INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Selasa, 15 Februari 2011

Hidupku...Perjuanganku...

         
Affannur Jentrek Rojoimo

       

     

     

Banyak orang yang menganggap acara “agustusan”, family gathering dsb lebih penting daripada hidupnya. Buktinya? Untuk acara itu mereka membuat proposal kegiatan tetapi untuk hidupnya mereka tidak membuat proposal. Jangan gadaikan hidup Anda, hidup hanya satu kali, pastikan hidup Anda terarah dengan membuat proposal hidup. Proposal hidup yang dibuat, akan menyemangati Anda, karena apa yg Anda pikirkan mempengaruhi hormon dlm tubuh Anda. Mau bukti? Coba Anda bayangkan jeruk nipis, tahu rasanya khan? Jeruk itu Anda pegang kemudian Anda iris,jilatlah, rasanya? Asem. Jeruknya ada? Tidak. Terpengaruh? Ya. Itulah salah satu bukti sederhana apa yg Anda pikirkan mempengaruhi Anda. Oleh karena itu buatlah proposal hidup agar, seluruh tubuh Anda terpengaruh untuk mengejar apa yang Anda dambakan dalam hidup.


Ada lima langkah untuk membuat proposal hidup;

Pertama, sadarilah bahwa Anda adalah spesial. Tak ada satupun orang yg mirip Anda. Buktinya, sidik jari & DNA manusia tdk ada yg sama persis, berarti kita diciptakan satu-satunya alias spesial, tak ada yg lain. Tulislah hal yg spesial dlm hidup Anda; boleh jadi pengalaman hidup, bakat, keunikan lain yg Anda miliki & orang lain tak punya. Dulu orang menghina saya “mata Garfield” hinaan itu justeru saya jadikan kelebihan, jarang lho inspirator punya mata spt saya. Saya punya sesuatu yang spesial; materi training yang orisinil, membumi, konsep yang kuat, dan kemampuan bercerita yg dalam. Saya yakin Anda pasti punya sesuatu yg spesial cari itu sampai ketemu dan jadikan sebagai kelebihan yg ada jadikan “senjata”. Bila Anda belum menemukan sesuatu yg spesial, Anda perlu merenung dan bertanya kepada orang-2 sekitar Anda, cari tahu segera. Setelah Anda ketemu apa spesialnya Anda, mulai hari ini kerahkan semua energy hidup Anda untuk mengasah hal itu.

Langkah kedua, tetapkan prestasi yang ingin Anda raih. Ingat prestasi bukan sesuatu yang bersifat materi. Bila Anda memiliki banyak prestasi, sesuatu yg sifatnya materi mengikuti Anda, jadi yg Anda tulis prestasi-prestasi yg ingin diraih. Dalam tahap awal tulis saja dulu sebanyak-banyaknya. Setelah Anda tenang baca kembali dan renungkanlah kemudian putuskanlah. Prestasi yg Anda tulis harus nyaman dlm pikiran & hati Anda, Anda memang benar-benar ingin mewujudkannya, bukan karena ikut-2an.

Langkah ketiga, jadilah seorang expert. Untuk meraih prestasi yang sudah Anda tetapkan,Anda perlu memiliki expertise yang sesuai. Latihlah expertise itu, setidaknya 3 jam/hari. Latihan yg Anda lakukan hrs terus tumbuh & berkembang, bkn latihan yg berulang-berulang. Oleh karena itu carilah “guru” yg sesuai untuk melatih expertise Anda, tanpa guru Anda tdk akan mendapat umpan balik yg memadai. Selain itu, untuk menjadi Expert Anda harus memiliki teman pendukung, saran saya buatlah kelompok mastermind yang solid.

Langkah keempat, Sempurnakan Hidup Anda Mulai Sekarang. Prestasi yg ingin Anda raih mungkin itu masih 5,10,15,20 tahun yang akan datang. Anda tak akan mampu meraih prestasi itu dgn sempurna kalau Anda tidak menyempurnakan hidup Anda mulai sekarang. Untuk menyempurnaknnya Anda perlu terbiasa berpikir, berkata & bertindak positif. Hal-hal negatif harus Anda kurangi & buang. Selain itu, Anda harus terbiasa membuat target 90 hari. Saran saya target 90 hari tidak lebih dari 3 target.

Langkah terakhir adalah, sempurnakan lingkungan Anda. Kata pepatah; bergaul dengan penjual minyak wangi kecipratan bau wangi. Carilah lingkungan yang mendukung Anda, ingin jadi pengusaha bergaul dgn pengusaha, ingin jadi professional bergaul dgn profesional. Deretan nama-nama sahabat Anda harus lebih banyak deretan yang “chemistry” nya nyambung bukan yg malah mendemotivasi Anda.



Disadur dari buku " Tuhan Inilah Proposal Hidupku " by Jamil Azzaini. Semoga bermanfaat bagi saya khususnya dan umumnya untuk sahabat-sahabat semua.


sumber: hasil copast
Renungan buat Ikhwan...Sosok Suami
Tuesday, January 18, 2011 9:15 AM
Pernikahan atau Perkawinan,
Menyingkap tabir rahasia ...
Isteri yang kamu nikahi,
Tidaklah semulia Khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah ...
Justru Isteri hanyalah wanita akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Menjadi solehah ...


Pernikahan atau Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama ...
Isteri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Isteri adalah murid, Kamu mursyid (pembimbing)-nya,
Isteri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya ..
Saat Isteri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,
Seketika Isteri menjadi racun, Kamulah penawar bisanya,
Seandainya Isteri tulang yang bengkok, Berhati-hatilah meluruskannya ...

Pernikahan atau Perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa ...
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justru kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Muhammad Rasulullah atau Isa As,
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajah,
Cuma pria akhir zaman, yang berusaha menjadi soleh ...
Renungan buat Akhwat...Sosok Istri
Tuesday, January 18, 2011 9:14 AM
Pernikahan atau Perkawinan,
Membuka tabir rahasia ...
Suami yang menikahi kamu,
Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setaqwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Isa atau Ayub,
Atau pun segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang soleh solehah...


Pernikahan atau Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama ...
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamulah penuntun kenakalannya ..
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatkannya ...

Pernikahan atau Perkawinan,
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa ...
Untuk belajar meniti sabar dan ridho,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justru Kamu akan tersentak dari alpa,
Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna didalam menjaga
Pun bukanlah Hajar ataupun Mariam, yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman, yang berusaha menjadi solehah ...

Sandiwara Langit...sebuah kisah bertabur hikmah
Saturday, January 08, 2011 2:33 AM
Assalamu'alaikum
Aku tahu buku ini pertama kali lewat group di FB undangan dari temen. Kisah dalam buku sedikit dinukil di group FB itu. Ini yg membuat rasa penasaranku muncul. Ini kisah nyata apa bukan ya...Seperti biasa aku tanya ke simbah google(mungkin krn sudah lamanya tiap kali ada masalah langsung search di google makanya dipanggil simbah google hee..)


Dari tertarik sinopsisnya jd tertarik mau beli bukunya. Berhubung agak susah memang nyari buku beginian di toko-toko buku offline kucari deh di dunia maya ini.Ketemu juga...Setelah kontak-kontakan sama empunya toko Online akhirnya deal jg.Buku itu kubeli seharga Rp33.000(klo gk salah)plus ongkos kirim.



Buku yang kunanti-nanti akhirnya nyampe jg. Sebagai pembeli kucek dulu keadaan barang. Waduh...disayangkan ada beberapa halaman yg gk ada.Kubalikin bukunya biar diganti dg yg baik. Tapi mungkin emang sudah kehendak-Nya. Buku itu aku kirim tapi besok lusanya buku itu aku terima lagi. Si tukang pos salah naruh perangkonya. Jadi buku yg aku kirim tertuju ke alamat pengirim. Memang lagi rejeki buatku.


Buku ini ditulis oleh Ust Abu Umar Basyir(bukan Ust. Abu Bakar Ba'asyir ya...). Yang menarik dari buku ini adalah buku ini mengisahkan perjalanan hidup anak manusia. Tidak kukatakan buku ini sebuah novel tapi lebih tepat disebut true story. Karena disebutkan penulisnya ini merupakan kisah yg benar-benar terjadi. Penulis mencari sendiri data-data dari pelaku kisah ini.


Walaupun dikisahkan dg bahasa yang sederhana, buku sangat menginspirasi. karena memang penulis dikenal sebagai pendakwah bukan sebagai novelis. Ditambah lagi disisipkan dalil-dalil sunnah yg menjadi penguat dan menambah hikmah yang bisa diambil.


Dikisahkan seorang pemuda akhir zaman karena memang terjadi di zaman kita yang hidup dari keluarga yang sederhana lulusan SMA. Tapi yang membuatku kagum biarpun lulusan SMA dia punya semangat dalam agama. Sangat jauh sekali dari pergaulan pemuda seangkatannya. Jadi iri aku...


Sebagai seorang pemuda normal dia jg merasakan bagaimana menjadi seorang pemuda yaitu mulai tertarik dengan lawan jenis(yang ini aku jg ngrasain. Memang berat godaanya....). Klo pemuda seumurannya biasanya menumpahkan perasaanya melalui pacaran. Tapi dia tidak mau ikut terjerumus dalam perkara itu


Untuk menghindari fitnah itu, dia memutuskan untuk melamar seorang gadis. Tak tanggung-tanggung...dia melamar seorang gadis yang soleh dari keluarga yag cukup berada. Memang punya nyali pemuda ini...Yang menarik lagi pernikahan dengan gadis itu disertai sebuah perjanjian. Perjanjiannya jika selama 10 tahun tidak bisa membahagiakan putrinya dalam hal materi maksudnya, maka dia harus menceraikan istrinya.


Sebuah kisah yang memang bertabur hikmah. Sebuah komitmen untuk teguh dalam agama, kisah cinta yang mengharukan dan ketegaran dalam menjalani kehidupan. Walaupun sempat mereka berdua dipisahkan, tapi akhirnya meraka disatukan lagi. Ending yang mengharukan....


Kelanjutannya baca sendiri di bukunya ya...moga manfaaat coretan ini  :)
Di Manakah Tali Cinta-mu Bergantung?


Affannur

Cinta itu anugerah. Tak seorangpun menampiknya. Karena anugerah, maka cinta kerap datang secara tiba-tiba, bahkan seringkali tanpa si pemilik cinta menghendaki kehadirannya. Yah, betapa banyak di antara kita yang ‘menyesal’ karena lebih menyukai gudeg ketimbang burger.  Tapi kecintaan pada makanan itu datang begitu saja.

Persoalannya, meski cinta datang tak terduga-duga, ia selalu punya alasan kenapa hadir dalam kehidupan nyata. Cinta selalu datang dari pipa saluran yang berbeda-beda, meski sumbernya adalah sama. Berbeda pipa, karena berbeda alasan. Masing-masing alasan menentukan kwalitas cinta. Bingung? Mari deh, kita simak penuturannya berikut ini.


Cinta, Selalu Punya Alasan

Kita boleh saja menukas, bahwa cinta itu menyerbu hati kita, tanpa kita pernah memintanya.  Selain blind (buta), cinta juga blue (tak terduga-duga). Tapi kenyataannya, cinta selalu punya alasan ketika ia hadir di hati kita.

Okey, sebagai contoh, kita kembali ke soal makanan. Masyarakat Indonesia, meski kaya dengan beragam makanan, tapi miskin keragamam makanan pokok. Selain beberapa wilayah di tanah air yang memilih sagu atau jagung sebagai makanan pokok, umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal satu jenis makanan pokok: nasi.

Orang Cina sangat akrab dengan tiga jenis makanan pokoknya: Mie, Bakpao dan nasi. Yang manapun yang mereka santap, mereka tetap merasa bisa kenyang dengan nyaman.

Masyarakat Arab akrab dengan roti gandum, nasi dan makaroni sebagai makanan pokok.

Masyarakat Barat dan Eropa nyaman menyantap roti dan nasi sebagai makanan pokok.

Sebagian masyarakat Amerika Latin setidaknya akrab dengan dua jenis makanan pokok: Talas dan kacang merah.

Lalu, bisakah sebagai orang Indonesia kita mengatakan, “Kami dilahirkan, sudah sebagai penikmat satu jenis makan pokok saja. Cinta kami, hanya untuk nasi sebagai makanan pokok. No way untuk roti apalagi kacang-kacangan?”

Sebagai de facto, mungkin bisa. Secara de jure itu tak masuk akal.

Cinta kita kepada nasi sebagai makanan pokok tunggal, bukanlah semata-mata suratan. Tapi karena kita juga sengaja berprilaku ngotot, untuk sekali nasi tetap nasi. Untuk tak mau membiasakan diri menyantap jenis lain dari makanan pokok pengganti. Padahal, suka ada karena biasa. Witing trisna jalaran saka kulina. Nasi punya alasan kenapa ia menjadi primadona di lidah kita: karena kita yang mengundangnya secara sendirian dalam kehidupan makan kita.

Jadi, salah satu alasan cinta itu hadir: karena kita mengundang dan membiasakannya.
“Orang yang cita-citanya tertuju pada dunia saja, urusannya akan Allah cerai beraikan,  kemiskinan senantiasa terbayang di pelupuk matanya, sementara dunia yang mendatanginya hanya sebatas yang telah Allah tetapkan baginya saja. Dan Siapa saja yang cita-citanya tertuju pada akhirat, pasti Allah beri keteguhan pada kesatuan jiwanya, kekayaan selalu melekat dalam hatinya, sementara dunia justru mendatanginya secara pasrah.[1]”

Alasan-alasan Cinta

Cinta tentu punya banyak alasan untuk hadir di hati kita. Bila kita mau merenunginya, sungguh banyak keajaiban di sana.

Sebagian orang beralasan, bahwa ia mencinta calon isterinya dahulu, karena keindahan matanya. Siapa yang menyuruh dirinya untuk begitu peduli mencermati calon mempelainya sebegitu rupa?

Tentu ada latar belakang, kenapa ia begitu memuliakan mata. Sehingga cinta itupun ia betot untuk hadir, hanya karena keindahan sepasang mata.

Yah, bisa jadi ia membiasakan dirinya untuk meneliti berbagai jenis mata manusia. Yang hitam pekat bulatan tengahnya, yang bercampur biru warnanya, yang sering dibilang sebagai mata kucing, yang sipit, yang belo, yang sayu……yang ini dan yang itu. Mata, ternyata begitu banyak jenisnya.

Soal binatang kesayangan dia juga kerap menilai dari keindahan matanya. Itu sah-sah saja. Tapi selera itu tak muncul tiba-tiba.

Eh, ada seorang teman saya, yang menikahi calon isterinya dahulu, setelah mendengarkan kemerduan suaranya melantunkan ayat-ayat Allah…..

Selidik punya selidik, ternyata ia memang gemar membaca Al-Quran, sangat memerhatikan tajwid, tahsin dan makraj huruuf dalam bacaan Al-Quran. Maka seorang wanita shalihah, semakin bertambah nilainya hingga berkali-kali lipat, bila ketahuan bersuara indah dalam melantunkan ayat-ayat Allah.

Ehm, ada juga seorang teman yang menikahi wanita, setelah tahu sang calon isteri memiliki kemampuan bela diri yang memikat. Ternyata, ia sangat mengagumi tokoh Ummu Khalat dalam sejarah para Sahabat Nabi n. Seorang wanita bercadar, yang pernah ikut dalam peperangan sedemikian gagahnya. Nabi dan para Sahabat mengira ia seorang ksatria muslim yang tidak dikenal. Ternyata, ia adalah ‘pendekar’ muslimah bernama Ummu Khalat!

Alasan, atau dalam bahasa fiqihnya ‘illat, menjadi pencetus munculnya kesimpulan hukum. Cinta itu adalah hukum. Dan setiap hukum muncul bersama ‘illatnya. Apakah illat cintamu?

Ini, yang harus kita renungi baik-baik.

Alasan cinta atau ‘illat cinta, muncul dari pipa yang berbeda-beda. Ada pipa keyakinan atau ideologi. Ada pipa pergaulan atau sosial. Ada pipa wawasan dan ilmu pengetahuan atau science dan tsaqaafah. Ada juga pipa budaya,  suku, keluarga, hobi, dan seterusnya.

Dari pipa manapun alasan cinta itu bermula, carilah kemenangan dengan agama sebagai basis powernya. Itulah salah satu yang dapat kita mengerti dari sabda Nabi n,

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Menanglah dengan memilih agamanya, maka “taribat yadaaka” (dirimu akan selamat dari cela).” [2]

Agama, dijadikan sebagai starting powernya. Dari wilayah itu sebagai basis kekuatan memilih, seseorang bisa meragamkannya sesuai dengan berbagai latar belakang yang dia miliki.

Ia bisa memilihnya melalui pipa hobi, kecendrungan, ilmu pengetahuan, atau apa saja. Selama itu tidak berlawanan dengan konsep agama, dan selama ia berjalan bersinergi dengan nilai-nilai agama dan keyakinan yang lurus, ia bisa menjadi alasan kehadiran cinta.

Gantungan tali Cinta

ketika cinta itu datang dengan segala alasannya; dengan satu, dua, tiga atau sekian alasan berbeda-beda sekaligus, tentu ia hadir bukan menggantung di awang-awang.

Cinta mengalir dari endapan pandangan mata, pendengaran telinga, penciuman hidung, dan campuran berbagai nuansa rasa yang menumpuk di hati, lalu membentuk cita rasa baru yang unik dan mengejutkan. Itulah cinta,

Saat ia muncul, ia bergantung pada sesuatu yang menjadi kekuatan wujudnya. Kalau cinta itu muncul akibat kesamaan visi dan misi kehidupan, maka cinta itu akan luntur saat visi dan misi dua orang yang saling mencintai itu kemudian bertabrakan atau bersimpangjalan.

Kalau  cinta itu muncul karena dorongan ambisi-ambisi duniawi tertentu, maka berkurangnya kwalitas dan kwantitas dunia yang direngkuh, akan membuat cinta itu kian lama kian kehilangan maknanya.

Namun, bila cinta itu bergantung pada perjalanan mengejar cinta Yang Maha Kuasa, Allah, Ar-Rahmaan Ar-Rahiem, maka cinta itu akan abadi, selama iman masih di kandung badan.

Abu Hurairah t meriwayatkan dari Rasulullah r,
“Ada se-orang laki-laki mengunjungi saudaranya di suatu kampung lain. Allah kemudian mengutus satu malaikat untuk mengawasi Madrajatahu[3]. Ketika sampai kepadanya, malaikat berkata,
“Anda mau ke mana?”

“Saya ingin mengunjungi saudaraku.” Jawabnya.

“Apakah ada sebab mendorong Anda untuk menziarahinya?”[4] Tanya malaikat itu lagi.

“ Tidak ada, selain aku mencintainya karena Allah.” Jawab orang itu pula.

Malaikat itu berkata, “Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk Anda. Bahwa Allah I telah mencintai Anda sebagaimana Anda mencintai dia karena-Nya.”[5]

أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: أَنْ تُحِبَّ فِيْ اللهِ، وَتُبْغِضَ فِيْ اللهِ
“Pokok-pokok iman yang paling kuat adalah Anda mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”[6]
Maka, selidikilah terus menerus, di mana tali cinta kita bergantung. Betapa banyak orang yang kita cintai di dunia ini. Begitu berlimpah hal-hal dan sesuatu yang kita cinta di muka bumi ini.
Di manakah tali cinta-cinta itu bergantung?

Apakah pada janji kehidupan dunia yang fana ini?

Apakah pada petuah dan nasihat manusia saja?

Apakah pada ambisi dan hasrat dunia semata?

Apakah pada fanatisme kekeluargaan, kesukuan dan kebangsaan saja?

Bila memang demikian, binasalah segala cinta yang ada. Karena segala sesuatu, selain Allah, pasti akan mengalami kebinasaan. Cepat atau lambat.

Di manakah tali cinta kita bergantung…………..????

[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah nomor 949.


[2] Arti “Taribat Yadaak”, adalah bersentuhan dengan bumi. Itu merupakan bahasan kiasan yang artinya: membutuhkan. Ungkapan itu berwujud berita, tetapi artinya sebagai perintah. Lihat Fathul Bari IX : 38 – 39

[3] Jalannya

[4] “Tarubbuha” bermakna “berupaya memperbaikinya” dan “bangkit karenanya”

[5] HR. Muslim, No. 38, 4/1988

[6] HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, No. 11537; Ibnu Syaibah dalam Al-Iman, hlm. 110, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, No. 1728
Penulis: Abu Umar Basyir

Artikel: www.salafiyunpad.wordpress.com
Mau nyelesaikan masalah VMJ.?? "Fondasi"nya juga dibangun..

ALLOH Ta'ala berfirman yang artinya :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,yaitu : wanita-wanita,anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,dan di sisi ALLOH lah tempat kembali yang baik."(QS. Ali 'Imron ayat 14)
selain itu juga,
sabda Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallaam yang artinya :
"ALLOH menciptakan rasa kasih sayang itu 100 bagian,99 bagian disimpan di sisi-NYA,1 bagian saja yang diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang 1 bagian itu,para makhluq berkasih sayang,(sehingga) para kuda mengangkat kakinya,karena takut anaknya terinjak."(HR. Bukhori)

Dari 1 ayat Al-Quran dan 1 Hadits di atas dapat kita simpulkan cinta itu fitrah..
Lantas sekarang apakah kita bisa seenaknya dan sepuasnya larut dan hanyut dalam rasa cinta itu.??

"....... Adapun orang-orang yang beriman amat besar cintanya kepada ALLOH........."
(terjemahan potongan QS. Al-Baqoroh:165)

"Tiga kelompok manusia yang akan merasakan manisnya iman (salah satunya) adalah seseorang yang lebih mencintai ALLOH dan Rosul-NYA daripada yang lainnya................"(Muttafaq 'Alaih)

Dari kedua dalil naqli di atas disebutkan dan dijelaskan secara tersirat bahwa dalam urusan cinta,orang beriman itu mencintai ALLOH amat sangat dan kemudian di posisi kedua mencintai Rosul-NYA,sehingga dapat merasakan manisnya iman..
 Itulah batasannya..


Selain itu,
"Perkuatlah ikatan iman dengan cinta karena ALLOH dan benci karena-NYA."
(Hadits Hasan,dan dianggap Hasan oleh Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah hal 998)
dan
"Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-KU,pada hari ini AKU akan memberi mereka perlindungan ketika tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-KU."(HR. Muslim - 2566)


Batasan cinta lainnya (kepada makhluq) juga disebutkan dalam salah satu sabda Nabi yang sangat terkenal,
"Cintailah sesuatu  sekadarnya saja,sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu. Dan bencilah sesuatu sekadarnya saja,sebab bisa jadi suatu hari nanti dia akan menjadi kekasihmu."(HR. Tirmidzi)
itu mengenai batasan cinta..


Fenomena lain yang terjadi pada orang yang sedang mengalami kasmaran biasanya dia menganggap yang ia cintai adalah segala-galanya..
Contoh status :
"Sayangku,kau adalah segalanya dalam hidupku"


Ini yang perlu kita jelaskan..
Dan pembahasan ini sebenarnya sangat panjang,karena terkait dengan fondasi agama,yakni TAUHID..
Yaa.. Di sinilah pentingnya/urgensi Tauhid itu dalam da'wah..


"Dan Kami tidak mengutus seorang Rosul pun sebelum kamu,melainkan Kami wahyukan kepadanya : "Bahwasanya tidak ada yang berhak disembah,kecuali AKU (ALLOH Ta'ala);oleh karena itu sembahlah AKU saja."(QS. Al-Anbiya' ayat 25)


dan ada banyak lagi ayat Quran yang menjelaskan bahwa da'wah yang harus disampaikan pertama kali adalah TAUHID.. Mengesakan ALLOH..
Tidak cukup hanya dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat..
Ada banyak hal yang termasuk dalam pembahasan para ulama mengenai TAUHID ini..


Kembali ke masalah status yang bagi saya menggelikan (bahasa halus) itu.. Bukankah ALLOH berfirman di potongan ayat yang sebelum potongan ayat yang saya cantumkan pertama di atas,
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain ALLOH;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLOH. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada ALLOH. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zholim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),bahwa kekuatan itu kepunyaan ALLOH semuanya dan bahwa ALLOH amat berat siksaan-NYA (niscaya mereka menyesal)."(QS. Al-Baqoroh ayat 165)


Kesimpulannya sampaikanlah da'wah Tauhid itu pertama kali.. Karena Tauhid laksana fondasi pada sebuah bangunan..
Bisa kita bayangkan bagaimana kalau dalam sebuah pengerjaan sebuah bangunan,fondasi dilakukan di pertengahan atau bahkan di akhir,(setelah bagian yang lain jadi)..
Setelah itu baru kita "bangun bagian dinding,kolom bangunan" itu,yakni menyampaikan mengenai Fiqh pergaulan,misalnya..
intinya TAUHID ini juga perlu dibangun..
 
Referensi :
1. Versi cetak :
a. Al-Quran & Terjemahannya
b. Quantum Cinta - DR. Majdi Al-Hilali
c. Al-Firqotun Najiyah - Syaikh Muhammad bin Jamil Zaini
2. Versi OnLine dari HP dan cari di GOOGLE :
a. nurussyafiq.blogspot.com
b. tazkiatunnafs.multiply.com
c. ketikacintaberpahala.multiply.com


Sumber:
 http://www.facebook.com/notes.php?id=1531395695&notes_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=428387526268
Hadits Arba'in An-Nawawi: No 3.Rukun Islam
Tuesday, August 31, 2010 4:22 PM
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ. [رواه الترمذي ومسلم ]
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khathab"Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan".
HR. Bukhari dan Muslim
Nomor: 3
Sumber: http://assunnah.mine.nu

Penjelasan:
Abul 'Abbas Al-Qurtubi berkata : "Lima hal tersebut menjadi asas agama Islam dan landasan tegaknya Islam. Lima hal tersebut diatas disebut secara khusus tanpa menyebutkan Jihad (Padahal Jihad adalah membela agama dan mengalahkan penentang-penentang yang kafir) Karena kelima hal tersebut merupakan kewajiban yang abadi, sedangkan jihad merupakan salah satu fardhu kifayah, sehingga pada saat tertentu bisa menjadi tidak wajib.

Pada beberapa riwayat disebutkan, Haji lebih dahulu dari Puasa Romadhon. Hal ini adalah keraguan perawi. Wallahu A'lam (Imam Muhyidin An Nawawi dalam mensyarah hadits ini berkata, "Demikian dalam riwayat ini, Haji disebutkan lebih dahulu dari puasa. Hal ini sekedar tertib dalam menyebutkan, bukan dalam hal hukumnya, karena puasa ramadhon diwajibkan sebelum kewajiban haji. Dalam riwayat lain disebutkan puasa disebutkan lebih dahulu daripada haji") Oleh karena itu, Ibnu Umar ketika mendengar seseorang mendahulukan menyebut haji daripada puasa, ia melarangnya lalu ia mendahulukan menyebut puasa daripada haji. Ia berkata : "Begitulah yang aku dengar dari Rosululloh "

Pada salah satu riwayat Ibnu 'Umar disebutkan "Islam didirikan atas pengakuan bahwa engkau menyembah Allah dan mengingkari sesembahan selain-Nya dan melaksanakan Sholat...." Pada riwayat lain disebutkan : seorang laki-laki berkata kepada Ibnu 'Umar, "Bolehkah kami berperang ?" Ia menjawab : "Aku mendengar Rosululloh bersabda, "Islam didirikan atas lima hal ...." Hadits ini merupakan dasar yang sangat utama guna mengetahui agama dan apa yang menjadi landasannya. Hadits ini telah mencakup apa yang menjadi rukun-rukun agama.

Bila Cinta Menyapa


‘Cinta bikin orang gila’, begitu kata sebagian orang. Barangkali ada benarnya. Buktinya, banyak kita saksikan para pemuda atau pemudi yang rela melanggar aturan-aturan agama demi mencari keridhaan pacarnya. Alasan mereka, ‘cinta itu membutuhkan pengorbanan’. Kalau berkorban harta atau bahkan nyawa untuk membela agama Allah, tentu tidak kita ingkari. Namun, bagaimana jika yang dikorbankan adalah syariat Islam dan yang dicari bukan keridhaan Ar-Rahman? Semoga tulisan yang ringkas ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita bersama, agar cinta yang mengalir di peredaran darah kita tidak berubah menjadi bencana.


Allah ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Di antara manusia ada yang mencintai sekutu-sekutu selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah, adapun orang-orang yang beiman lebih dalam cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang yang zhalim itu menyaksikan tatkala mereka melihat adzab (pada hari kiamat) bahwa sesungguhnya seluruh kekuatan adalah milik Allah dan bahwa Allah sangat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqarah : 165)

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan, “Allah menceritakan bahwa mereka (orang musyrik) mencintai pujaan-pujaan mereka/sesembahan tandingan itu sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah. Maka hal itu menunjukkan bahwa mereka juga mencintai Allah dengan kecintaan yang sangat besar. Akan tetapi hal itu belum bisa memasukkan mereka ke dalam Islam. Lalu bagaimana jadinya orang yang mencintai pujaan (selain Allah) dengan rasa cinta yang lebih besar daripada kecintaan kepada Allah? Lalu apa jadinya orang yang hanya mencintai pujaan tandingan itu dan sama sekali tidak mencintai Allah?” (sebagaimana dinukil dalam Hasyiyah Kitab Tauhid, hal. 7. islamspirit.com).

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : “Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya barangsiapa yang mencintai sesuatu selain Allah sebagaimana mencintai Allah ta’ala maka dia termasuk kategori orang yang telah menjadikan selain Allah sebagai sekutu. Syirik ini terjadi dalam hal kecintaan bukan dalam hal penciptaan dan rububiyah… Karena sesungguhnya mayoritas penduduk bumi ini telah mengangkat selain Allah sebagai sekutu dalam perkara cinta dan pengagungan.” (dinukil dari Fathul Majid, hal. 320).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Sumber terjadinya kesyirikan terhadap Allah adalah syirik dalam perkara cinta. Sebagaimana firman Allah ta’ala, “Dan diantara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan, mereka mencintainya sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah. Adapun orang-orang yang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah : 165)…” Beliau menegaskan : “Maksud dari pembicaraan ini adalah bahwasanya hakikat penghambaan tidak akan bisa diraih apabila diiringi dengan kesyirikan kepada Allah dalam urusan cinta. Lain halnya dengan mahabbah lillah. Karena sesungguhnya kecintaan tersebut merupakan salah satu koneskuensi dan tuntutan dari penghambaan kepada Allah. Karena sesungguhnya kecintaan kepada rasul –bahkan harus mendahulukan kecintaan kepadanya daripada kepada diri sendiri, orang tua dan anak-anak- merupakan perkara yang menentukan kesempurnaan iman. Sebab mencintai beliau termasuk bagian dari mencintai Allah. Demikian pula halnya pada kecintaan fillah dan lillah…” (Ad-Daa’ wad-Dawaa’, hal. 212-213)

Buktikan Cintamu!
Dari Anas radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai dia menjadikan aku lebih dicintainya daripada anak, orang tua dan seluruh umat manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata : “Maka keimanan tidak menjadi sempurna sampai Rasul lebih dicintainya daripada seluruh makhluk. Kalau demikian halnya yang seharusnya diterapkan dalam kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bagaimanakah lagi dengan kecintaan kepada Allah ta’ala?!!…” (Al-Qaul Al-Mufid, II/6).
Allah ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
“Katakanlah : Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku.” (QS. Ali-’Imraan : 31). Syaikhul Islam berkata : “Maka tidaklah seseorang menjadi pecinta Allah hingga dia mau tunduk mengikuti Rasulullah.” (lihat Al-’Ubudiyah)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjelaskan : “Pokok dari seluruh amal perbuatan adalah rasa suka (cinta). Karena seorang manusia tidaklah melakukan sesuatu kecuali apa yang disukainya, baik dalam rangka mendapatkan manfaat atau untuk menolak madharat. Maka apabila dia melakukan sesuatu tentulah karena dia menyukainya, mungkin karena dzat sesuatu itu sendiri (sebab internal) seperti halnya makanan atau karena sebab eksternal seperti halnya meminum obat. Ibadah kepada Allah itu dibangun di atas pondasi kecintaan. Bahkan rasa cinta itulah hakikat dari ibadah. Sebab apabila anda beribadah tanpa memiliki rasa cinta maka ibadah yang anda perbuat akan terasa hambar dan tidak ada ruhnya. Karena sesungguhnya apabila di dalam hati seorang insan masih terdapat rasa cinta kepada Allah dan keinginan untuk menikmati surga-Nya maka tentunya dia akan menempuh jalan untuk menggapainya…” (Al-Qaul Al-Mufid, II/3)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa yang pada dirinya terdapat ketiganya niscaya akan merasakan manisnya iman; [1] Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, [2] dia mencintai orang lain tidak lain disebabkan cinta karena Allah, [3] dan dia tidak suka kembali kepada kekafiran sebagaimana dia tidak suka untuk dilemparkan ke dalam kobaran api.” (HR. Bukhari [15,20,5581,6428] dan Muslim [60,61] dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Tali keimanan yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya [92] dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu disahihkan Al-Albani dalam takhrij Kitabul Iman karya Ibnu Taimiyah).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mengatakan, “Tanda kebenaran cinta itu ialah apabila seseorang dihadapkan kepadanya dua perkara, salah satunya dicintai Allah dan Rasul-Nya sementara di dalam dirinya tidak ada keinginan (nafsu) untuk itu, sedangkan perkara yang lain adalah sesuatu yang disukai dan diinginkan oleh nafsunya akan tetapi hal itu akan menghilangkan atau mengurangi perkara yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Apabila ternyata dia lebih memprioritaskan apa yang diinginkan oleh nafsunya di atas apa yang dicintai Allah ini berarti dia telah berbuat zalim dan meninggalkan kewajiban yang seharusnya dilakukannya” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 332).

Maka perhatikanlah wahai saudaraku kecenderungan dan gerak-gerik hatimu, jangan-jangan selama ini engkau telah menobatkan sesembahan selain Allah jauh di dalam lubuk hatimu; entah itu harta, kedudukan, jabatan, benda, atau sesosok manusia. Engkau mengharapkannya, menggantungkan cita-citamu kepadanya, takut kehilangan dirinya sebagaimana rasa takutmu kehilangan bantuan dari Allah ta’ala, sehingga keridhaannya pun menjadi tujuan segala perbuatan dan tingkah lakumu. Halal dan haram tidak lagi kau pedulikan, aturan Allah pun kau lupakan. Aduhai, betapa malang orang-orang yang telah menjadikan makhluk yang lemah dan tak berdaya sebagai tumpuan harapan hidupnya. Sungguh benar Ibnul Qayyim rahimahullah yang mengatakan, “Sesungguhnya mayoritas penduduk bumi ini telah mengangkat selain Allah sebagai sekutu dalam perkara cinta dan pengagungan.” (dinukil dari Fathul Majid, hal. 320).

Semoga Allah menyelamatkan hati kita dari tipu daya Iblis dan bala tentaranya, dan semoga Allah meneguhkan hati kita untuk menjunjung tinggi kecintaan kepada-Nya di atas segala-galanya. Sebab tidak ada lagi yang lebih melegakan hati dan perasaan kita selain tatkala Allah ta’ala telah menetapkan cinta-Nya untuk kita, sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengabulkan doa. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi-Nya, segala puji bagi Allah Rabb penguasa seluruh alam semesta.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id dengan sedikit pengurangan
Apakah merokok termasuk pembatal puasa?
Sunday, August 08, 2010 12:35 AM
Apakah merokok termasuk pembatal puasa? Silakan simak nasehat yang amat bagus bagi para perokok dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, ulama abad ke-20 dari Unaizah, Saudi Arabia. Di dalam nasehat ini, kita akan menemukan bahwa di antara waktu yang tepat meninggalkan rokok adalah di bulan Ramadhan sekarang ini. Semoga Allah beri taufik.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah Ta’ala pernah ditanyakan :
Sebagian orang yang berpuasa yang gemar merokok meyakini bahwa mengisap rokok di bulan Ramadhan bukanlah pembatal puasa karena rokok bukan termasuk makan dan minum. Bagaimana pendapat Syaikh yang mulia tentang masalah ini?
Beliau rahimahullah menjawab :

Gbr.Rokok ibarat bom waktu
Menurutku, ini adalah pernyataan yang tidak ada usulnya sama sekali. Bahkan sebenarnya rokok termasuk minum (syariba). (Dalam bahasa Arab) mengisap rokok disebut syariba ad dukhon. Jadi mengisap rokok disebut dengan minum (syariba).

Kemudian juga, asap rokok –tanpa diragukan lagi- masuk hingga dalam perut atau dalam tubuh. Dan segala sesuatu yang masuk dalam perut dan dalam tubuh termasuk pembatal puasa, baik yang masuk adalah sesuatu yang bermanfaat atau yang mendatangkan bahaya. Misalnya seseorang menelan manik-manik, besi atau selainnya (dengan sengaja), maka puasanya batal. Oleh karena itu, tidak disyaratkan sebagai pembatal puasa adalah memakan atau meminum sesuatu yang bermanfaat. Segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai makanan dan minuman.
Mereka meyakini bahkan mengenal bahwa mengisap rokok itu disebut (dalam bahasa Arab) syariba (yang artinya = minum), namun mereka tidak menyatakan bahwa rokok adalah pembatal puasa. Sama saja kita katakan bahwa ini jumlahnya satu, namun dia menganggap mustahil ini jumlahnya satu. Jadi, orang ini ada kesombongan dalam dirinya.

Kemudian berkaitan dengan bulan Ramadhan, ini adalah waktu yang tepat bagi orang yang memiliki tekad yang kuat untuk meninggalkan rokok yang jelek dan bisa mendatangkan bahaya. Waktu ini adalah kesempatan yang baik untuk meninggalkan rokok karena sepanjang siang seseorang harus menahan diri dari hal tersebut. Sedangkan di malam hari, dia bisa menghibur diri dengan hal-hal yang mubah seperti makan, minum, jalan-jalan ke masjid atau berkunjung ke majelis orang sholih. Untuk meninggalkan kebiasaan merokok, seseorang juga hendaknya menjauhkan diri dari para pecandu rokok yang bisa mempengaruhi dia untuk merokok lagi.

Apabila seorang pecandu rokok setelah sebulan penuh meninggalkan rokoknya (karena moment puasa yang dia lalui), ini bisa menjadi penolong terbesar baginya untuk meninggalkan kebiasaan rokok selamanya, dia bisa meninggalkan rokok tersebut di sisa umurnya. Bulan Ramadhan inilah kesempatan yang baik. Waktu ini janganlah sampai dilewatkan oleh pecandu rokok untuk meninggalkan kebiasaan rokoknya selamanya.

Dikutip dari Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Ibnu ‘Utsaimin, Bab Ash Shiyam, 17/148 (Asy Syamilah)

-Semoga Allah memberikan taufik kepada pecandu rokok untuk meninggalkan kebiasaan rokok selamanya setelah dia berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, Amin Ya Mujibas Sa’ilin-
***
Artikel www.rumaysho.com
Hadits Arba'in An-Nawawi: No 2.Iman, Islam Dan Ihsan
Thursday, August 05, 2010 5:35 PM
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه مسلم]

Umar ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam
 " Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya orang itu berkata lagi,"beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu"
HR. Imam Muslim
Nomor: 2
Sumber: http://assunnah.mine.nu
Penjelasan:
Hadits ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan bathiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari'at dan menjadi sumbernya. Oleh sebab itu hadits ini menjadi induk ilmu sunnah.

Hadits ini menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada ulama, orang terhormat atau penguasa, karena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.

Kalimat " Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha beliau, lalu ia berkata : Wahai Muhammad....." adalah riwayat yang masyhur. Nasa'i meriwayatkan dengan kalimat, "Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut Rasulullah...." Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.

Dari hadits ini dipahami bahwa islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syari'at. Namun terkadang, dalam pengertian syari'at, kata islam dipakai dengan makna iman dan sebaliknya.

Kalimat, "Kami heran, dia bertanya tetapi dia sendiri yang membenarkannya" mereka para shahabat Rasulullah menjadi heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya bahkan membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.

Kalimat, "Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya...." Iman kepada Allah yaitu mengakui bahwa Allah itu ada dan mempunyai sifat-sifat Agung serta sempurna, bersih dari sifat kekurangan,. Dia tunggal, benar, memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan Dia, pencipta segala makhluk, bertindak sesuai kehendak-Nya dan melakukan segala kekuasaan-Nya sesuai keinginan-Nya.

Iman kepada Malaikat, maksudnya mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak mendahului sebelum ada perintah, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.

Iman kepada Para Rasul Allah, maksudnya mengakui bahwa mereka jujur dalam menyampaikan segala keterangan yang diterima dari Allah dan mereka diberi mukjizat yang mengukuhkan kebenarannya, menyampaikan semua ajaran yang diterimanya, menjelaskan kepada orang-orang mukalaf apa-apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Para Rasul Allah wajib dimuliakan dan tidak boleh dibeda-bedakan.

Iman kepada hari Akhir, maksudnya mengakui adanya kiamat, termasuk hidup setelah mati, berkumpul dipadang Mahsyar, adanya perhitungan dan timbangan amal, menempuh jembatan antara surga dan neraka, serta adanya Surga dan Neraka, dan juga mengakui hal-hal lain yang tersebut dalam Qur'an dan Hadits Rosululloh.

Iman kepada taqdir yaitu mengakui semua yang tersebut diatas, ringkasnya tersebut dalam firman Allah QS. Ash-Shaffaat : 96, "Allah menciptakan kamu dan semua perbuatan kamu" dan dalam QS. Al-Qamar : 49, "Sungguh segala sesuatu telah kami ciptakan dengan ukuran tertentu" dan di ayat-ayat yang lain. Demikian juga dalam Hadits Rasulullah, Dari Ibnu Abbas, "Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang Allah telah tetapkan pada dirimu. Sekiranya merekapun berkumpul untuk melakukan suatu yang membahayakan dirimu, niscaya tidak akan membahayakan dirimu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena diangkat dan lembaran-lembaran telah kering"

Para Ulama mengatakan, Barangsiapa membenarkan segala urusan dengan sungguh-sungguh lagi penuh keyakinan tidak sedikitpun terbersit keraguan, maka dia adalah mukmin sejati.

Kalimat, "Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya...." Pada pokoknya merujuk pada kekhusyu'an dalam beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.

Kalimat, "Beritahukan kepadaku tanda-tandanya ? sabda beliau : Budak perempuan melahirkan anak tuannya" maksudnya kaum muslimin kelak akan menguasai negeri kafir, sehingga banyak tawanan, maka budak-budak banyak melahirkan anak tuannya dan anak ini akan menempati posisi majikan karena kedudukan bapaknya. Hal ini menjadi sebagian tanda-tanda kiamat. Ada juga yang mengatakan bahwa itu menunjukkan kerusakan umat manusia sehingga orang-orang terhormat menjual budak yang menjadi ibu dari anak-anaknya, sehingga berpindah-pindah tangan yang mungkin sekali akan jatuh ke tangan anak kandungnya tanpa disadarinya.

Hadits ini juga menyatakan adanya larangan berlomba-lomba membangun bangunan yang sama sekali tidak dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah," Anak adam diberi pahala untuk setiap belanja yang dikeluarkannya kecuali belanja untuk mendirikan bangunan"

Kalimat, "Penggembala Domba" secara khusus disebutkan karena merekalah yang merupakan golongan badui yang paling lemah sehingga umumnya tidak mampu mendirikan bangunan, berbeda dengan para pemilik onta yang umumnya orang terhormat.

Kalimat, "Saya tetap tinggal beberapa lama" maksudnya Umar Radhiyallahu 'anhu tetap tinggal ditempat itu beberapa lama setelah orang yang bertanya pergi, dalam riwayat yang lain yang dimaksud tetap tinggal adalah Rosululloh.

Kalimat, "Ia datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan agamamu" maksudnya mengajarkan pokok-pokok agamamu, demikian kata Syaikh Muhyidin An Nawawi dalam syarah shahih muslim. Isi hadits ini yang terpenting adalah penjelasan islam, iman dan ihsan, serta kewajiban beriman kepada Taqdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Sesungguhnya keimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang, QS. Al-Fath : 4, "Untuk menambah keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya". Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa ibnu Abu Mulaikah berkata, "Aku temukan ada 30 orang shahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengatakan bahwa ia memiliki keimanan seperti halnya keimanan Jibril dan Mikail 'alaihimus salaam"

Kata iman mencakup pengertian kata islam dan semua bentuk ketaatan yang tersebut dalam hadits ini, karena semua hal tersebut merupakan perwujudan dari keyakinan yang ada dalam bathin yang menjadi tempat keimanan. Oleh karena itu kata Mukmin secara mutlak tidak dapat diterapkan pada orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar atau meninggalkan kewajiban agama, sebab suatu istilah harus menunjukkan pengertian yang lengkap dan tidak boleh dikurangi, kecuali dengan maksud tertentu. Juga dibolehkan menggunakan kata Tidak beriman sebagaimana pengertian hadits Rasulullah, "Seseorang tidak berzina ketika dia beriman dan tidak mencuri ketika dia beriman" maksudnya seseorang dikatakan tidak beriman ketika berzina atau ketika dia mencuri.

Kata islam mencakup makna iman dan makna ketaatan, syaikh Abu 'Umar berkata, "kata iman dan islam terkadang pengertiannya sama terkadang berbeda. Setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin" ia berkata, "pernyataan seperti ini sesuai dengan kebenaran" Keterangan-keterangan Al-Qur'an dan Assunnah berkenaan dengan iman dan islam sering dipahami keliru oleh orang-orang awam. Apa yang telah kami jelaskan diatas telah sesuai dengan pendirian jumhur ulama ahli hadits dan lain-lain. Wallahu a'lam

Anekdot Teori Charles Darwin
Saturday, July 24, 2010 12:06 AM
Menurut Teori Charles Darwin, Tikus adalah binatang menyusui = kelelawar dan masih ada hubungan family (katanya...)
Malam itu di sebuah got ada seekor ibu tikus dan seekor anak tikus, Mereka sedang mengobrol di pinggir got.

Anak tikus melihat seekor kelelawar terbang di atasnya dan kemudian bertanya pada ibu tikus.

"Ibu, apa itu yang di atas?"

Sang ibu tikus pun menjawab, "Ooo ..., itu kelelawar namanya ...."

Si anak tikus pun bertanya lagi, "Kok wajahnya mirip kita?"

Sang ibu menjawab, "Sebenarnya kelelawar itu masih sebangsa dengan kita ..., tapi dia ambil jurusan penerbangan...!!!

Heeee....(Tersenyum lebar)
Hadits Arba'in An-Nawawi: No 1.Ikhlas
Friday, July 23, 2010 10:20 PM
         عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ          رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم          يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ          امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ          فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ          لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى          مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ . [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن          إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن          الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب          المصنفة]      


Artinya: Amirul mukminin, Umar bin khathab"Segala amal itu tergantung            niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka            barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka            hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang            hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita            yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya".        
           Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad            bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang            Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi            An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara            semua kitab hadits.        
Nomor: 1


Sumber: http://assunnah.mine.nu

           Penjelasan:        
Hadits ini adalah Hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya,            ketinggian derajatnya dan didalamnya banyak mengandung manfaat. Imam            Bukhari telah meriwayatkannya pada beberapa bab pada kitab            shahihnya, juga Imam Muslim telah meriwayatkan hadits ini pada akhir            bab Jihad.



Hadits ini salah satu pokok penting ajaran islam.            Imam Ahmad dan Imam Syafi'i berkata : "Hadits tentang niat ini            mencakup sepertiga ilmu." Begitu pula kata imam Baihaqi dll. Hal itu            karena perbuatan manusia terdiri dari niat didalam hati, ucapan dan            tindakan. Sedangkan niat merupakan salah satu dari tiga bagian itu.            Diriwayatkan dari Imam Syafi'i, "Hadits ini mencakup tujuh puluh bab            fiqih", sejumlah Ulama' mengatakan hadits ini mencakup sepertiga            ajaran islam.

Para ulama gemar memulai karangan-karangannya            dengan mengutip hadits ini. Di antara mereka yang memulai dengan            hadits ini pada kitabnya adalah Imam Bukhari. Abdurrahman bin Mahdi            berkata : "bagi setiap penulis buku hendaknya memulai tulisannya            dengan hadits ini, untuk mengingatkan para pembacanya agar            meluruskan niatnya".

Hadits ini dibanding hadits-hadits            yang lain adalah hadits yang sangat terkenal, tetapi dilihat dari            sumber sanadnya, hadits ini adalah hadits ahad, karena hanya            diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab dari Nabi صلی            الله عليه وسلم.            Dari Umar hanya diriwayatkan oleh 'Alqamah bin Abi Waqash, kemudian            hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Ibrahim At Taimi, dan            selanjutnya hanya diriwayatkan oleh Yahya bin Sa'id Al Anshari,            kemudian barulah menjadi terkenal pada perawi selanjutnya. Lebih            dari 200 orang rawi yang meriwayatkan dari Yahya bin Sa'id dan            kebanyakan mereka adalah para Imam.



Pertama : Kata "Innamaa"            bermakna "hanya/pengecualian" , yaitu menetapkan sesuatu yang            disebut dan mengingkari selain yang disebut itu. Kata "hanya"            tersebut terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian secara mutlak            dan terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian yang terbatas. Untuk            membedakan antara dua pengertian ini dapat diketahui dari susunan            kalimatnya.

Misalnya, kalimat pada firman Allah : "Innamaa            anta mundzirun" (Engkau (Muhammad) hanyalah seorang penyampai            ancaman). (QS. Ar-Ra'd : 7)

Kalimat ini secara sepintas            menyatakan bahwa tugas Nabi صلی الله عليه وسلم            hanyalah menyampaikan ancaman dari Allah, tidak mempunyai            tugas-tugas lain. Padahal sebenarnya beliau mempunyai banyak sekali            tugas, seperti menyampaikan kabar gembira dan lain sebagainya.            Begitu juga kalimat pada firman Allah : "Innamal hayatud dunyaa            la'ibun walahwun" : "Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan dan            permainan". (QS. Muhammad : 36)



Kalimat ini (wallahu            a'lam) menunjukkan pembatasan berkenaan dengan akibat atau            dampaknya, apabila dikaitkan dengan hakikat kehidupan dunia, maka            kehidupan dapat menjadi wahana berbuat kebaikan. Dengan demikian            apabila disebutkan kata "hanya" dalam suatu kalimat, hendaklah            diperhatikan betul pengertian yang dimaksudkan.

Pada Hadits            ini, kalimat "Segala amal hanya menurut niatnya" yang dimaksud            dengan amal disini adalah semua amal yang dibenarkan syari'at,            sehingga setiap amal yang dibenarkan syari'at tanpa niat maka tidak            berarti apa-apa menurut agama islam. Tentang sabda Rasulullah,            "semua amal itu tergantung niatnya" ada perbedaan pendapat para            ulama tentang maksud kalimat tersebut. Sebagian memahami niat            sebagai syarat sehingga amal tidak sah tanpa niat, sebagian yang            lain memahami niat sebagai penyempurna sehingga amal itu akan            sempurna apabila ada niat.

Kedua : Kalimat "Dan setiap orang            hanya mendapatkan sesuai niatnya" oleh Khathabi dijelaskan bahwa            kalimat ini menunjukkan pengertian yang berbeda dari sebelumnya.            Yaitu menegaskan sah tidaknya amal bergantung pada niatnya. Juga            Syaikh Muhyidin An-Nawawi menerangkan bahwa niat menjadi syarat            sahnya amal. Sehingga seseorang yang meng-qadha sholat tanpa niat            maka tidak sah Sholatnya, walahu a'lam

Ketiga : Kalimat "Dan            Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya            kepada Allah dan Rosul-Nya" menurut penetapan ahli bahasa Arab,            bahwa kalimat syarat dan jawabnya, begitu pula mubtada' (subyek) dan            khabar (predikatnya) haruslah berbeda, sedangkan di kalimat ini            sama. Karena itu kalimat syarat bermakna niat atau maksud baik            secara bahasa atau syari'at, maksudnya barangsiapa berhijrah dengan            niat karena Allah dan Rosul-Nya maka akan mendapat pahala dari            hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya.

Hadits ini memang            muncul karena adanya seorang lelaki yang ikut hijrah dari Makkah ke            Madinah untuk mengawini perempuan bernama Ummu Qais. Dia berhijrah            tidak untuk mendapatkan pahala hijrah karena itu ia dijuluki Muhajir            Ummu Qais. Wallahu a'lam        
Seberapa Nyata Angan-anganmu?
Sunday, July 18, 2010 2:25 AM
Assalamu’alaikum
Biasanya orang mempunyai angan-angan yang tinggi. Ingin punya istri cantik, rumah mewah, kendaraan mewah dan masih banyak lagi. Manusia pun punya sebuah daya/kemampuan untuk berusaha mewujudkan keinginannya. Tapi biasanya angan-angan manusia lebih tinggi dibandingkan kemampuan/kenyataan hidup yang dia hadapi. Bagaimana agar angan-angan kita jadi kenyataan atau minimal mendekati kenyataan?


Dengan mempertemukan angan-angan dengan kemampuan  akan memudahkan mewujudkan impian kita. Dengan menurunkan standar angan-angan kita mendekati kemampuan yang kita miliki akan semakin dekatlah impian terwujud. Tapi disisi lain kita juga harus meningkatkan kemampuan kita untuk mempercepat pertemuan antara angan-angan dengan kemampuan. Seperti menambah ketrampilan kita, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi merupakan salah satu contoh untuk meningkatkan kemampuan.
Hidup harus ada kemampuan untuk berubah. Ibarat sebuah benda yang bergerak. Benda bergerak pasti mempunyai kecepatan. Seberapa kecepatan kita akan menentukan kapan kita sampai ke tujuan. Agar lebih cepat sampai ke ke tujuan diperlukan sebuah akselerasi. Jadi ada peningkatan kecepatan. Dengan mempertemukan angan-angan  dengan kemampuan/daya semakin mudahlah impian terwujud. Dari situ kita tingkatkan terus kemampuan dan angan-angan kita. angan-angan dan kemampuan akhirnya berjalan beriringan. Angan-angan kita pun bukan angan-angan yang kosong.
Intinya hadapilah kenyataan hidup ini. Lakukan apa yang mungkin bagi kita. Jangan terlalu banyak berangan-angan. Panjang angan-angan hanya akan membuka pintu syetan. Belajar berfikir sesuai realita yang ada.
Semoga bermanfaat.
Renungan Buat Calon Suami
Friday, July 16, 2010 6:39 AM


Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.
Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.


Isteri yang sholihah itu adalah yang qana?ah, senangnya berada di rumah.
Keluar rumah hanya untuk belanja atau pergi bersama suaminya.
Dia tahu bahan makanan telah mengalami kenaikan harga,
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.

Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.
***
Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.

Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,
karena yang cantik seperti bintang di langit.
Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.

Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.
Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.
***
"Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah" [Hadits Riwayat Ibn Majah]


http://mutiarasuamiku.blogspot.com/


Kalau Kamu Naksir Cowok!
Sunday, June 20, 2010 4:35 PM
Cewek naksir cowok? Wajar nggak sih? Trus, gimana pelampiasannya? Minta dipacarin? Eit…tunggu dulu. Jangan terburu nafsu, Non! Simak abis dulu yang satu ini, baru menentukan tindakan. Setuju?

Kalau cowok naksir cewek, trus ngajak pacaran, itu sih udah jamak bin umum banget. Soalnya kaum Adam emang dianggap berhak duluan menyatakan perasaannya. Cewek naksir cowok, sebetulnya juga udah relatif biasa. Apalagi di jaman pergaulan sekuler kayak sekarang. Tapi, kalau menyatakan perasaan duluan, sampai minta dipacarin, nah, itu masih jadi gontok-gontokan.


Jangan Rela Dipacari

Jatuh cinta, itu emang fitrah. Karena, berbarengan penciptaan manusia, kita diberi anugerah gharizah nau’ (naluri melestarikan jenis) yang salah satu manifestasinya adalah tertarik ama lawan jenis. Manifestasi lainnya berupa rasa sayang pada ortu, rasa keibuan, kebapakan, dll. So, kalau kamu naksir cowok, itu wajar. Malah aneh kalau kamu naksir sesama jenis.
Nah, ketika tumbuh benih-benih ‘daun waru’ di hatimu, kamu musti teliti. Apakah itu pertanda kamu udah siap menanggung konsekuensinya, yakni married atau belum. Sebab konsekuensi agar kamu bisa deketan ama cowok yang kamu cintai cuma satu, married. Nggak ada itu istilah pacaran. Kenapa? Karena pada faktanya, aktivitas dalam pacaran banyak yang melanggar aturan Islam.

Pertama, dalam pacaran pasti ada aktivitas pandang memandang aurat, atau memandang disertai syahwat antar dua insan. Ini jelas melanggar aturan Allah Swt agar gadhul bashar (lihat QS An-Nur: 30). Kalau pacarannya pake jilbab dan ikhwannya pake koko lengkap plus pecinya, sambil nunduk lagi, gimana? Ah, itu sih akal-akalan kamu aja!

Kedua, kalau kamu pacaran, berarti kamu bakal pergi berdua-duaan alias mojok. bin khalwat. Padahal itu kan melanggar syara’. Nabi bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga diantara keduanya adalah setan” (HR Ahmad).

Ketiga, kamu pasti ada pembicaraan yang di luar masalah muamalah alias masalah intim. Misalnya ngerumpiin soal perasaan masing-masing, soal hobi, soal keluarga, dll. Padahal, interaksi laki-perempuan dibatasi syara’ hanya untuk masalah muamalah seperti masalah jual beli, pendidikan, pengurusan umat, dakwah, dll. Yah, kecuali kalau udah khitbah, boleh tuh ngomongin soal keluarga atau rencana pernikahan.

Keempat, kadang (atau sering?) pacaran itu disertai aktivitas lebih berani seperti pegang-pegangan, raba-rabaan (copet kali!), pijit-pijitan, ciuman atau yang lebih gawat sampai berzina. Istilahnya pacaran itu acapkali melibatkan KNPI (Kissing, Necking, Petting, Intercourse – terjemahannya cari sendiri ya!). Padahal Islam mewanti-wanti agar tidak mendekati zina, apalagi sampai berzina.

Begitulah, naksir cowok bukan berarti melegalkan kamu buat mencari terobosan agar bisa jalan bareng ama cowok itu. Jadi, kalau tuh cowok ternyata juga naksir ama kamu, jangan malah seneng. Syair lagu Saden ‘Oh senangnya, waktu kau tembak aku, langsung kujawab, iya… kau jadi pacarku’ itu salah. Harusnya… iya…kau jadi suamiku (ceile…), gitu!
Lantas, kalau kamu belum siap terikat dalam pernikahan, alihkan perasaanmu. Kendalikan gharizah nau’ kamu. Camkan dalam kamus hidup kamu untuk tidak pacaran sebelum menikah. Bila syahwatmu muncul, misalnya tiba-tiba kamu naksir sama someone special, alihkan pada kegiatan lain yang lebih bernilai ibadah, silaturahim ke temen, ikut kegiatan yang positif atau baca bacaan Islami (kayak majalah kesayanganmu ini he..he..). Kamu bisa juga membentengi diri dengan shaum.

Oh, ya. Biar kaum Adam nggak gampang kepincut kamu, kamu juga musti hati-hati bila punya pesona. Jangan diobral ke sana ke mari (Itu sih namanya murahan, Non!). So, kalau kamu punya wajah manis kayak Katie Holmes, body aduhai bak Pamela Anderson, senyum menawan layaknya Jeniffer Lopez atau otak secerdik Betty La Fea, bersyukurlah. Tapi, cara mensyukurinya bukan dengan menjadikannya sebagai magnet untuk menarik lawan jenis kamu. Jadi, jangan sengaja menampakkan kelebihanmu itu. Misalnya dengan dandan menor (badut kali!), pakai baju ketat (kayak bacang), pakai parfum yang baunya bikin para cowok klepek-klepek, dll. Ingat kata pepatah, cinta itu datangnya dari mata turun ke hati.

Kalau Cinta Jangan Marah

Trus, kalau naksir cowok itu wajar, meski pelampiasannya bukan dengan pacaran, lalu gimana hukumnya kalau cewek menyatakan perasaan duluan? Dalam konteks meminta untuk dinikahi -bukan buat dipacarin- maka Islam membolehkannya. Jadi nggak usah ngeper meminta dikhitbah, kalau emang udah siap married. Wong Ummul Mu’minin Khadijah aja, nggak jatuh harga diri kok meminta Kanjeng Nabi Muhammad untuk menjadi suaminya.

Tapi, ini bukan masalah emansipasi, lho. But, dalam Islam memang dibolehkan wanita meminta seseorang untuk menikahinya atau mencarikan suami untuknya. Caranya, bisa minta tolong ama ortu kamu, atau melalui perantara orang deketnya cowok or ikhwan idamanmu itu. Hanya saja, jatuhnya khitbah tetap ada pada pihak kaum Adam. Maksudnya, kalau ada cowok yang nggak mau ama kamu, meski udah cinta berat, ya nggak bisa dipaksakan teken kontrak nikah. Jadi nggak usah pake pelet atau dukun segala.
Nah, kalau kamu dilanda cinta, naksir berat ama cowok, jangan marah kalau nggak bisa mengekspresikannya dengan pacaran. Kalau siap married, siapa takut. Tapi kalau belum siap married, yah jomblo aja lagi! Gimana? Yang masih nggandeng pacar, siap mutusin, kan? Nggak apa-apa kok, jangan menangis dong, Non![asri]

[pernah dimuat di rubrik "Banaat", Majalah PERMATA, edisi September 2002]
*dengan pengeditan seperlunya, selengkapnya dapat dibaca di : http://www.gaulislam.com/kalau-kamu-naksir-cowok
Untukmu Para Bujangan



----------------------------



Obrolanmu tidak bermutu saat membahas tentang perwujudan tulang rusukmu, hanya hayalan dan angan-angan. Apa dikira mudah menjadi qowwam di sebuah rumah? Bagaimana mungkin mendapat istri sholihah, sedang kau tak pernah memperhatikan kondisi ruhiyah? Kau pun tak juga berusaha menyempurnakan pengetahuanmu tentang ajaran ArRohman padahal kau adalah calon imam bagi salah satu pondasi peradaban. Hanya dengan berkoar dan sesumbar tak akan menjadikanmu qowwam idaman

(Serpih Kata di Sela Masa 5, May 11, 2010 at 6:26am)


Pernyataan cinta yang belum saatnya, janji untuk sehidup semati tanpa persiapan diri hanya akan mengantar pada ingkar atas pengabdian pada yang Maha Besar. Tutup saja pintumu. Kelak jika tiba saatnya, buka kembali dan melangkahlah dengan pasti sebagai laki-laki yang siap menanggung sebuah konsekuensi. Karena nantinya semua bermuara pada apa yang telah dituliskan-Nya, tinggal kita memilih jalan yang mana, dalam bingkai ketaatan syariat atau keingkaran yang membuahkan laknat





Sahabat, keputusanmu sudah tepat. Mengekangnya dengan janji tak pasti hanya akan membuat ia gamang dan larut dalam hayal tanpa kemanfaatan. Lebih baik begitu, lepaskan dan biarkan ia bebas tentukan pilihan. Hingga nanti, saat kau telah siap datanglah dengan kejelasan sikap. Kalaupun telah didahului maka Allah pasti akan menyiapkan pengganti yang lebih baik lagi.

(Serpih Kata di Sela Masa 5, April 10, 2010 at 9:24am)



Sahabat itu bicara padaku sekedar untuk menguatkan agar tekad yang ia tanam tak pudar, "Saat kerinduan merajam-rajam, hasrat ingin menyapa itu membakar. Namun, janji pada diri harus ditepati kalau memang aku seorang laki-laki. Serahkan saja pada yang Kuasa. Karena Dialah yang akan menentukan hasil akhir dari usaha. Semoga yang kulakukan ini berbuah ridho-Nya dan surga."






------------------------------

Untukmu Calon Ibu

------------------------------



kenapa harus mengikat diri pada hal yang belum pasti. kenapa menghambakan diri pada sosok yang belum tentu memberikan kemanfaatan. hanya dengan sedikit rayuan dan kata-kata indah penuh kepalsuan, rela membutakan mata hati dan tak peduli pada hukum syar'i yang telah diketahui. Wahai diri, betapa rugi.. betapa rugi mengenyahkan ketaatan dan beralih dalam kubang kenistaan. (status May 19 at 6:46pm )



Dia hampir kehilangan hati, Ketika segumpal darah itu dibiarkan dijamah tangan yang baginya begitu ramah. Dia hampir kehilangan hari saat waktunya senantiasa diiringi sapaan salam penuh alunan kerinduan. Dia hampir kehilangan diri saat menyambut sosok yang baginya terpuji datang mengisi. Dia hampir kehilangan semua, karena memang belum masanya untuk memelihara bunga di jiwanya... (status May 17 at 7:08pm)




---------------------------------
more:
http://tarijemari.wordpress.com/2010/06/06/serpih-kata-di-sela-masa-5/
Semua ada hikmahnya...
Sunday, June 20, 2010 3:06 PM
Kadang kita berfikir mengapa suatu kejadian ditimpakan kepada kita. Baik kejadian itu yang kita senangi maupun yang  tidak kita senangi. Apa hubungannya dengan kita. Tapi yang pasti Allah Subhanahu Wata’ala punya keinginan dan maksud sendiri. Apakah itu sesuai dengan keinginan  kita atau tidak itu terserah Allah. Hanya dengan kehendak-Nyalah sesuatu bisa terjadi. Akan tetapi yang pasti, segala sesuatu yang Allah Subhanu Wata’ala kehendaki untuk kita adalah yang terbaik bagi kita manurut pandangan Allah.
Kehendak Allah ada yang sesuai dengan keinginan ada juga yang bertentangan dengan keinginan kita. Bila sesuai dengan keinginan kita bersyukurlah. Bila tidak sesuai dengan keinginan kita maka bersabarlah. Allah pasti punya maksud sendiri. Di balik itu pasti ada hikmah yang bisa kita ambil. Pandai-pandailah kita mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Dengan ini kita akan tambah sabar dan berlapang dada dengan keputusan yang  Allah Subhanahu Wata’ala berikan 
Pekerjaan Teraneh di Dunia
Friday, June 04, 2010 4:29 PM
Bosan dengan pekerjaan lama Anda? Atau sedang mencari pekerjaan yang pas dengan semangat jiwa? Mungkin pekerjaan berikut bisa jadi alternatif.
Penguji bau
Merasa punya hidung super sensitif? Coba menjadi penguji bau. Orang dengan pekerjaan ini menguji efektivitas deodoran dan anti keringat dengan mengendus ketiak peserta eksperimen. Berkat mereka, kita terselamatkan dari deodoran berbau tak sedap.
Seniman siul
Daripada bakat bersiul Anda terbuang sia-sia untuk wanita yang mengabaikannya, lebih baik Anda menjadi seorang seniman. Seniman siul seperti Hary Brady, 58 tahun, telah berkeliling dunia dan menyentuh hati banyak orang dengan siulannya.





Gbr : Maaf,lagi sibuk kerja
Pengontrol keriput
Saat Anda membeli sepatu baru, kagumi kemulusannya. Seseorang di luar sana telah menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk memastikan sepatu Anda bebas keriput. Dan jika ada keriput, pengontrol keriputlah yang menyeterika sepatu tersebut agar mulus                              saat dijual.
Penguji mebel
Duduk bermalas-malasan di sofa adalah sebuah pekerjaan yang halal. Tugas penguji mebel adalah untuk duduk, bersandar, dan menilai kenyamanan sekitar 200 jenis barang mebel setiap hari.
Penguji makanan hewan
Karena hewan tidak bisa memberikan laporan akan rasa makanan mereka, dibutuhkan manusia untuk mewakili. Penguji makanan hewan harus mencicipi ‘resep’ baru dan mengomentari kelembutan dan rasanya.
Penyelam bola golf
Bukit golf yang indah seringkali dihiasi kolam-kolam yang cantik. Terkadang, pegolf amatir mencemplungkan bola mereka ke dalamnya. Jangan khawatir, ada penyelam bola golf yang bertugas mengambil bola-bola itu untuk dijual kembali.
Pembersih muntah
Selalu ada sisi gelap dalam setiap hal. Di balik keriaan menaiki roller coaster, ada muntah para pengunjung yang tidak tahan dibolak-balik dalam wahana ini. Begitu seringnya hingga beberapa taman hiburan menyewa pembersih khusus muntah.
Penguji tantangan maut
Bagaimana Anda bisa yakin tantangan maut di Survivor dan Fear Factor cukup aman? Jangan khawatir, sudah ada orang yang digaji untuk mengetes keamanan tantangan tersebut. Sebelum acara, mereka harus mencoba tantangan terlebih dulu untuk memastikan bahwa kecoa dan kelabang itu aman dimakan
Tukang tidur profesional
Selalu ada pekerjaan bagi semua orang, bahkan untuk tukang tidur sekalipun. Para pemalas bisa merintis karir di bidang tidur. Ya, ada orang yang dibayar untuk tidur, sebagai bagian dari riset untuk menyelidiki masalah dan gangguan tidur.
Pengendus tisu toilet
Jika tisu berlabel ‘tanpa aroma’, maka tisu itu harus 100% tanpa aroma. Maka pengendus tisu toilet dipekerjakan untuk mendeteksi bau yang tidak wajar atau mencolok pada gulungan tisu yang diproduksi.
Penguji perosotan kolam renang
Cuma suka bermain-main? Anda bisa mendapat gaji hanya dengan meluncur di perosotan kolam renang sepanjang hari. Jangan anggap enteng, Anda harus menjamin ketinggian, kecepatan, banyak air dan pendaratan aman bagi anak kecil sekalipun.
Audio Kajian
Tuesday, June 01, 2010 5:23 PM
1. Penjelasan Makna Syahadat Laailaahaillallah oleh Ust.Badrussalam,Lc. Download
2. Peran Ilmu diakhir Zaman oleh Ust.Abu Ihsan. Download
3. Pria Idaman Untukku oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal. Download
    Kriteria-kriteria yang selayaknya dimiliki oleh seorang pria idaman
Kebiasaan yang harus di waspadai
Thursday, May 20, 2010 5:15 AM

Kebiasaan menilai orang lain dengan cepat adalah kebiasaan yg harus di waspadai. Karena seringkali bukannya justru menguntungkan kita, tapi malah justru merugikan diri kita sendiri.


Anggap si A memiliki kebiasaan menilai terlalu cepat ini dan suatu ketika si A melihat si B memberi sumbangan untuk kepentingan social dengan jumlah sangat kecil sehingga di nilai bahwa "B itu orangnya pelit !" oleh si A.


Dan memang ternyata benar, saat di minta sumbangan, si B berpikir "ngapain juga nyumbang ginian, gak perlu, sayang2 in duit aja, saya kasih sedikit aja ah, biarin". Dan saat itu si B memang sebenarnya tidak ingin menyumbang kegiatan sosial tsb. Kesimpulan, penilaian si A memang benar.

Nah, sekarang kita lihat keesokan harinya.

Si B kemudian paginya berpikir "ah, saya sepertinya melakukan hal yg tidak terpuji, seharusnya saya memberi lebih banyak, bahkan jauh lebih banyak karena ternyata kegiatan sosial ini sangat bermanfaat bagi banyak orang, baiklah, mulai sekarang saya ingin lebih banyak menyumbang !"

Si B melakukan keputusan yang sangat besar karena kejadian "kasih sumbangan paling sedikit" tersebut, tapi pada saat bersamaan, si A masih mengingat ingat penilaian yang akurat bahwa " si B itu orang nya pelit"

Sekarang siapa yang lebih baik dari kejadian "sumbangan sosial" ini?

Si A semakin yakin bahwa penilaian nya akurat karena memang kenyataan "saat itu" benar dan terus berlanjut menilai orang lain di kehidupannya, sedangkan si B semakin menjadi seorang yang dermawan semenjak kejadian pelit tersebut.

Menilai orang lain itu bisa bermanfaat bukan untuk memberi label harga tertentu untuk selamanya, tapi untuk bahan kita dalam mensikapi orang tersebut saat itu, karena manusia itu bisa berubah ubah, terlepas itu perubahan yg lebih baik atau lebih buruk lagi.

Jadi, cobalah bersabar dengan terus berusaha mengerti dan berpikir lebih besar bahwa siapa tahu orang yg pelit tadi, orang yg menyinggung perasaan kita, orang yang mengesalkan … sedang dalam proses untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, bahkan menjadi lebih baik dari diri kita nantinya. Siapa tahu.

www.kepribadian-malwa.com
Situs Sunnah
Monday, May 17, 2010 5:40 PM

Terapi bagi yang Tergoda oleh Fitnah Wanita (Bagian 2)
Sunday, April 18, 2010 9:53 AM
Adapun yang ditutur oleh Ibnul Qayyim tentang metode membebaskan diri dari cengkeraman syahwat, kami memilih di antara solusi yang beliau tawarkan. Di antaranya beliau mengatakan:

”Hendaknya dia berpikir bahwa dirinya diciptakan bukan untuk menuruti hawa nafsu, akan tetapi diciptakan untuk suatu kenikmatan agung yang tidak akan dia dapatkan kecuali dengan mendurhakai hawa nafsu, seperti dikatakan:


”Engkau disiapkn untuk urusan yang besar jika engkau tahu
Maka jagalah dirimu jangan kau sia-siakan” 1

Hendaknya menanamkan kepada jiwa akan hinanya ketaatan kepada hawa nafsu. Karena tiada seorang pun yang mentaati hawa nafsunya kecuali akan mendapatkan kehinaan pada dirinya. Janganlah terpedaya oleh tampilan pengikut hawa nafsu dan kecongkakannya, karena sesungguhnya mereka adalah manusia yang paling hina. Mereka telah mengumpulkan dua keburukan, yakni kesombongan dan kehinaan. 2

Hendaknya dia mengetahui, apa pun yang dicampuri oleh hawa nafsu pasti akan rusak. Jika hawa nafsu mencampuri ilmu, maka akan mengarah kepada bid’ah dan kesesatan, sehingga ia menjadi penganut ahlul ahwa’. Jika hawa nafsu mencampuri sikap zuhud, maka ia akan menggiring pelakunya kepada riya’ dan menyelisihi sunnah. Jika hawa nafsu turut campur dalam masalah hukum, maka hasilnya adalah kezhaliman dan menghalangi kebenaran. Dan jika hawa nafsu turut campur dalam kekuasaan dan uzlah, maka akan menggiring pelakunya untuk khianat kepada Allah dan kaum muslimin karena dia akan memerintah dengan hawa nafsu dan uzlah karena hawa nafsu. 3

Sesungguhnya jihad memerangi hawa nafsu, jika ia tidak lebih agung dari jihad memerangi orang kafir, maka bukan jihad melawan hawa nafsu namanya. Seseorang berkata kepada al-Hasan al-Bashri Rahimahullah: ”Wahai Abu Sa’id, manakah jihad yang paling utama?” Beliau menjawab: ”Engkau memerangi hawa nafsumu”. Saya (Ibnul Qayyim) juga mendengar Syaikh kami Ibnu Taimiyah berkata: ”Jihad memerangi hawa nafsu adalah inti dari jihad memerangi orang kafir dan munafiqin, karena seseorang tidak akan mampu berjihad melawan mereka kecuali jika dia mampu memerangi hawa nafsunya terlebih dahulu, lalu dia berani keluar menghadapi mereka.” 4

Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu akan menutup hamba dari pintu taufiq, akan terbuka baginya pintu kehinaan. Maka Anda lihat dia akan berkilah, andai saja Allah memberikan taufiq (kepadanya) niscaya akan begini dan begini.., padahal dia telah menutup jalan taufiq atas dirinya dengan mengikuti hawa nafsunya. Al-Fudhail bin Iyadh berkata: ”Barangsiapa yang telah dikuasai oleh hawa nafsu dan mengikuti syahwat niscaya terputuslah jalan-jalan taufiq darinya.” 5

Sesungguhnya antara tauhid dan mengikuti hawa nafsu adalah dua hal yang saling kontradiksi, karena hawa nafsu adalah berhala. Setiap hamba bisa jadi memiliki berhala di hatinya sesuai dengan kadar hawa nafsunya. Sesungguh-Nya Allah mengutus para Rasul-Nya untuk menghancurkan berhala dan agar ibadah hanya ditujukan kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.

Maksud Allah bukan sekadar menghancurkan fisik patung sementara berhala yang bercokol di hati dibiarkan, bahkan yang dimaksud adalah menghancurkan berhala di dalam hati adalah prioritas utama. Perhatikanlah perkataan al-Khalil (Ibrahim) yang disitir oleh Allah:

”Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” (QS. Al-Anbiyaa’: 52).

Betapa Anda mendapatkan keselarasan terhadap berhala yang diingini hati dan selalu dikelilingi serta dijadikan sesembahan selain Allah. 6

Sesungguhnya setiap hamba itu memiliki titik awal dan akhir perjalanan. Maka barangsiapa yang awalnya mengikuti hawa nafsu maka hasil akhirnya adalah kehinaan, kerendahan, terhalang dari kenikmatan dan musibah yang menyertainya sesuai dengan kadar keikutannya terhadap hawa nafsu. Bahkan pada gilirannya akan berakhir dengan azab, di mana dia akan diazab di hatinya. Sebagaimana perkataan penyair:

”Ketika hajat menjadi siksa di masa muda
Di hari tua tetap menjadi siksa baginya”.

Kalau Anda perhatikan kondisi buruk dan kehinaan yang menimpa seseorang, niscaya Anda melihat bahwa awal dari semua itu adalah mengikuti hawa nafsu dan lebih mendahulukannya daripada akal sehat. Dan barangsiapa yang awalnya menyelisihi hawa nafsu dan menuruti panggilan hidayah yang lurus, maka kesudahannya adalah kemuliaan, kehormatan, kecukupan, dan kemuliaan di sisi Allah dan di sisi manusia.

Telah dikatakan kepada al-Muhallib bin Abi Shafrah: “Dengan apa Anda mendapatkan semua ini?” Beliau menjawab: “Dengan menaati keyakinan dan menyelisihi hawa nafsu. Inilah awal dan akhir di dunia. Adapun di akhirat, sungguh Allah Subhanahu wata’ala telah menjadikan jannah sebagai akhir bagi orang yang menyelisihi hawa nafsunya, sedangkan neraka menjadi akhir bagi orang yang mengikuti hawa nafsunya.” 7

Secara umum, tidak ada penyakit melainkan ada obatnya, ada orang yang tahu, tapi ada juga orang yang bodoh. Khusus bagi yang terjangkit salah satu dari jenis syahwat tersebut hendaknya bersegera untuk mencari solusi dan sarana menuju keselamatan. Dengan tekad yang kuat, berusaha untuk bersabar, ketinggian tekad, menyibukkan diri dengan urusan-urusan yang penting dan menjauhi hal-hal yang tidak berguna. Hendaknya dia juga bermujahadah di jalan Allah Ta’ala, menahan hawa nafsunya, memperbaiki bisikan hati dan kemauannya, banyak bersahabat dengan orang-orang shalih, secara kontinyu tadharru’ (tunduk) kepada Allah Ta’ala dan menghinakan diri di hadapan Allah ‘Azza wajalla.


Foote Note:
1. Raudhatul Muhibbin: 472.
2. Ibid 483.
3. Ibid 474.
4. Ibid 478.
5. Ibid 479.
6. Ibid 481, 482.
7. Ibid hal. 483, 484.


[Disalin dari buku ’Ubuudiyyatusy-Syahwaat, edisi Indonesia Pemburu Nikmat Sesaat, oleh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali bin Abdul Lathif, hal 48-53, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Abu Umar Abdillah].
Terapi bagi yang Tergoda oleh Fitnah Wanita (Bagian 1)
Friday, April 16, 2010 9:59 PM
Telah dipaparkan oleh Abul Faraj Ibnu al-Jauzi dalam Dzammul Hawa, juga Ibnul Qayyim dalam Raudhatul Muhibbin yang membicarakan tentang terapi atas masing-masing penyakit dan penderitanya. Secara khusus Ibnul Jauzi menerangkan terapi untuk setiap fase dari masing-masing fase syahwat.

Maka untuk memandang yang diharamkan ada terapi tersendiri, untuk jenis campur baur laki-laki dan perempuan ada terapi tersendiri dan begitu seterusnya. Sedangkan Ibnul Qayyim telah memberikan formula sebanyak 50 metode terapi atas syahwat secara global dan umum.

Di antara yang dipaparkan oleh Abul Faraj Ibnul Jauzi tentang persoalan ini adalah:

“Ketahuilah bahwa penyakit ‘isyq (mabuk cinta) itu bertingkat-tingkat, maka sudah selayaknya menggunakan cara berbeda dalam memberikan terapi. Maka terapi bagi yang terjangkiti penyakit stadium awal tidak sama dengan terapi bagi yang telah mencapai tingkat kronis. Dan terapi hanya bisa dilakukan atas penyakit yang belum mencapai puncak klimaksnya, jika sudah mencapai klimaksnya ia menjadi gila, saat itulah sulit baginya unutk menerima terapi.” 1

Beliau juga berkata: “Sesungguhnya terus-terusan memandang (yang haram) akan menyebabkan terukirnya gambar yang dicintainya dalam hati dengan ukiran yang kuat. Adapun tandanya adalah: penuhnya isi hati dengan sesuatu yang dicintai, seakan dia melihatnya, seakan dia berkumpul bersamanya saat tidur, dan serasa bercengkerama bersamanya, padahal ia sedang sendirian. Ketahuilah bahwa sebabnya adalah ambisi untuk mendapatkan yang dia cari. Cukuplah ambisi ini dikatakan sebagai penyakit, amat jarang seseorang terjerumus ke dalam kefasikan tanpa disertai ambisi terhadapnya.

Sesungguhnya manusia tatkala melihat permaisuri raja, maka nafsunya hampir tak terpikat dengannya, karena dia merasa mustahil untuk mendapatkannya. Akan tetapi, barangsiapa yang berambisi terhadap sesuatu maka ambisi itu akan memotivasi dia untuk mendapatkannya, dia akan tersiksa ketika tak mendapatkannya.

Terapi bagi penyakit ini adalah dengan bertekad kuat untuk menjauhi objek yang digandrunginya, memastikan diri untuk menahan pandangan darinya dan menjauhkan ambisi terhadapnya, serta menanamkan rasa putus asa dalam hati untuk mendapatkannya.” 2

Beliau berkata pula: “Di antara langkah batin untuk mengobati adalah hendaknya dia berpikir jernih dan menyadari bahwa apa yang sebenarnya dimiliki oleh objek yang Anda gandrungi tidaklah seperti yang ada di benakmu, sibukkanlah pikiranmu untuk melihat sisi buruk yang Anda gandrungi. Karena manusia mengantongi najis dan kotoran, sedangkan orang yang gandrung terhadap seseorang biasanya melihatnya dengan pandangan sempurna.
Sementara hawa nafsu tidak menampakkan sisi kurangnya. Hakikat tidak akan tersingkap kecuali jika ditimbang dengan keadilan, sedangkan hawa nafsu yang bertahta adalah hakim culas yang menutupi aibnya, maka orang yang mabuk cinta memandang keburukan yang dimiliki oleh yang digandrunginya sebagai kebaikan.”

Untuk itulah Ibnu Mas’ud Radhiyallaahu’anhu berkata: ”Jika salah seorang di antara kalian terpesona oleh seorang wanita, maka ingat-ingatlah hal-hal yang busuk yang ada padanya.” 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar