INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Minggu, 27 Oktober 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah
:
MTs. Al-Futhuhiyyah
Mata Pelajaran
:
IPA / Fisika
Kelas / Semester
:
VII ( Tujuh ) / Ganjil
Alokasi Waktu
:
1 x 20 menit

I.          Standar Kompetensi
1.        Memahami tata surya dan anggota-anggota penyusun tata surya
II.          Kompetensi Dasar
1.1    Mendiskripsikan tata surya dan proses pembentukan tata surya.
III.          Indikator
a.         Mendiskripsikan pengertian tata surya.
b.        Mengetahui teori-teori pembentukan tata surya.
IV.          Tujuan Pembelajaran
a.         Siswa dapat menjelaskan pengertian tata surya.
b.        Siswa dapat menjelaskan teori-teori pembentukan tata surya.
V.          Karakter Siswa yang Diharapkan
a.         Rasa ingin tahu, artinya siswa diharapkan mempunyai rasa keingintahuan setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengamati video yang ditampilkan guru.
b.        Tanggung jawab, artinya siswa diharapkan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru.
c.         Rasa hormat, artinya siswa diharapkan dapat menghormati pendapat kelompok lain.
d.        Kerjasama, artinya siswa diharapkan dapat saling membagi tugas antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
VI.          Materi Pembelajaran
Tata surya adalah suatu kelompok benda langit, yaitu matahari dan planet-planet yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus beserta 165 buah satelit planet yang sudah diketahui sampai sekarang, serta objek-objek tata surya lainnya, seperti asteroid, meteorit, planet katai dan komet yang bergerak mengikuti dinamika Newton.

Pembentukan Tata Surya
       Pertanyaan manusia mengenai asal usul benda langit yang bergerak teratur di langit memunculkan beberapa teori pembentukan tata surya, antara lain
a.         Teori Kabut atau Teori Nebula oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan Pierre Simon de Laplace (1749-1827)
Mereka menyatakan tata surya berasal dari sebuah awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat gaya gravitasi. Saat mengerut, kecepatan rotasinya semakin bertambah sehingga bentuknya yang seperti bola berubah manjadi piringan yang terus berputar. Karena terus berputar, ada bagian-bagian piringan ini yang terlempar keluar, memadat, lalu menjadi planet-planet dan satelitnya.
b.        Teori Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956. Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut, dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
c.         Teori Big Bang
Big Bang (Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
d.        Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain (1843-1928) dan Forest R. Moulton (1872-1928), keduanya berasal dari Amerika. Menurut Hipotesis planetisimal(berarti planet kecil) matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, ada bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari masa matahari itu tertarik ke arah bntang. Menurut Moulton dan Chamberlin. pada waktu bintang menjauh, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet dan beredar pada orbitnya.
e.         Teori Komet Buffon
Tahun 1745, George comte Buffon dari Prancis mengenalkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda-beda. kelemahannya Buffon tidak bisa menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsi bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataannya.
f.         Teori Awan Debu
Pada tahun 1940, seorang ahli astronomi Jerman, Carl Von Weizsaeker mengembangkan suatu teori awan debu (The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh ahli astronomi lain, yaitu Gerard P. Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar, dan lain-lain. Pada dasarnya terori ini mengemukakan, bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dewasa ini alam semesta bertebaran pebggumpalan awan seperti itu. Lebih dari lima ribu juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertyarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan bola yang mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih membentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya, partikel-partikel dibagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulakan panas dan menadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjdai matahari. Bagian yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini berpilin pula. Bagian inilah kemudian membeku dan menjadi planet-planet-planet serta satelit satelitnya.
Miskonsepsi
Sebagian besar siswa menganggap bahwa alam semesta kita (tata surya) ini statis.
VII.          Model dan Metode Pembelajaran
A.      Model
§   Direct Learning (DL), adalah metode dimana guru menyampaikan materi pelajaran secara sistematis. Metode ini lebih dekat kepada metode ceramah.

§   Cooperative Learning, adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.

B.       Metode
1.         Ceramah, guru memberi penjelasan mengenai materi pembelajaran.
2.         Demonstrasi, guru menampilkan video tentang materi pembelajaran.
3.         Penugasan, guru memberikan tugas kepada siswa setelah memberi penjelasan materi.
VIII.          Kegiatan Pembelajaran
A.  Kegiatan Pendahuluan (3 menit)
Ø Apersepsi : siswa menjawab pertanyaan guru mengenai pengetahuan proses pembentukan tata surya.
Ø Motivasi : siswa memperoleh informasi tentang tujuan dari kegiatan pembelajaran materi ini dengan mendengarkan cerita tentang banyaknya ilmuwan yang mencari kebenaran tentang pembentukan tata surya.
Ø Prasyarat pengetahuan : siswa telah mengetahui definisi tata surya.


B.  Kegiatan Inti (14 menit)
Ø Eksplorasi
§  Guru menyajikan materi pelajaran tentang teori pembentukan tata surya.
Ø Elaborasi
§  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
§  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menganalisis video tentang teori big bang yang akan ditampilkan
§  Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dilakukan
Ø Konfirmasi
§  Guru menanyakan pada siswa tentang materi yang telah disampaikan mengenai hal – hal yang belum dipahami oleh siswa
C.  Kegiatan Akhir (3 menit)
Ø Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang teori pembentukan tata surya.
Ø Guru memberikan tugas rumah berupa pertanyaan-pertanyaan.
IX.          Media dan Sumber Pembelajaran
A.  Media
Audio Visual
B.  Sumber
Buku “Pembelajaran IPA MI Edisi Pertama” karya Agus Sugianto, dkk.
X.          Penilaian
a.    Prosedur                        : Tes
b.    Bentuk               : Tes tertulis
c.    Jenis                   : Isian
d.   Instrumen Soal
Isilah titik – titik dibawah ini dengan tepat!
1.    Jelaskan pengertian tata surya?
2.    Sebut dan jelaskan secara singkat teori-teori pembentukan tata surya, 3 saja!
Kunci Jawaban :
1.    Tata surya adalah kumpulan benda langit yang berputar mengelilingi matahari.
2.    Teori-teori pembentukan tata surya antara lain :
a.    Teori Kabut atau Teori Nebula
Menyatakan tata surya berasal dari sebuah awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat gaya gravitasi. Saat mengerut, kecepatan rotasinya semakin bertambah sehingga bentuknya yang seperti bola berubah manjadi piringan yang terus berputar. Karena terus berputar, ada bagian-bagian piringan ini yang terlempar keluar, memadat, lalu menjadi planet-planet dan satelitnya.
b.   Teori Bintang Kembar
Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan, dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
c.    Teori Big Bang
Teori ini menjelaskan bahwa pada awalnya Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.



Mengetahui,

Wonosobo, 18 Desember 2012
Kepala Sekolah



Abdullah Mubarok, Lc.

Guru Mapel



Esti Resmiati, S. Pd.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar