran fisika tentang pengukuran di dalam kelas sebaiknya
adalah,
Pertama, menggunakan metode ceramah, dimana
seorang guru menyampaikan materi tentang
pengukuran kepada siswa disertai alat-alat peraga tentang pengukuran, dan dalam
proses penyampaian materi guru memperlihatkan cara kerja alat peraga yang
digunakan dengan membimbing dan melibatkan murid-muridnya dalam mengambil data
dan dikaitkan dengan penerapan pengukuran dalam
kehidupan sehari-hari, kemudian guru memberi soal agar siswa ikut
berfikir untuk memberikan contoh tentang pengukuran yang sering dilakukan dalam
kegiatan sehari-harinya yang dapat membantu siswa lebih mudah mengerti materi
yang disampaikan. Di dalam kelas selama guru menyampaikan materi bisa
memberikan selingan berupa sebuah permainan yang berkaitan dengan materi
pengukuran untuk menghindari kejenuhan di dalam kelas dan tetap fokus pada
materi yang di sampaikan guru.
Kedua,
menggunakan metode eksperimen, dimana setelah guru menyampaikan materi dengan
metode ceramah, siswa telah mengerti konsep tentang pengukuran sebagai dasar
untuk bereksperimen agar siswa lebih paham dengan ikut melakukan percobaan atau
mempraktikkan sendiri. Sebelum praktikum dilakukan, seorang guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan
membagi beberapa macam-macam pengukuran dalam tiap kelompok. Setelah kelompok
terbagi semua dengan masing-masing judul yang akan dipraktikkan, siswa di suruh
berkelompok dengan kelompoknya, setelah itu guru memberi penjelasan tentang
metode praktikum dan hal-hal yang akan
di butuhkan dalam mempersiapkan praktikum. Tiap kelompok di suruh berdiskusi
tentang materi yang akan dipraktikkan dan membagi anggotanya untuk membawa
perlengkapan praktikum. Di dalam praktikum guru membimbing bagaimana cara-cara
melakukam praktikumnya. Setelah praktikum selesai tiap kelompok disuruh membuat
laporan sementara hasil praktikum dan disuruh mengumpulkannya. Untuk pertemuan
berikutnya siswa disuruh membuat laporan praktikum resmi. Kemudian tiap
kelompok mempresentasikan kedepan dengan melibatkan semua siswa untuk
berdiskusi kelas. Selama diskusi kelas guru menilai tiap kelompok. Bagi
kelompok yang paling aktif dan terbaik dalam mempresentasikan hasil
praktikumnya guru bisa memberikan sebuah hadiah, agar siswa lebih semangat
dalam belajar.
2.
Analisis
Materi pada Masalah pengukuran berbagai volume benda
Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan
suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang di gunakan sebagai
satuannya. Misalnya kami mengukur balok dengan sebuah alat ukur panjang yang berupa mistar, artinya kami
membandingkan panjang balok tersebut dengan satuan panjang yang ada di
mistar cm atau mm, sehingga kita
memperoleh hasil pengukuran.
Fisika merupakan ilmu yang memahami segala sesuatu
tentang gejala alam melalui pengamatan
atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara nyata melalui panca indra. Oleh karena itu, pengukuran
merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Dimana di dalam fisika
sering dituntut batas ketelitian alat ukur yang sangat tinggi. Sehingga
pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian
tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Untuk itu cara pengukuran yang
benar sangat berkaitan dengan alat ukur yang sesuai dengan besaran yang akan di
ukur. Selain itu juga berkaitan dengan cara membaca skala dengan tepat. Alat
ukur yang digunakan harus dalam keadaan baik dan tepat.
Ada
3 hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran yaitu masalah
ketelitian, masalah ketepatan dan masalah kepekaan. Ketelitian menyatakan
kepastian hasil pengukuran,sedangkan ketepatan menunjukkan seberapa tepat hasil
pengukuran mendekati hasil sebenarnya. Dan kepekaan adalah ukuran minimal yang
masih dapat dikenal oleh alat ukur.
Ketelitian bergantung pada alat yang digunakan pada
saat melakukan pengukuran. Umumnya, semakin kecil pembagian skala semakin
teliti hasil pengukuran alat tersebut.
Mistar
umumnya memiliki skala terkecil 1 mm, sedangkan jangka sorong
mencapai 0,1mm, atau 0,05 mm, maka pengukuran menggunakan jangka sorong akan
menghasilkan hasil yang lebih teliti dibanding mistar, meskipun memungkinkan
untuk mengupayakan ketelitian pengukuran
dengan memilih alat ukur tertentu,tetapi tidak mungkin menghasilkan pengukuran
yang tepat secara mutlak.
Ketepatan pengukuran
harus dicek dengan cara membandingkan terhadap nilai standar yang ditetapkan. ketepatan
alat ukur juga harus dicek secara periodik dengan 2 metode. Pertama, apakah alat
ukur sudah menunjuk nol sebelum digunakan? Kedua, apakah alat ukur
memberikan pembacaan ukuran yang benar ketika digunakan untuk mengukur sesuatu
yang standar?
Dalam pembelajaran
dengan materi pengukuran ini kami mencoba membandingkan berbagai volume benda
dengan pengukuran langsung dan tidak langsung.
1. Pengukuran
Secara langsung yaitu kami membandingkan volume balok dengan volume kelereng
dengan menggunakan gelas ukur.
a. Pengukuran
langsung volume balok
Dimana, mula-mula kita mengisi gelas
ukur dengan air dengan volume tertentu, akan di dapat hasil misalnya (X cm3),
kemudian masukkan balok ke dalam gelas ukur tersebut. Lalu mengamati air dalam
gelas ukur, ternyata tinggi air dalam gelas ukur berubah naik, dibandingkan
dengan sebelumnya. Misalkan volume air dalam gelas ukur berubah menjadi (Y cm3).
