I. Affanoer
JUDUL
“PENGARUH
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA CD ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA
DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI SMA TAHUN AKADEMIK 2009/2010”
II.
LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem pendidikan nasional dewasa ini semakin berkembang sejalan dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi juga berpengaruh besar
dalam mempengaruhi kemajuan dan perkembangan pendidikan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan pun terus ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan zaman,
kebutuhan dan tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia dan merupakan kompenen yang berperan dalam
membimbing anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Pendidikan harus mampu
mengarahkan anak didiknya dalam mencapai proses belajar mengajar yang
diharapkan. Belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk
membentuk konsep-konsep baru, ide-ide baru dan pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman-pengalaman baru sebelumnya. Oleh karena itu pembelajaran harus lebih
menekankan pada cara siswa menguasai konsep-konsep fisika yang pokok serta keterkaitannya.
Sarana dan prasarana yang tersedia haruslah mendukung untuk mempermudah proses pembelajaran,
begitu juga metode dan pendekatan yang digunakan harus tepat sehingga akan
mendapat hasil belajar yang lebih baik.
Sampai sekarang masih ada kesan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran
yang sulit. Kesulitan dalam belajar siswa yang terjadi tidak terlepas dari
tidak pahamnya siswa terhadap konsep-konsep fisika yang diajarkan. Tidak
pahamnya siswa terhadap konsep-konsep fisika bisa diakibatkan karena berbagai
macam faktor, diantaranya bisa terjadi karena ketidaktepatan dalam pemelihan
pendekatan, metode atau media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi.
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Ada
berbagai macam media yang dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat yang
banyak pula. Penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat, sehingga
dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efesiensi
proses belajar mengajar. Muhammad Ali, (1996: 89) mengemukakan pendapatnya
bahwa “media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”. Pendapat lain juga
disampaikan oleh Sadiman, (1996: 6) bahwa media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Bentuk-bentuk
media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih
konkrit. pembelajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan
kata-kata. Dengan demikian, penggunaan media dapat diharapkan dapat
meninggkatkan kemampuan kognitif siswa. Media pembelajaran sangat beraneka
ragam, yaitu suara (audio), bentuk(visual) dan gerak(motion). Berbagai macam
media pembelajaran memberikan bantuan yang sangat besar kepada siswa dalam
proses pembelajaran. Namun demikian, peran yang dimainkan oleh guru itu sendiri
juga menentukan terhadap efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sains
seperti halnya fisika adalah CD animasi, CD animasi dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran. Dengan CD animasi siswa lebih tertarik dan
belajar lebih menyenangkan, sehingga lebih memotivasi siswa dalam belajar. “Sebagai
media tutorial, CD animasi memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan
minat belajar mandiri serta dapat sesuai dengan kebutuhan siswa atau anak”(www.e-smartschool.com).
Kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan media sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang beragam. Dalam satu kelas terdiri dari
beberapa karakteristik siswa yang berkaitan dengan cara memahami konsep-konsep
materi pelajaran, menyerap informasi, mengatur dan memproses informasi, serta
mengeluarkan informasi.Dalam memproses informasi terdapat berbagai cara unik
yang ditampilkan siswa, sebagian lebih mudah memproses melalui informasi
visual, sebagian lagi dengan mudah memproses bila ada suara (auditorial), dan
lainnya akan memahami dengan mudah jika melakukannya dengan praktek secara langsung. Pemilihan
media pembelajaran hendaknya dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, dari satu
media pembelajaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing siswa
berkaitan dengan gaya belajar.
Penggunaan media berpengaruh dalam prestasi belajar siswa yang meliputi
tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif. “Tidak dapat
dipungkiri bahwa sampai sekarang pengukuran kognitif masih diutamakan untuk
menentukan hasil belajar seseorang. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik
lebih bersikap pelengkap dalam menentukan derajat keberhasilan siswa” (Abu
Ahmadi, 2005: 110). Kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, mengingat dan
berpikir sangat mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang pengajaran fisika dengan media komputer dengan
judul “Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Media CD Animasi Terhadap Kemampuan
Kognitif Siswa Ditinjau Dari Gaya Belajar di SMA Tahun Akademik 2009/ 2010”.
III. IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Pelajaran
fisika merupakan pelajaran yang masih sulit dipahami oleh siswa.
2. Kesadaran
minat dan motivasi siswa dalam mempelajari fisika masih rendah.
3. Ketidaktepatan
dalam pemelihan media pembelajaran mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah.
4. Perbedaan
kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami informasi yang disampaiakan oleh
guru.
5. Kesulitan
dalam belajar siswa yang terjadi tidak terlepas dari tidak pahamnya siswa
terhadap konsep-konsep fisika yang diajarkan.
IV.
PEMBATASAN MASALAH
Dengan memperhatikan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. hasil
belajar yang diteliti dalam penelitian hanya pada ranah kognitif saja.
2. pembelajaran
yang dilakukan pada kelas eksperimen menggunakan media CD animasi sedangkan
pada kelas kontrol menggunakan media power point.
3. pembelajaran
diadakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif ditinjau dari gaya belajar siswa
pada konsep fisiska sub pokok bahasan gerak melingkar di SMA.
V.
RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa yang diberi pembelajaran dengan CD
animasi dan yang diberi pembelajaran dengan power point?
2. Apakah
terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara siswa dengan gaya belajar audio,
visual dan kinestetik?
3. Apakah
ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa?
VI.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari
penelitaian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan kognitif siswa yang diberi pembelajaran
dengan CD animasi dan yang diberi pebelajaran dengan power point.
2. Untuk
mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan kognitif antara siswa dengan gaya
belajar audio, visual dan kinestetik?
3. Untuk
mengetahui apakah ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar
siswa.
VII. MANFAAT
PENELITIAN
Dari penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. memberi
informasi tentang pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika pada pokok
bahasan Gerak sub pokok bahasan gerak melingkar.
2. Masukan
bagi pengajar fisika tentang penggunaan media CD animasi dalam pembelajaran
fisika.
VIII. PENEGASAN
ISTILAH
Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang
digunakan dalam judul ini maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah
dalam judul ini adalah:
1. Media CD
animasi
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang cecara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 1996: 6),
sehingga media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan (Sadiman, 1096: 6). Pendapat lain juga disampaikan oleh Basuki Wibawa,
menyatakan:
Media ialah pembawa pesan yang berasal
dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima
pesan). Dalam proses belajar mengajar, penerima peasan itu adalah siswa.
Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka.
Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima
informasi (2001: 12).
Berdasarkan pengertian media di atas maka media CD animasi dalam pendidikan
adalah animasi atau simulasi yang dijadikan pengantar atau perantara dalam
menyampaiakan pesan pembelajaran serta tujuan yang akan dicapai dari sumber
kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat sedemikian rupa sehingga proses belajar yang terjadi dapat berjalan.
2. Fisika
“Fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan energi seperti panas, cahaya
dan bunyi” (Suharso, 2009:141). PK. Barus (1993:4), menyampaikan: “fisika
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari
sifat-sifat dan gejala yang terdapat pada benda mati”.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa fisika adalah ilmu
pengetahuan yang bertitik tolak dari keingintahuan tentang gejala alam dan interaksi
gejala alam yang dapat diterapkan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
yang biasa disebut teknologi.
3. Kemampuan
Kognitif
“Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan” (Poerwodarminto,
2002:628). Sedangkan “kognitif adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran,
perasaan, dsb) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri”
(Suharso,2009:256).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah kecakapan
dalam memperoleh pengetahuan atau mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
4. Gaya
Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
pengalaman (Suharso,2009:81). Gaya belajar sendiri meliputi tiga hal yaitu:
visual, auditorial dan kinestetik.”siswa dengan gaya belajar visual biasanya
mudah untuk menerima informasi atau pelajaran dengan visualisasi dalam bentuk
gambar, tabel, peta pikiran tau simbol-simbol. Untuk siswa yang memiliki gaya
belajar audio, pembelajaran dilakukan dalam bentuk cerita, lagu atau senandung.
Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik akan mudah untuk menerima
pelajaran yang diiringi dengan aktifitas motorik.
IX.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pembelajaran
a. Pengertian
Belajar
“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman” Oemar
Hamalik (2009: 36). Sementara Muhammad Ali (1996: 14) menyatakan “belajar dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan
lingkungan”. Dari dua pendapat di atas belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang komplek, sehingga pengertian belajar berbeda-beda sesuai dengan
sudut pandang seseorang. Pengertian belajar banyak dipengaruhi faktor-faktor
yang dimiliki seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai adanya
perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti pengetahuan, kecakapan, dan pemahaman sifat serta segala aspek yang ada
pada individu.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, pengamatan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan
nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.
b. Pengertian
Pembelajaran
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran” Oemar Hamalik (2009: 57). Dimyati
dan Mujiono (2009: 20) mengemukakan pendapatnya bahwa, “pembelajaran adalah
keiatan guru secara terprogram dalam desaian instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan berkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Dalam
pembelajaran guru harus memahami materi pelajaran yang diajarkan sebagai materi
pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar
dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil belajar. Dalam
hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu pembelajaran
memusatkan perhatian pada “bagaimana pembelajaran siswa” bukan pada “apa yang
dipelajari siswa”. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai
teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar
dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.
2. Media
Pembelajaran
a. Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman,1996: 6).
Sehingga media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengerim ke penerima
pesan (Sadiman, 1996,6). Pendapat lain disampaikan oleh Romiszowzki yang dikutip
oleh Basuki Wibawa (2001: 12) menyatakan:
Media adalah pembawa pesan yang
berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa.
Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka untuk
menerima informasi.
Sementara muhammad Ali (1996: 89) menyatakan bahwa media pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
(massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar.
Jadi media pembelajaran adalah suatu sarana pengantar atau perantara yang
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran serta tujuan yang akan dicapai
dari sumber ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat sedemikian serupa sehingga terjadi proses belajar. “Dalam pendidikan
diperlukan sekali adanya suatu media pembelajaran karena dalam proses belajar
pada hakekatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima pesan” (Sadiman, 1996:
11).
b. Aneka Ragam
Media Pembelajaran
Media yang beraneka ragam itu dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan
mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih media adalah:
1. Jenis
kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan. Bahwa tujuan pengajaran itu
menjangkau daerah kognitif, afektif dan psikomotor. Bila akan memilih media
pengajaran, harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Kegunaan
dari jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan
sendiri-sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis
media yang digunakan.
3. Kemampuan
guru menggunakan suatu jenis media. Betapapun tingginya nilai kegunaan media,
tidak akan memberikan manfaat ditangan orang yang tidak mampu menggunakannya.
4. Fleksibilitas
(lentur), tahan lama dan kenyamanan media, dalam emmilihmedia harus
dipertimbangkan kelenturan, dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan
lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), untuk menghemat biaya, dan digunakan
pun tidak berbahaya.
5. Keefektifan
suatu media dibandingkan dengan jenis meda lain untuk digunakan dalam pembelajaran
suatu bahan pelajaran tertentu.
c. Kegunaan Media
Pembelajaran
Dalam pendidikan diperlukan sekali adanya suatu media pembelajaran karena
“proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima
pesan” (Sadiman, 1996: 11).
Secara umum kegunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan
menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik.
4. Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya
dikerjakan sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa
juga berbeda.
Muhammad Ali (1996: 92) menyatakan suatu cara dalam langkah-langkah memilih
media untuk pembelajaran. Langkah dalam memilih media adalah:
1. Merumuskan
tujuan pengajaran
2. Mengklasifikasi
tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar.
3. Memilih
peristiwa-peristiwa pengajaran yang akan berlangsung.
4. Menentukan
tipe perangsang untuk tiap peristiwa.
5. Mendaftar
media yang akan digunakan pada setiapperistiwa pengajaran.
6. Mempertimbangkan
(berdasarkan nilai kegunaan) media yang dipakai.
7. Menentukan
media yang terpilih akan digunakan.
8. Menulis
rasional (penalaran) memilih media tersebut.
3. Gaya Belajar Siswa
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan
kemudian ia mengatur serta mengolah informasi. Terdapat tiga tipe gaya belajar
yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat), audio (belajar
melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui gerak dan
sentuhan). Prestasi belajar
masih tetap menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar. Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan gaya belajar yang
baik karena dengan mengetahui dan memahami gaya belajar yang terbaik bagi
dirinya akan membantu siswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan
akan maksimal.
Bahwa setiap siswa memiliki modalitas belajar dan gaya belajar yang
berbeda. Dalam pembelajaran, siswa tidak diperkenankan untuk menggunakan gaya
belajar yang disukainya. Bila ini dipaksakan, maka siswa yang berbeda
kecenderungan dengan yang lainnya, akan merasa dirugikan. Untuk itulah guru
harus berupaya mengenali gaya belajar siswa. Terdapat berbagai macam cara
mengenal karakteristik gaya belajar siswa, yaitu:
1. Mengenal
gaya belajar siswa dengan bertanya
Diskusi sederhana tentang gaya belajar dan minat sering
menjadi cara termudah antara guru dan siswa. Guru dapat menemukan gaya belajar
siswa dengan cara mendengarkan suara mereka. Minta instruksi pada siswa bergaya
visual, maka dia akan cenderung menggambar peta. Pelajar bertipe audio biasanya
tidak suka membaca buku, dia lebih suka bertanya untuk memperoleh informasi.
Sedangkan siswa bergaya kinestetik, selalu ingin bergerak.
2. Mengenal
gaya belajar siswa dengan melihat
Ahli NLP (Neuro Linguistik Programming) menyatakan bahwa,
“mereka sering bisa mengetahui gaya belajar yang disukai siswa hanya dengan
gerakan mata dan mendengarkanperbincangan mereka”. Siswa yang duduk tegak dan
melihat lurus ke depan, atau matanya yang memandang ke atas saat menerima
informasi, dan jika berbicara cepat, biasanya adalah tipe visual. Seorang siswa
yang melihat ke kanan-kiri saat menerima informasi, atau melihat ke bawah,
kesisi berlawannya, adalah seorang audiotorial. Sedangkan siswa dengan gaya
kinestetik akan banyak bergerak dan kalau berbicara lambat.
3. Mengenal
gaya belajar siswa dengan bahasa tubuh
Untuk menerima informasi, pelajar visual biasanya duduk
tegak dan mengikuti guru dengan matanya. Seorang auditorial sering mengulang
dengan lembut kata-kata yang diucapkan guru. Sedangkan siswa kinestetik sering
menunduk saat ia mendengarkan dan kadang suka bermain-main benda.
4. Pokok
Bahasan Gerak Melingkar
1. Besaran-besaran
Fisis dalam Gerak Melingkar
Dalam gerak lurus dikenal tiga besaran yaitu perpindahan (linier),
kecepatan (linier) dan percepatan (linier), sedangkan dalam gerak melingkar
adalah perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut.
a. Perpindahan
Sudut
Perpindahan sudut adalah perpindahan partikel pada gerak melingkar.
Satuan SI untuk
perpindahan sudut adlah radian (rad).
Besar sudut θ dalam radian didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak
linier (x) dengan
jari-jari roda (r).
Arah perpindahan sudut yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam
bertanda positif, sedangkan yang searah dengan arah perputaran jarum jam
bertanda negatif.
Merupakan persamaan yang menghubungkan antara perpindahan linier (x) dengan
perpindahan sudut (θ).
b. Kecepatan
Sudut
Kelajuan roda yang berputar biasanya dinyatakan dalam rotasi per menit
(rpm), dan disebut kelajuan sudut atau keluan angular. Sedangkan kecepatam
sudut atau kecepatan angular adlah kelajuan sudut beserta arahnya.
Kecepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai
hasil bagi perpindahan sudut (Δθ) dengan selang waktu.
Dengan: = kecepatan sudut
rata-rata
Δθ = perpindahan sudut (rad)
Δt = waktu (s)
Kecepatan sudut sesaat didefinisikan sebagai
perpindahan sudut dalam selang waktu singkat (Δt→ 0).
untuk Δt sangat kecil
Hubungan antara
kecepatan linier (v) dengna kecepatan sudut (kecepatan Angular).
Dalam gerak melingkar, kecepatan linier (v) didefinisikan sebagai kecepatan
untuk mengelilingi suatu lingkaran. Arah kecepatan linier ini selalu
menyinggung lingkaran, karenanya disebut juga kecepatan tangensial.
Untuk perpindahan linier Δx sepanjang busur lingkaran, kecepatan linier
dinyatakan oleh
(karena
Dengan demikian
hubungan antara kecepatan linier (v) dengna kecepatan sudut adalah:
Dengan: r = jarak
partikel ke pusat putaran.
c. Percepatan
Sudut
Percepatan sudut adalah perubahan kecepatan sudut pada selang waktu
tertentu. Percepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara
perubahan kecepatan sudut dengan selang waktu.
Dengan: = percepatan sudut rata-rata (rad/ s2)
= perubahan kecepatan
sudut (rad/ s)
= selang waktu (s)
Percepatan sudut
sesaat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut dalam selang waktu yang
singkat.
untuk Δt sangat kecil
Dengan: = percepatan sudut
sesaat (rad/ s2)
Hubungan antara
percepatan linier dan percepatan sudut
Dalam gerak melingkar, arah percepatan linier (a) menyinggung lingkaran
karena itu percepatan linier dinamakan juga percepatan tangensial (at).
Untuk perubahan kecepatan linier Δv dengan selang waktu Δt percepatan
tangensial dinyatakan oleh:
at
at
at (karena
Dengan demikian, hubungan antara percepatan tangensial (at) dan
percepatan sudut (α) adalah: at
= rα
2. Gerak
Melingkar Beraturan (GMB)
Dalam gerak melingkar beraturan terdapat beberapa ketentuan, yaitu sebagai
berikut:
1. Besar
kecepatan liniernya tetap sedangkan arah kecepatan liniernya selalu berubah.
2. Besar dan
arah kecepatan sudut selalu tetap.
3. Percepatan
tangensial (at) dan percepatan sudut sama dengan nol. Ini
karena pada GMB tidak ada perubahan besar kecepatan linier (Δv) dan perubahan
kecepatan sudut , atau dengan kata lain Δv = 0 dan
a. Besaran-besaran
Fisis dalam Gerak Melingkar Beraturan
1) Periode
Putaran dan Frekuensi Putaran
Periode putaran (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuk satu kali
putaran. Satuan periode adalah detik atau sekon (s). Frekuensi putaran (f)
adalah banyaknya putaran dalam selang waktu 1 detik (1 sekon). Satuan frekuensi
putaran adlah hertz (Hz).
Hubungan antara
periode dan frekuensi dinyatakan dengan:
atau
2) Kecepatan
Linier dan Kecepatan Sudut
Kecepatan linier adalah hasil bagi panjang lintasan yang ditempuh partikel
dengan selang waktu tempuhnya.
atau
Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh partikel dengan
selang waktunya.
atau
Jika, disubstitusikan ke maka diperoleh:
3) Percepatan
Sentripetal
Percepatan sentripetal (as) adalah percepatan sebuah benda yang
menyebabkan benda tersebut bergerak melingkar. Percepatan sentripetal selalu
tegak lurus terhadap kecepatan liniernya dan mengarah ke pusat lingkaran. Untuk
partikel yang melakukan gerak melingkar beraturan, percepatan tangensialnya
sama dengan nol, tetapi partikel itu masih mengalami percepatan sentripetal as.
Percepatan sentripetal ditentukan dengan rumus:
as atau as
b. Persamaan
Gerak pada Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan adalah gerak suatu benda dengan kecepatan sudut,
ω tetap. Dengan demikian, pada GMB kecepatan sudut rata-ratanya sama dengan
kecepatan sudut sesaat.
Karena maka .
Jika pada saat t0 = 0 posisi sudut partikel adalah , jika pada saat t posisi sudut partikel adalah θ, maka
dan
Dengan demikian: .
c. Hubungan
Antara Roda-roda
Pada dua roda yang sepusat
1) Arah
putar kedua roda sama
2) Keepatan
sudut kedua roda sama
ωA = ωB
pada dua roda yang saling
bersinggungan
1) Arah
putar kedua roda berlawanan
2) Kecepatan
linier kedua roda sama
vA = vB atau rAωA
= rBωB
pada dua roda yang dihubungkan dengan
belt (sabuk)
1) Arah
putar kedua roda sama
2) Kecepatan
linier kedua roda sama
vA = vB atau rAωA
= rBωB
3. Gerak
Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak melingkar dengan percepatan
sudut tetap. Jika percepatan
sudut searah dengan arah kecepatan sudut (percepatan positif), maka kecepatan
sudut partikel makin besar. Sebaliknya jika percepata sudut berlawanan arah
dengan arah kecepatan sudut, maka kecepatan sudut partikel makin kecil.
Dalam GMBB, karena percepatan sudut tetap dan tidak nol,
maka partikel akan mengalami percepatan tangensial. Jadi, partikel yang
mengalami GMBB mengalami dua percepatan yaitu percepatan sudut dan percepatan tangensial
(at), dimana keduanya mempunyai hubungan.
at = r α
Besar dan arah percepatan total
berturut-turut dinyatakan oleh
Persamaan gerak pada Gerak
Melingkar Berubah Beraturan
a) Kecepatan
sudut pada saat t ditanyakan oleh
b) Perpindahan
sudut dinyatakan oleh
X.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu
dan Tempat Penelitian
a. Tempat
Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA 1 Mojotengah Wonosobo kelas X semester 2
tahun akademik 2009/2010.
b. Waktu
Penelitian
Penelitian
dilakukan secara bertahap sebagai berikut:
1. Tahap
persiapan meliputi: Pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal dan ijin
penelitian.
2. Tahap
pelaksanaan: mencangkup semua kegiatan yang berlangsung di lapangan.
3. Tahap
penyelesaian: analisa data penelitian, penulisan laporan, konsultasi dengan
pembimbing an penggandaan.
2. Metode
Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode
eksperimen. Dengan desain faktorial 2 x 3, diambil dua kelas sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan media
CD animasi, sedangkan pada kelas kontrol diberi pembelajaran dengan media power
point. Setelah akhir pembelajaran diberikan test untuk mengetaui perbedaan
kemampuan kognitif siswa yang ditinjau dari gaya belajar siswa dari dua media
yang digunakan.
Desain penelitian dengan rancangan faktorial 2 x 3 sebagai berikut:
Media Pembelajaran (b)
|
||
Ekperimen (a1)
|
Power Point (a2)
|
|
Visual (b1)
|
a1.b1
|
a2.b1
|
Audio (b2)
|
a1.b2
|
a2.b2
|
Kinestetik (b3)
|
a1.b3
|
a2.b3
|
3. Penetapan
Populasi dan Sampel
a. populasi
penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA 1 Mojotengah
Wonosobo Tahun Akademik 2009/2010.
b. sampel
penelitian
Menurut Sugiyono (2005: 56). “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristikyang dimiliki oleh populasi”. Dari populasi tersebut diambil 2
kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas X.A sebagai kelas eksperimen dan
kelas X.B sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel menggunakan random sampling.
4. Variabel
Penelitian
Pada penelitian ini variabel-variabel yang terlibat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Variabel
terikat: kemampuan kognitif siswa
a. Definisi
operasional: kemampuan kognitif adalah kecakapan dalam memperoleh pengetahuan
atau mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
b. Skala
pengukuran: interval
c. Indikator:
pemberian tes setelah diberikan perlakuan
2. Variabel
bebas:
-
media pembelajaran
-
gaya belajar
a. Definisi
operasional: - media CD animasi adalah salah satu media yang dapat digunakan
bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
- Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana
ia menyerap dan kemudia ia mengatur serta mengolah informasi
b. Skala
pengukuran: nominal, dengan dua kategori:
1) Pengajaran
dengan menggunakan media CD animasi
2) Pengajaran
dengan power point.
5. Teknik
Pengumpulan Data
Digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan test. Test
dilakukan dua kali yaitu pretes sebelum diberikan perlakukan dan postes setelah
diberikan perlakuan. Postest digunakan untuk menunjukkan kemampuan kognitif siswa
pada sub bidang studi fisika, sub pokok bahasan gerak melingkar.
6. Instrumen
Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.
Soal test yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi persyaratan dalam hal
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Uji
Validitas
“Validitas (kesahihan) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Suharsini Arikunto, 1998: 160).
Semakin tinggi validitas instrumen semakin valid instrumen itu. Valid berarti
intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,
(Sugiyono,2009: 121).
Untuk menguji validitas instrumen dignakan rumus Point Biserial, yaitu:
Dengan:
rpbis =
Koefien korelasi point biserial
Mp = rerata skor
dari subyek menjawab butir soal dengan benar
Mt = rerata skor
total
S = standar deviasi dari skor total
P = proporsi siswa yang menjawab benar
P = banyak siswa
yang menjawab benar/ jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa
yang menjawab salah (q=1-p)
dengan ketentuan:
0.8 ≤ pbis ≤
1.00 = sangat tinggi
0.6≤ pbis <
0.8 = tinggi
0.4 ≤ rpbis
< 0.6 = cukup
0.2 ≤ rpbis
< 0.4 = rendah
0.0 ≤ rpbis
< 0.2 = sangat rendah
Soal dinyatakan
valid jika rpbis > rtabel
Soal dinyatakan
tidak valid jika rpbis < rtabel dengan taraf signifikan
5%.
2. Uji
Realibilitas
“Realibilitas artinya dapt dipercaya, jadi dapat diandalkan” (Suharsimi
Arikunto, 1998: 170). Sehingga soal dinyatakan reliabel apabila hasil
pengukuran dengan alat tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan
pada subyek yang sama pada waktu yang sama. Untuk menguji reliabilitas
digunakan rumus KR-20 yaitu:
(Sugiyono, 2009: 132)
Dengan:
r11 =
reliabilitas test
k = banaknya butir
pertanyaan (item)
S = standar
deviasi dari tes
P = proporsi
subyek yang menjawab benar (dengan skor1)
∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Dengan ketentuan:
r11 <
0.20 : sangat rendah
0.20 ≤ r11
< 0.40 : rendah
0.40 ≤ r11 <
0.60 : agak rendah
0.60 ≤ r11 <
0.80 : cukup
0.80 ≤ r11 <
1.00 : tinggi
3. Derajat
Kesukara
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu
sukar atau dengan kata lain soal yang baik dengan kategori sedang. Untuk
mengukur digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
P = imdeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab
benar
Js = jumlah peserta
Penggolongan
derajat kesukaran suatu soal test adalah sebagai berikut:
Soal dengan p; 0.00 ≤ p < 0.30
adalah soal sukar
Soal dengan p; 0.30 ≤ p < 0.70 adalah soal sedang
Soal dengan p; 0.70 ≤ p ≤ 1.00 adalah
soal mudah
(Suharsimi
Arikunto, 1995: 212)
4. Daya
Pembeda
Daya pembeda soal memberikan gambaran tentang kemampuan butur-butir soal
membedakan antar mereka yang berkemampuan tinggi dan mereka yang berkemampuan
rendah, ataupun mereka yang berkemampuan pandai dan kurang pandai. Rmus yang
digunakan adalah:
Dimana:
D = daya pembeda
Ja = banyaknya peserta kelompok atas
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya peserta kelompo atas yang menjawab soal dengan benar
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Penggolongan daya
pembeda suatu soal tes adalah sebagai berikut:
D; 0.00 < D
< 0.20 : jelek
D; 0.20 < D
< 0.40 : cukup
D; 0.40 < D
< 0.70 : baik
D; 0.70 < D
< 1.00 : baik sekali
D : negatif,
semuanya tidak baik
Butir soal yang
baik adalah butir-butir soal yang mempunyai daya pembeda D 0.40 sampai 0.70.
(Suharmi
Arikunto, 1995: 218)
7. Teknik
Analisis data
Langkah-langkah
analisis data adalah sebagai berikut:
1. Uji
kesamaan kemampuan awal
Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diuji kesamaan kemampuan awalnya. Untuk menguji kemapuan awal kedua kelompok
sample digunakan iji t dua pihak setelah terlebih dahulu diketahui populasi
berdistribusi normal dan sample berawal dari populasi homogen.
Sedangkan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho : Ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
H1 : Tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Adapun teknik uji yang digunakan adalah uji t dua ekor, dengan
rumus:
2. Uji
prasyarat analisis
a. Uji
Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini
digunakan metode Lilliefors.
b. Uji
Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi
yang sama atau tidak. Untuk mengujinya digunakan metode Bartlett dengan
persamaan:
Dengan menentukan
harga-harga:
8. Pengujian
Hipotesis
a. Uji
Analisis Varian Dua Jalan Sel Tak Sama
Data yang
terkumpul dianalisis dengan statistik uji anava dua jalan dengan frekuensi sel
tak sama.
A :
Media pembelajaran
A1 : Media pembelajaran dengan CD animasi
A2 : Media pembelajaran dengan power point
B :
Gaya belajar siswa
B1 : Gaya belajar siswa visual
B2 : Gaya belajar siswa audio
B3 : Gaya belajar kinestetik
Pengelompokan gaya belajar siswa
1) Mencari
rerata gaya belajar siswa
2) Mencari
standar deviasi
B
|
A
|
Total
|
|
a1
|
a2
|
||
b1
|
a1b1
|
a2b1
|
B1
|
b2
|
a1b2
|
a2b2
|
B2
|
b3
|
a1b3
|
a2b3
|
B3
|
Total
|
A1
|
A2
|
G
|
Kriteria
Hipotesis
H01 : αi = 0 ; Tidak ada perbedaan pengaruh antara
penggunaan media CD animasi dengan media power point terhadap kemampuan
kognitif siswa.
H02 : αj = 0 ; Tidak ada perbedaan pengaruh antara siswa dengan gaya
belajar visual, audio dan kinestetik terhadap kemampuan kognitif siswa.
H03 : αk = 0 ; Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya
belajar terhadap kemampuan kognitif siswa.
Komputasi
a) Komponen
Jumlah Kuadrat
(1) = G2
/pq
(2) = ΣSSij
dengan SSij = ΣX2 – C dan C =
(3) =
(4) =
(5) =
b) Jumlah
Kuadrat
c) Derajat
Kebebasan
d) Rerata
Kuadrat
e) Statistik
Uji
f)
Daerah Kritik
FA ≥ Fα
; p-1, N-pq
FB ≥ Fα
; p-1, N-pq
FAB ≥ Fα
; (p-1)(q-1), N-pq
H01
ditolak jika FA ≥ Fα
H02
ditolak jika FB ≥ Fα
H03
ditolak jika FB ≥ Fα
b. Uji
Komparasi Ganda
Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom diadakan uji
komparasi ganda dengan metode scheffe, karena metode tersebut akan menghasilkan
cacah beda rerata signifikan yang paling sedikit.
Langkag-langkah dalam menggunakan metode scheffe adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi
semua pasangan komporasi rerata.
2) Merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
3) Mencari
harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut:
Komparasi rerata
antara kolom ke-i dan ke-j
4) Menentukan
tingkat signifikansi.
5) Menentukan
daerah kritik (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
DKi-j = {Fi-j I Fi-j > (q-1) Fα ;
p-1; N-pq}
6) Menentukan
keputusan uji.
7) Menyususn
rangkuman analilisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar