INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Kamis, 18 Agustus 2011

Kenapa kukatakan Cinta ini Cinta Yang Sederhana

affannur jentrek rojoimo

Cinta adalah memberikan tanpa syarat rasa kasih dan sayang kepada sesuatu, bagai air mengalir memberikan kesejukan dan manfa'at dengan keikhlasan yang menjadikannya sederhana.
Harapan adalah keinginan mendapatkan atau terjadinya sesuatu untuk dimiliki atau dikabulkan yang bisa menjadi keEgoan hati jika tanpa dibarengi dengan keikhlasan dari hasilnya.
Ketika Cinta dan Harapan menjadi satu kesatuan maka cinta itu akan menjadi rumit, menjadi hilang rasa ikhlas dalam hati, karena apa yang diberikan harus mendapatkan atau menguasai sesuatu dari kasih yang diberikan.
Maka biarkan Cinta dan Harapan berdiri sendiri-sendiri agar semua cukup sederhana, tanpa beban karena hanya ikhlas mengharapkan keridhoan dari Allah semata. 
Sungguh bagai cinta syaidina Ali dan Fatimah, keikhlasan jadi kemuliaan,
menepiskan dongeng Romeo dan Juliet, karena semu belaka.
Semangat berikhtiar harus berkobar dan biarkan Allah yang mengatur takdir.2x kita.
Biarkan keikhlasan menjadikan semua Indah tanpa beban bagai taman tulip dgn kesegarannya.
W@Y 12 September 2010

CIRI ORANG YANG BERSIH HATINYA

  • Muraqabatullah, merasa dekat dengan Allah.
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
( QS Az-Zumar 003 )
  • Mau menerima masukan, mudah disentuh oleh nasihat.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." 
( QS Al-Anfal 8:2 )
  • "wa 'ala rabbihim yatawakkalun" / hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
وَقَالَ مُوسَى يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
           Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri."  
( QS Yunus 84 )
  • Bisa mengendalikan diri. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Contoh: jika sedang marah maka diam, jika tetap marah maka wudhu dan jika tetap marah maka shalat.
وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. 
( QS Hud 115 )
  • Al-afina / memaafkan kesalahan orang lain, membalas keburukan dengan kebaikan, apalagi dengan kebaikan akan dibalas dengan yang lebih baik. Tanpa harus menunggu  orang yang berbuat salah meminta ma'af.
  • إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
    Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Kuasa.
    ( QS Anisaa 149 ) 
  • Sensitif terhadap dosa. Cepat istighfar. 
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. 
( QS Ali Imran : 135 )

  • Suka berlomba-lomba dalam kebaikan/kebajikan.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berloma-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
( Al-Baqarah 148 )



Kenapa kukatakan Cinta ini Cinta Yang Sederhana

Cinta adalah memberikan tanpa syarat rasa kasih dan sayang kepada sesuatu, bagai air mengalir memberikan kesejukan dan manfa'at dengan keikhlasan yang menjadikannya sederhana.
Harapan adalah keinginan mendapatkan atau terjadinya sesuatu untuk dimiliki atau dikabulkan yang bisa menjadi keEgoan hati jika tanpa dibarengi dengan keikhlasan dari hasilnya.
Ketika Cinta dan Harapan menjadi satu kesatuan maka cinta itu akan menjadi rumit, menjadi hilang rasa ikhlas dalam hati, karena apa yang diberikan harus mendapatkan atau menguasai sesuatu dari kasih yang diberikan.
Maka biarkan Cinta dan Harapan berdiri sendiri-sendiri agar semua cukup sederhana, tanpa beban karena hanya ikhlas mengharapkan keridhoan dari Allah semata. 
Sungguh bagai cinta syaidina Ali dan Fatimah, keikhlasan jadi kemuliaan,
menepiskan dongeng Romeo dan Juliet, karena semu belaka.
Semangat berikhtiar harus berkobar dan biarkan Allah yang mengatur takdir.2x kita.
Biarkan keikhlasan menjadikan semua Indah tanpa beban bagai taman tulip dgn kesegarannya.
W@Y 12 September 2010

CIRI ORANG YANG BERSIH HATINYA

  • Muraqabatullah, merasa dekat dengan Allah.
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
( QS Az-Zumar 003 )

  • Mau menerima masukan, mudah disentuh oleh nasihat.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." 
( QS Al-Anfal 8:2 )

  • "wa 'ala rabbihim yatawakkalun" / hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
وَقَالَ مُوسَى يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
           Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri."  
( QS Yunus 84 )

  • Bisa mengendalikan diri. Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Contoh: jika sedang marah maka diam, jika tetap marah maka wudhu dan jika tetap marah maka shalat.
وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. 
( QS Hud 115 )

  • Al-afina / memaafkan kesalahan orang lain, membalas keburukan dengan kebaikan, apalagi dengan kebaikan akan dibalas dengan yang lebih baik. Tanpa harus menunggu  orang yang berbuat salah meminta ma'af.
  • إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
    Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Kuasa.
    ( QS Anisaa 149 ) 
  • Sensitif terhadap dosa. Cepat istighfar. 
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. 
( QS Ali Imran : 135 )



  • Suka berlomba-lomba dalam kebaikan/kebajikan.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berloma-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
( Al-Baqarah 148 )



*jika ada yang salah atau kurang tepat mohon dikoreksi

Senin, 15 Agustus 2011

RAhasia BUlan Ramadhan

oleh  : affannur
إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah..
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw." (QS. Al-Ahzab : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Sebagaimana kita maklumi bahwa kebersihan hati dan kesucian jiwa adalah modal utama untuk mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah Ta`ala baik di dunia maupun di akhirat kelak. Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا [الشمس/9]
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu."
Sebaliknya ketika hati dikuasai oleh hawa nafsu duniawi dan syahwat hewani maka hati itu akan menjadi sakit, kotor, keras, keruh dan bahkan bisa mati. Dengan demikian perlahan tapi pasti ia akan menjerumuskan pemiliknya ke kubangan kehinaan dan kerendahan serta membelokkannya dari tujuan hidup yang benar sehingga terperosok ke dalam jurang kerugian dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman :
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا [الشمس/10]
"Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."
Ramadhan adalah bulan dimana Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya melakukan ibadah shaum (memenej syahwat) sebagai sarana melatih diri mengendalikan syahwat baik perut atau kemaluan, ketenaran, kebanggaan pada pangkat, jabatan dan fasilitas duniawi lainnya dan berbagai syahwat lainnya. Ibadah Ramadhan juga bertujuan untuk membersihkan hati dan jiwa serta untuk mengantarkan seorang hamba ke puncak kemuliaan disisi Allah yaitu pribadi yang bertaqwa yang dekat dengan Allah, di manapun ia berada dan apapun profesinya. Allah Ta`ala berfirman ;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون [البقرة/183]
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."
Umat Islam khususnya di zaman Rasulullah dan sampai sekitar 13 abad setelahnya sangat memahami esensi bulan Ramadhan. Di antaranya sebagai media pendidikan jihad melawan syahwat duniawi dan sekaligus jihad fi sabilillah. Sebab itu, sepanjang sejarah umat yang sudah lebih 14 abad ini, banyak peristiwa kemenangan kaum Muslimin dalam menghadapi musuh-musuh mereka yang terjadi pada bulan yang mulia ini yakni bulan Ramadhan, di antaranya adalah :
1. Perang Badar Kubra yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 hijrah. Perang ini dianggap sebagai perang terbesar dan kemenangan terbesar yang diraih kaum Muslimin sejak kemenangan tentara Thalut atas tentara kafirin Jalut beberapa abad sebelumnya. Menariknya, menurut sebuah riwayat, jumlah personil tentara Thalut sama dengan mujahidin yang terjun dalam peristiwa perang Badar Kubra yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam, yakni sekitar 315 personil Mujahidin.
Allah mengabadikan peristiwa kemenangan bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh kaum Muslimin sepanjang masa ini dalam ayat-ayat suci alqur`an. Di antaranya :
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آَمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [الأنفال/41]
"Dan ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan binussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Yang dimaksud dengan hari Furqaan ialah hari pemisah antara kubu iman dan kubu kekufuran dan sekaligus benturan antara kubu keimanan dan kubu kekufuran. Dalam peristiwa besar tersebut Allah membuktikan kekuasaan-Nya dengan memenangkan pasukan Islam dan mengalahkan orang kafir. Pada hari itu Allah menegaskan bahwa antara al-haq dengan al-bathil tidak akan bercampur lagi untuk selama-lamanya. Jika kubu kekufuran masih tetap saja melakukan kezaliman di muka bumi, khususnya terhadap kaum Muslimin, maka pertemuan di medan tempur sulit untuk dihindarkan. Hari Furqan adalah hari dimana Allah menegaskan bahwa al-haq itu pasti menang atas al-bathil selama kubu al-haq itu beriman kepada-Nya dengan benar.
Hari Furqan itu terjadi di wilayah Badar pada hari Jum'at 17 Ramadhan tahun ke 2 hijrah. Sebagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Qur’anul Kariem pada malam 17 Ramadhan saat Rasul Saw berada di gua Hira’ sekitar 15 tahun sebelumnya. Sebab itu, kemenangan kaum Muslimin pada perang badar Kubra disebut sebagai awal kemenangan ideology Islam atas ideology kekufuran dan kemusyrikan dalam sejarah Islam.
2. Fathu Makkah yang terjadi pada tahun ke 8 hijrah. Fathu Makkah merupakan sebuah kemenangan besar ajaran tauhid dengan semua sistem syari’atnya atas ideology, keyakinan dan sistem hidup jahiliyah yang dipenuhi kekufuran, kemusyrikan dan kezaliman. Indikator kongkritnya adalah masuknya manusia dengan berbondong-bondong ke dalam Islam. Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa Fathu Makkah adalah bukti tegaknya syariat Allah di muka bumi. Tidak ada lagi syari’at lain di negeri-negeri Islam dan masyarakat Islam selain syari’at Rabbul ‘Alamin. Semua sistem jahiliyah baik yang diciptakan sendiri maupun peninggalan nenek moyang hancur berkeping-keping di hadapan syari’at Allah, Tuhan Pencipta alam semesta. Inilah kemenangan total dakwah Islam yang sebenarnya. Kemenangan dakwah Islam yang tidak seperti kemenangan pada Fathu Makkah adalah kemenangan semu, juz-iyyah (parsial) dan bahkan bisa juga kemenangan tipu-tipuan.
Allah mencatatkan peristiwa ini dalam kitab-Nya yang abadi ketika Dia berfirman :
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3 [النصر/1-3]
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat."
Dalam surah An-Nashr ini, Allah menjelaskan kemenangan da`wah Islam dengan indikasi yang sangat jelas yaitu masuk Islamnya manusia dengan berduyun-duyun dan diterimanya ajaran Islam sebagai manhajul hayah atau the way of life. Atau dengan kata lain, kemenangan Islam itu ditandai oleh tegaknya aturan dan syari’at Allah di muka bumi yang dihuni kaum Muslimin. Sedangkan pemimpinnya adalah orang yang paling tinggi taqwanya pada Allah. Bukanlah bisa disebut kemenangan dakwah Islam kalau tidak atau belum mengindikasikan hal-hal di atas. Karena, kemenangan itu bukanlah ketika orang beramai-ramai makin jauh dari nilai-nilai Islam, malu menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan perjuangan dan malu meninggikan syiar dan ajaran Allah Ta`ala. Orang-orang seperti ini bukanlah orang yang sedang memperjuangkan Islam dan dakwah Islam, melainkan berjuang untuk kepentingan duniawi dengan berbalutkan Islam dan dakwah Islam.
3. Ma`rakah [perang] Ain Jalut yang terjadi pada tanggal 24 bulan Ramadhan tahun 658 hijrah.
Pada peperangan ini kaum Muslimin di bawah pimpinan seorang amir /pemimpin yang shalih; Al-Muzhaffar Qutz berhasil menghancurkan pasukan Tartar di sebuah lembah di Negri Palestina yang dikenal dengan nama Ain Jalut..
Ada peristiwa yang sangat menarik dari Ma`rakah [perang] Ain Jalut yang dicatat oleh sejarah dengan tinta emas. Pada saat Al-Muzhaffar Qutz melihat moral tentara kaum Muslimin menurun akibat pukulan dan serangan yang luar biasa dari pasukan Tartar yang dikenal sangat tangguh dan ganas itu, Al-Muzhaffar Qutz dengan cerdas menciptakan yel-yel atau syi’ar yang akan mengingatkan para prajuritnya bahwa mereka bukanlah sedang mengejar harta dan kedudukan, dan bukan pula sedang membela sejengkal tanah atas dasar nasionalisme. Akan tetapi, mereka sedang meperjuangkan Islam yang sudah diinjak-injak kesuciannya oleh pasukan Tartar sejak mereka memasuki kawasan Islam, khsusnya setelah mereka berhasil menaklukkan Baghdad sebagai ibu kota negera Islam. Lalu Al-Muzhafar memilih kata "wa Islamah" yang berarti “Duhai Islamku”
Sebagai pemimpin dan sekaligus panglima Mujahidin, Al-Muzhaffar Qutz bukan hanya mengeluarkan syi’ar dan yel-yel itu dari atas menara dan gedung tinggi dan membiarkan prajuritnya bertempur mati-matian atas dasar perintah dari al-qiyadah al-‘ulya (pemimpin tertinggi). Akan tetapi, ia maju ke baris terdepan setelah kuda yang Beliau tunggangi jatuh terkena anak panah musuh. Dengan keyakinan yang kuat pada Allah, Beliau berjalan sambil bertempur mengahadapi musuh yang ada di hadapnya satu persatu. Melihat sang pemimpin bertindak seperti itu para perajuritnya mengatakan : " janganlah anda membahayakan diri dengan berbuat seperti itu, kalau anda mati bagaimana dengan Islam? Ini kuda kami, silahkan anda tunggangi"
Mendengar tawaran yang logis itu, Al-Muzhaffar Qutz berkata :" Saya sedang mencium aroma syurga, mengapa harus saya berlambat-lambat menujunya? Islam itu memiliki Pelindung yang akan senantiasa menjaganya dan sungguh telah terbunuh si fulan dan sifulan..Telah meninggal Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Namun, Allah tetap menegakkan dan memelihara agama-Nya dengan orang lain sepeninggalan mereka".
Inilah keteladanan seorang pemimpin sejati dalam sejarah Islam. Tidak silau dengan berbagai fasilitas duniawi, kapanpun dan di manapun. Di bawah pemimpin seperti inilah prajurit kaum Muslimin mampu mengalahkan dan menghancurkan pasukan Tartar dalam Ma`rakah Ain Jalut yang sangat terkenal itu dan dikenang sepanjang sejarah umat Islam dan tercium harumnya semerbak sampai akhir zaman.
Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Semua kemenangan dan pertolongan Allah atas kaum Muslimin dalam sepanjang sejarah Islam yang lebih 14 abad itu tidaklah datang tanpa sebab dan tidak pula turun sim salabim. Harus ada upaya yang dilakukan dengan mewujudkan sebab-sebab diturunkannya pertolongan dan kemenangan tersebut. Sejarah Islam itu panjang, lebih dari 14 abad, bukan dari tahun 80-an... Sepanjang sejarah Islam kita menemukan sebab-sebab kemenangan dan pertolongan Allah itu datang. Di antaranya :
1. Kekuatan iman kepada Allah. Allah berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ [الحجرات/15]
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar."
Iman telah menciptakan banyak keajaiban. Para Shahabat Rasulullah saw memenuhi hati mereka dengan iman dan merasakan betul lezatnya keimanan itu. Dengan kekuatan iman kepada Allah Rabbul `Alamin jalan ladang da`wah yang terjal terasa menjadi mulus dan yang sulit terasa mudah. Karena iman dan pengenalannya yang benar tehadap Penciptanya maka seorang Mu`min tidak mengenal putus asa. Dengan iman ia tidak pernah dilemahkan oleh gelombang fitnah dunia, harta dan jabatan. Dengan iman ia tegar laksana batu karang. Itulah yang sudah ditunjukkan oleh para Shahabat yang mulia Bilal bin Rabah, Khabbab bin Arts, keluarga Yasir, Khubaib bin Adi dan banyak lagi Shahabat yang lain Ridhwanullahi `alaihim.
Karena keimanan itulah Allah menurunkan banyak pertolongan dan kemenangan kepada mereka atas musuh-musuh mereka sebagaimana Allah berjanji dalam kitab-Nya yang mulia :
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ [غافر/51]
"Sesungguhnya Kami pasti menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)."
Karena itu sudah sepatutnya kita mengharap petunjuk Allah, beriman kepadaNya dengan keimanan yang benar sehingga kita bisa merasakan kenikmatannya yang akan mengangkat kita ke maqam yang tinggi dan mulia..
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ [آل عمران/139]
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Benarlah Rasulullah saw saat Beliau bersabda : "Ada 3 hal yang apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; jika Allah dan RasulNya lebih dicintai dari pada yang lain, jika ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah dan ia membenci kekufuran sebagaimana ia benci jika dilemparkan kedalam api"
2. Adanya keteladanan yang baik [qudwah hasanah] dari seorang pemimpin
Allah Ta`ala telah menjadikan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam sebagai pemimpin umat manusia, memerintahkan Beliau untuk menjadi teladan bagi mereka dalam semua segi kehidupan. Sebab itu, Allah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk meneladani Beliau.
Kemenangan dan kejayaan yang diperoleh kaum Muslimin sepanjang sejarahnya sangat ditentukan oleh keteladanan yang diperlihatkan oleh para pemimpin mereka, baik keteladanan dalam ibadah, keteladanan dalam akhlaq dan prilaku, keteladanan dalam zuhud dan wara` terhadap dunia, keteladaan dalam jihad dan pengorbanan, keteladanan dalam memegang teguh prinsip, keteladanan dalam sifat sabar dan pemaaf dan keteladanan dalam bentuk yang lain.
Inilah yang diperlihatkan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhum sepeninggalan Rasul saw. Keteladanan itu pula kemudian yang diperlihatkan oleh Umar bin Abdil Aziz, Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-Muzhaffar Qutz, Muhammad Al-Fatih. Demikian pula yang diperlihatkan oleh para pemimpin di masa kini seperti Imam Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Mustafa As-Siba`i, Syaikh Abdullah `Azzam, Syekh Ahmad Yasin dan tokoh-tokoh lain yang menjadi teladan kebanggaan umat dan pemuda Islam saat ini. Dengan keteladanan itulah umat bangkit, panji-panji Islam menjulang di seluruh pelosok negeri, izzah Islam dan kaum Muslimin tegak, pertolongan dan bantuan Allah turun kepada mereka
Salah satu contoh keteladanan seorang pemimpin adalah apa yang diperlihatkan oleh Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah :
Suatu hari utusan dari Kedubes Inggris datang berkunjung ke Markaz Ikhwanul Muslimin untuk bertemu degan Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah. Utusan itu berkata kepada Beliau: "Pemerintah Inggris mempunyai program untuk membantu organisasi keagamaan dan juga masyarakat dan salah satu yang terpilih untuk mendapatkan bantuan itu adalah organisasi Tuan...Kami akan memberikan bantuan tidak mengikat, ini cek sejumalah 10.000 pound utk membantu jamaah Ikhwanul Muslimin"
Mendengar tawaran itu, Imam Al-Banna-pun tersenyum sambil berkata: "Sesungguhnya kalian lebih membutuhkan uang itu dari pada kami, karena kalian sedang berperang"
Karena tawaran itu ditolak, utusan Inggris tersebut menambahkan jumlahnya, namun Imam Al-Banna tetap menolaknya. Sebagian anggota jamaah ada yang heran dan saling berbisik: "Kenapa kita tidak menerima uang itu? lalu kita gunakan untuk melawan mereka"
Lalu Imam Al-Banna menjelaskan: "Sesungguhnya tangan yang sudah terbuka tidak mungkin lagi ditutup, tangan yang sudah menerima bantuan tidak akan mampu lagi memukul, kita akan berjihad dengan harta dan jiwa kita sendiri, bukan dengan harta dan jiwa orang lain..
3. Cinta jihad dan mati syahid.
Jihad adalah amal yang paling utama di sisi Allah. Ia adalah puncak ajaran Islam [zarwatu sanamil Islam]. Allah memberi pujian kepada para Mujahid dengan pujian yang tinggi dan menjanjikan kepada mereka balasan yang melimpah di syurga. Di sana terdapat sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan sesuatu yang belum pernah terlintas dalam benak manusia. Kaum Muslimin disepanjang sejarah mereka bersepakat bahwa jihad adalah amal yang di syariatkan Allah sampai hari kiamat dan dipraktekkan oleh para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ittabi’in dan siapa saja setelah mereka yang mendapat hidayah. Dengan amal jihad ini kaum Muslimin menegakkan syariat Allah, menegakkan keadilan, membela kehormatan agama, tanah air dan diri mereka serta mengangkat kezaliman yang menimpa umat manusia.
Karena itu mereka selalu merespon panggilan Allah dan RasulNya untuk berjihad. Dengannya kehormatan dibangun untuk menggantikan kehinaan, kekuatan ditegakkan untuk menggantikan kelemahan, keadilan ditegakkan untuk menggatikan kezaliman.
Kaum Muslimin juga memahami tidak ada kematian yang lebih mulia dibanding orang yang mati syahid, seperti yang dijelaskan Allah :
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ [آل عمران/169]
"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki."
Dalam sebuah peperangan, Rasulullah berkata kepada para Shahabatnya: "Bangkitlah kalian menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi". Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi?" tanya Umair bin Hammam Al-Anshari ra. "Ya" jawab Rasulullah. "kalau begitu bagus, bagus.." sahut Umair.
"Mengapa kau katakan bagus, bagus.." tanya Rasulullah. "Ya Rasulallah, aku ingin menjadi penghuninya". "Engkau salah satu penghuninya," Jawab Rasulullah. Mendengar jawaban itu, seketika itu juga ia mengambil korma dalarn kantongnya yang hendak ia makan. Kemudian ia berkata: "Kalau aku habiskan korma ini, betapa lamanya aku hidup," katanya. Kemudian ia lemparkan korma itu lalu terjun ke medan jihad dan Umair-pun meraih syahid-nya
Shahabat Anas bin Malik ra berkata: " Abu Thalhah ra membaca surah Baro`ah, ketika sampai ayat :
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون َ (التوبة/41)
"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."
Setelah itu ia berkata: "Menurutku, Allah memerintahkan kita untuk berangkat ke medan jihad, baik pemuda maupun orang tua. Wahai anak-ku! Persiapkan bekal-ku untuk berangkat berjihad.." Anak-anakny berkata: "Semoga Allah merahmati ayah. Ayah telah ikut berperang bersama Rasulullah saw hingga akhir hayat Beliau, bersama Umar hingga akhir hayat Beliau.. Ayah..Biarlah kami yang berangkat sementara ayah tinggal di rumah" Abu Thalhah berkata: "Tidak, siapkan perbekalan ayah untuk berangkat"..
Maka Shahabat Rasulullah yang mulia inipun berangkat dan bertempur di lautan, ia meninggal ditengah laut dan para mujahidin baru menemukan pulau untuk menguburkan jenazahnya setelah tujuh hari, selama tujuh hari itu jenazah Abu Thalhah tidak berubah dan tidak membusuk..
4. Mencintai negeri Akhirat
تِلْكَ الدَّارُ الْآَخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ [القصص/83]
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa."
Imam Ali bin Abi Thalib ra berkata : " Wahai dunia, perdayalah orang selain aku, wahai dunia, aku menjatuhkan thalaq tiga kepadamu. Setelah itu Beliau membaca ayat diatas [Al-Qashash : 83]
Kenapa generasi Islam terdahulu berhasil menthalak tiga dunia dan di mata, pikiran dan hati mereka ingin cepat-cepat kembali kepada kampung akhirat? Sejarah mengajarkan pada kita bahwa interaksi mereka dengan Al-Qur`an dan dengan sunnah Rasulullah saw adalah kunci rahasianya. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul secara baik dan maksimal telah memberikan pemahaman kepada mereka bahwa dunia ini adalah tempat tinggal sementara, tempat ujian dan cobaan dan pada hakikatnya dunia ini adalah ladang Akhirat, Setiap kita menanam kebaikan hari ini untuk memetiknya esok di hari akhirat, bukan di dunia ini juga. Hidup kita ini adalah untuk akhirat, bukan untuk kehidupan dunia itu sendiri. Allah menjelaskan :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ [ الملك 2]
"Dzat yang menciptakan kematian dan kehidupan agar Dia mengujimu siapa dari kamu yang paling baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha pengampun."
Para Shahabat sangat memahami hal tersebut. Oleh karenanya mereka berjuang keras membuang jauh-jauh dunia dari hati mereka meski mereka memiliki harta dunia yang memenuhi bumi.
Abu Bakar ra pernah membawa seluruh hartanya sebagai bekal prajurit dalam jihad fi sabilillah. ketika Nabi saw bertanya: “Apa yang engkau sisakan bagi keluargamu?” Abu Bakar menjawab: ”Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya”
Khalifah Umar ra mengunjungi rumah gubernurnya Abu Ubaidah binul Jarrah ra di Syam. Khalifah hanya melihat pedang, perisai dan tombak di rumahnya.
Ketika Rasul saw memobilisasi dana untuk operasi militer, Abdurrahman bin Auf ra pulang ke rumahnya dan segera kembali, kemudian ia berkata: “Ya Rasulallah, saya mempunyai uang 4.000 dinar, 2.000 aku pinjamkan kepada Allah, 2.000 aku tinggalkan untuk keluargaku”
Rasul saw berkata: ”Semoga Allah memberkahi yang kamu berikan dan memberkahi apa yang kamu sisakan“
Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Pesan dari kisah tersebut adalah ketika para Shahabat membebaskan diri dari kekuasaan dunia dengan segala daya tariknya dan mereka hanya tunduk, patuh, dan menyerahkan dirinya kepada Allah, mencintai negeri akhirat, maka Allah berkenan memuliakan mereka, menolong dan membantu mereka atas musuh-musuhnya.
Kalau kita ingin meraih apa yang telah dicapai para Shahabat, syaratnya adalah kita harus membuang cinta dunia dari dalam hati kita sejauh-jauhnya, meskipun kita memiliki dunia sebanyak hamparan padang pasir, kemudian kita bangun orientasi semua aktifitas kita untuk kepentingan akhirat saja.
5. Bersungguh-sungguh menolong agama Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [محمد/7]
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Rasulullah SAW bersabda :
تكـفـّلَ الله لمن جاهد فى سبيله لا يخرجه من بيته إلا الجهاد فى سبيله و تـَصْدِيقُ كلمتِه أن يدخله الجنة أو يَرُدّ َه إلى مسكنه بما نَالَ من أجرٍ أو غنيمةٍ [ الشيخان]
"Allah menjamin seseorang yang berjihad fii sabilillah yang keluar rumahnya tidak lain hanya bertujuan untuk berjihad dan untuk membuktikan kebenaran janjiNya bahwa Allah akan memasukkannya ke dalam syurga atau mengembalikan ia ke rumahnya yang telah ditinggalkannya dengan membawa pahala atau ghanimah yang ia peroleh"
Bersungguh-sungguh membela agama Allah adalah salah satu akhlaq para Shahabat yang menyebabkan mereka mendapatkan bantuan dan pertolongan Allah. Para Shahabat mendengar sendiri Firman Allah dan sabda Rasul-Nya dan melihat langsung praktek Rasulullah tentang hal ini, seperti yang ditegaskan Allah dan Rasul-Nya dalam ayat dan hadits di atas.
Mereka menyaksikan Rasulullah secara nyata mengamalkan perintah Allah ini. Aktifitas inilah yang sangat menyibukkan Beliau siang dan malam, susah dan senang, di saat safar atau di rumah, kapan dan dimanapun. Karena itu para Shahabatpun bergerak menjalankan kewajiban ini, mereka curahkan seluruh perhatian untuk membela agama Allah, mereka mencintainya, menyibukkan diri dengannya dan menjadi pembicaraan mereka disaat bangun serta mimpi mereka disaat tidur..
Inilah salah satu gambaran kesungguhan mereka membela agama Allah, mereka datang jauh dari Madinah ke Mesir untuk menda`wahkan Islam di benua hitam tersebut. Adalah Shahabat Amru binul Ash datang ke Mesir untuk menda`wahkan Islam kepada penduduknya, menyelamatkan mereka dari jilatan api neraka dan meninggikan kalimat tauhid La Ilaha Illallah.
Penguasa Mesir dari bangsa Romawi yg berkuasa saat itu bernama Muqauqis. Dia menyadari betul bahwa pertempuran dengan kaum Muslimin merupakan sesuatu yang tak mungkin lagi dihindari.. Sebelum pertempuran benar-benar berlangsung, Muqauqis mengirim utusan kepada Amru binul Ash untuk melakukan perundingan. Panglima Amru binul Ash mengutus 10 orang Shahabat terkemuka yang dipimpin oleh Ubadah bin Shamit Radhiyallahu `anhu, Beliau adalah seorang yang sangat hitam, berpostur tinggi dan disegani.
Ketika utusan kaum Muslimin itu sampai, Muqauqis merasakan takut merasuki dirinya seraya berkata: "Jauhkan orang saya dari orang hitam ini – yang dimasud adalah Shahabat mulia Ubadah bin Shamit – dan suruh orang lain yang maju dan berbicara dengan saya."
Semua anggota delegasi kaum Muslimin berkata: "Laki-laki ini adalah seorang shahabat Nabi yang mulia. Beliau adalah yang paling alim diantara kami. Beliau diangkat menjadi pemimpin kami dan kami diperintah untuk merujuk kepada perkataan dan pendapatnya. Bagi kami orang hitam atau putih sama saja, hanya taqwa dan amal shalih seseorang yang dapat unggul dari yang lainnya."
Selanjutnya Muqauqis memberi isyarat kepada Ubadah bin Shamit untuk berbicara..Ubadah berkata: "Sesungguhnya dibelakang saya ada 1000 orang lagi Shahabat saya yang serupa dengan saya bahkan mereka lebih hitam dibanding saya. Kalau anda melihat mereka anda pasti lebih takut kepada mereka daripada saya.. Sungguh saya telah ditunjuk sebagai komandan dan saya telah meninggalkan semua kesenangan dunia. Namun demikian –dan segala puji hanya bagi Allah- saya tidak pernah takut berhadapan dengan 100 orang musuh meskipun mereka menyerang saya dalam waktu bersamaan..
Para Shahabat saya adalah orang-orang yang memiliki misi yang sama yaitu jihad fi sabilillah demi tegaknya kalimat Allah. Demi Allah.. Tidak seorangpun di antara kami yang peduli apakah ia memiliki segudang emas atau hanya memiliki satu dirham saja. Sungguh bagi kami kenikmatan duniawi bukanlah sebuah kenikmatan dan kemegahannya bukanlah kebanggaan. Itulah prinsip yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kami"
Penuturan lantang ini sangat berpengaruh dalam diri Muqauqis sehingga ucapan ini semakin membuat nyalinya menciut. Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang ada disekelilingnya: "Saya prediksi bahwa orang-orang ini akan menguasai seluruh negeri di muka bumi ini"
Kemudian Muqauqis berkata: "Saya telah mendengar penuturan tuan, hanya saja saya masih yakin tujan kalian berperang hanyalah karena kecintaan kalian terhadap dunia. Pasukan Romawi dengan jumlah sangat banyak telah bergerak untuk memerangi kalian dan kami lebih memilih berdamai dengan kalian. Kami akan memberikan 2 dinar kepada setiap prajurit kalian, 100 dinar untuk setiap komandan kalian serta 1000 dinar untuk Khalifah kalian, ambillah semuanya dan kami tidak ingin melihat kalian dihancurkan oleh pasukan Romawi itu."
Ubadah bin Shamit menyadari bahwa itu hanyalah omong kosong dan tipu daya terhadap kaum Muslimin, sehingga mereka akan berdecak kagum dengan pemikiran matrealis yang menuhankan harta dan kekayaan.
Dengan semangat keislaman Ubadah bin Shamit yang mulia ini mengatakan: "Tuan, jangan sekali-kali tertipu dengan orang disekeliling anda. Ancaman yang anda ucapkan tidak akan pernah menyurutkan langkah kami. Harta anda yang melimpah takkan membuat kami berpaling, jika anda berperang hingga tetes darah kami yang terakhir hal itu justru lebih baik bagi kami, demi negeri akhirat kami dan itu lebih memungkinkan kami mendapatkan ridha Allah dan syurgaNya yang penuh kenikmatan..."
"Sepanjang hari, pagi dan petang setiap orang dari kami selalu berdoa dan memohon dengan penuh harap kepada Allah agar Dia menganugrahkan syahid dan agar Allah tidak mengembalikan setiap kami ke tanah air dan sanak keluarga.. Anda hanya punya tiga pilihan : Masuk Islam, membayar jizyah atau perang. Inilah yang diperintahkan Khalifah dan Komandan kami, demikian pula yang diperintah oleh Allah dan RasulNya kepada kami.." Lalu Muqauqis bertanya: " Tidak adakah pilihan selain tiga hal itu?"
Ubadah bin Shamit menunjukkan jari tangannya ke arah langit sambil berkata: " Demi Rabb langit, tidak ada lagi, pilihlah salah satu dari ketiga hal itu untuk kalian.."
Muqauqispun tunduk, akan tetapi para elite kepemimpinan lain tidak menerima, akhirnya mereka terjun dalam arena peperangan dengan semangat orang-orang yang kalah. Ketika kaum Muslimin berhasil menguasai benteng-benteng mereka di bawah kumandang Takbir, tahta kekaisaran Romawipun seolah berguncang hebat. Lalu, kecongkakan dan arogansi bangsa Romawipun hancur di tangan prajurit Muslim yang telah penuh ikhlas menjual nyawa dan hartanya untuk agama Allah dan kepentingan akhirat mereka.
Muqauqis berkomentar: "Jika kaum ini berhadapan dengan gunung-gunung yang kokoh dan tinggi menjulang, niscaya mereka mampu melenyapkan gunung-gunung itu dari tempatnya"
Izzah Imaniyah seperti inilah yang mengantarkan kaum Muslimin ke puncak kejayaan, dulu, sekarang dan di masa yang akan datang.
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah sampaikan kita di bulan Ramadhan tahun 1431 hijrah ini dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-Nya mendapatkan kemenangan. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses di akhirat kelak, yakni dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم

NABI ADAM A.S.



======KISAH NABI ADAM A.S. DALAM AL-QUR’AN======

Segala kesenangan ada di dalamnya. Semua tersedia apa saja yang diinginkan, tanpa bersusah payah memperolehinya. Sungguh suatu tempat yang amat indah dan permai, menjadi idaman setiap insan. Demikianlah menurut riwayat, tatkala Allah SWT. selesai mencipta alam semesta dan makhluk-makhluk lainnya, maka dicipta-Nya pula Adam ‘alaihissalam sebagai manusia pertama. Hamba yang dimuliakan itu ditempatkan Allah SWT di dalam Syurga (Jannah). Adam a.s hidup sendirian dan sebatang kara, tanpa mempunyai seorang kawan pun. Ia berjalan ke kiri dan ke kanan, menghadap ke langit-langit yang tinggi, ke bumi terhampar jauh di seberang, maka tiadalah sesuatu yang dilihatnya dari mahkluk sejenisnya kecuali burung-burung yang berterbangan ke sana ke mari, sambil berkejar-kejaran di angkasa bebas, bernyanyi-nyanyi, bersiul-siul, seolah-olah mempamerkan kemesraan.
Adam a.s terpikat melihatnya, rindu berkeadaan demikian. Tetapi sungguh malang, siapalah gerangan kawan yang hendak diajak. Ia merasa kesepian, lama sudah. Ia tinggal di syurga bagai orang kebingungan, tiada pasangan yang akan dibujuk bermesra sebagaimana burung-burung yang dilihatnya. Tiada pekerjaan sehari-hari kecuali bermalas-malas begitu saja, bersantai berangin-angin di dalam taman syurga yang indah permai, yang ditumbuhi oleh bermacam bunga-bunga kuntum semerbak yang wangi, yang di bawahnya mengalir anak-anak sungai bercabang-cabang, yang desiran airnya bagai mengandung pembangkit rindu.
Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

 
KEKHUATIRAN PARA MALAIKAT.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna

 
IBLIS MEMBANGKANG.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."

PENGETAHUAN ADAM TENTANG NAMA-NAMA BENDA.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

ADAM MENGHUNI SYURGA.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"
Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

IBLIS MULAI BERAKSI.
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."

ADAM DAN HAWA DITURUNKAN KE BUMI.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

KISAH ADAM DALAM AL-QURAN.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25

PENGAJARAN YANG TERDAPAT DARI KISAH ADAM.
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

LOKASI MAKAM ADAM
Sementara makam Adam as sendiri ada yang mengatakan terletak di gunung Abu Qubais. Ada juga yang mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia pertama kali turun ke bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah terjadi angin topan, Nuh as mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis.
Dan kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan al-Ya’qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya, dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais.

KISAH ADAM DALAM AL-QURAN
Seperti telah disampaikan di atas bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu :
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37
Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39
Surat Al-Maidah [5] : ayat 27
Surat Al-A’raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127
Surat Al-Israa’ [28] : ayat 50
Surat Maryam [19] : ayat 58
Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121
Surat Yaasin [36] : ayat 60
Berikut ini dibeberapa beberapa ayat penting yang terkait dengan uraian tersebut di atas.
Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 30-38, Firman Allah SWT :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2]: 31,32)
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?” Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 33,34)
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah [2]: 35-38)
Kemudian pada Surat Thaahaa [20] : ayat 115-123, Firman Allah SWT :
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”. (QS. Thaahaa [20]: 115-119)
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaahaa [20]: 120-123)