Karena balok mendesak air sebesar volume balok tersebut. Jadi , besar volume
(air dan balok) adalah (Y cm3).
Oleh karena itu, besar volume benda balok adalah( Y cm3 –X cm3)=
Z cm3 (1 cm3=1 ml). Sehingga didapatkan volume balok
tersebut.
b. Pengukuran
langsung volume kelereng
Dimana, cara untuk mendapatkan volume
kelereng sama seperti pengukuran volum balok hanya saja benda yang akan di ukur
di ganti menggunakan kelereng.
2. Pengukuran
secara tidak langsung yaitu kami membandingkan volume balok dengan volume
kelereng.
a. Pengukuran
secara tidak langsung volume balok
Dimana untuk mengukur volume
balok dapat di hitung dengan rumus:
V= p x l xt
keterangan:
V= volume balok,
satuan m3
p = panjang
balok, satuan m
l = lebar balok, satuan m
t = tinggi
balok, satuan m
Untuk mengukur
suatu volume balok, pertama kita mengukur masing-masing ketiga sisi balok
tersebut, pengukuran tersebut dapat digunakan alat ukur besaran panjang berupa
mistar dengan batas ketelitian 1mm atau 0,1cm. Setelah di ketehui hasilnya kita
mengukur volume balok tersebut dengan rumus volume balok yang telah dijelaskan
sebelumya. Sehingga kita akan mendapatkan volume balok tersebut.
b. Pengukuran
secara tidak langsung volume kelereng
Dimana untuk mengukur volume
kelereng dapat di hitung dengan rumus:
V= 4/3πr2
Keterangam:
V = volume balok, satuan m3
π = 22/7 atau 3,14
r = jari-jari kelereng, satuan cm
Untuk mengukur suatu volume
kelereng, yaitu dapat kita gunakan alat ukur panjang berupa jangka sorong
dengan batas ketelitian 0,1mm atau 0,01 cm atau mikrometer sekrup 0,01 mm atau 0,001 cm.
Setelah di ketahui hasilnya kita mengukur volume kelereng tersebut dengan rumus
volume kelereng diatas. Sehingga kita akan mendapatkan volume kelereng tersebut
Dari kedua
pengukuran di atas antara pengukuran langsung dengan tidak langsung ternyata
kedua cara pengukuran tersebut menghasilkan hasil yang berbeda. Perbedaan ke-dua
cara pengukuran itu dinamakan ketidakpastian dalam pengukuran ,artinya tidak
ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama.
Ada
tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran:
1. Ketidakpastian
sistematik
Ketidakpastiaan
ini bersumber dari alat ukur yang digunakan. Bila sumber ketidakpastian adalah
alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan menghasilkan
ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
a).ketidakpastian
alat
ketidakpastian
alat ini muncul akibat adanya skala penunjukan angka pada alat tidak tepat
sehingga pembacaan skala tidak sesuai
dengan yang sebenarnya.
b).kesalahan nol
ketidaktepatan
penggunaan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal
ini sering terjadi,tetapi juga sering terabaikan. Sebagian besar alat
umumnya tepat pada skala nol ,maka untuk
mengatasinya harus diperhitungkan
selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
c).waktu respon
yang tidak tepat
ketidakpastian
ini muncul akibat dari waktu pengukuran(pengambilan data) tidak .
d). Kondisi yang
tidak sesuai
ketidakpastian
pengukuran in muncul karena kondisi dipengaruhi oleh kejadian yang hendak
diukur.
2. Ketidakpastian
random(acak)
Ketidakpastian
random umumnya bersumber dari gejala
yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak bisa diatasi secara
tuntas gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak
sehingga pengaturan dna pengontrolannya diluar kemampuan kita.
3. Ketidakpastian
pengamat
Ketidakpastian
pengamat bersumber dari ketidaktrampilannya pengamat saat melakukan pengukuran
.
Bila
yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin
besar untuk melakukan kesalahan ketidakpastian pengukuran tersebut.
Besarnya ketidakpastian
berpotensi menghasilkan produk yang
tidak berkualitas, sehingga harus selalau diusahakan untuk memperkecil nilainya.
Daintaranya, menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan
pengukuran.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengukuran
dapat kita artikan mengukur. Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Satuan adalah suatu pembanding
di dalam pengukuran. Pengukuran volume ada 2 cara yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung.
Pengukuran
secara langsung adalah pengukuran dengan menggunakan alat dan nilai besaran
yang diukur dapat ditentukan dengan cara membaca skala pengukuran yang
ditunjukkan alat ukur tersebut. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung
adalah pengukuran yang hasilnya didapatkan dari hasil perhitungan nilai besaran
yang di ukur secara langsung.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa dari kedua pengukuran di atas antara pengukuran
langsung dengan tidak langsung ternyata kedua cara pengukuran tersebut
menghasilkan hasil yang berbeda. Perbedaan ke-dua cara pengukuran itu dinamakan
ketidakpastian dalam pengukuran ,artinya tidak ada jaminan bahwa pengukuran
ulang akan memberikan hasil yang tepat sama.
B.
saran
1. Di
dalam sebuah pengukuran sebaiknya kita harus hati-hati agar mendapatkan
pengukuran yang tepat.
2. Sebaiknya
pengukuran benda disesuaikan dengan alat ukurnya agar mendapatkan hasil
pengukuran yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar