INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Senin, 12 Juli 2010

Tales of Elementiera : The Destined Child

 

 

affannur jentrek rojoimo wonosobo

Sebuah novel fantasi karangan saya.
Silakan menikmati dan jangan lupa memberi komentar / masukan :)
Harap tidak menyebarluaskan tanpa seizin pengarang.

Chapter 1


Dinding raksasa berusia delapan abad itu kembali menunjukkan keajaiban.
Dahulu orang-orang selalu takjub menyaksikan kekokohan dinding yang memanjang mengelilingi area yang sangat luas itu. Dinding itu terletak di bagian barat kota Trenoria. Kontras dengan modernitas kota dan deretan gedung-gedung pencakar langit, dinding itu memberi nuansa mistis. Tingginya mencapai ribuan meter hingga puncaknya tertutup oleh awan. Kabut pekat menyelubungi permukaan serta area di sekelilingnya, mengaburkan pandangan para manusia akan sosok dinding yang sesungguhnya.
Read more…

Chapter 2


Aku adalah anak yang istimewa.
Sekali lagi kalimat itu terngiang akrab dalam benak Rhea. Sudah bertahun-tahun ia berpikir seperti itu walau semakin lama intensitasnya semakin menurun. Meski demikian, sebenarnya ia tak pernah mengingat sejak kapan tepatnya pemikiran itu mulai meracuni otaknya. Mungkin semenjak hari pertamanya bersekolah atau mungkin ketika perayaan ulang tahun kesepuluhnya yang digelar secara mewah di rumahnya yang seperti kediaman bangsawan.
Read more…

Chapter 3


Pengalaman tragis itu terulang lagi.
Sudah bertahun-tahun Rhea berusaha melupakan kenangan pahit itu sekaligus menguburnya rapat-rapat di dasar ingatan yang terdalam. Ia bahkan bersumpah takkan pernah menggunakan kekuatannya lagi walau apapun yang terjadi. Namun semua jerih payahnya seakan sia-sia belaka karena nasib tetap enggan berbaik hati kepadanya. Buktinya, ia masih saja dipertemukan dengan orang-orang berkekuatan super yang menyebut diri mereka sebagai Elementer.
Read more…

Chapter 4


Mustahil gadis itu adalah legenda hidup!
Airy menggelengkan kepala beberapa kali, berharap tebakan itu akan lenyap dari benaknya. Selama perjalanan ia sudah sering memikirkannya namun hanya bisa memperoleh satu jawaban memungkinkan yang tidak memuaskannya.

Chapter 5


Delapan belas tahun silam Riesha juga melakukan hal yang sama. Berdiri di depan jendela kaca yang berukuran lebih tinggi darinya sambil menatap pemandangan yang terpapar di balik bingkai segi empat itu. Namun dulu ia tidak melakukannya sendirian di kamar ini tetapi di ruang pertemuan yang ada di lantai dua dengan ditemani oleh Sang Kaisar dan jenderalnya. Pemandangan yang dilihatnya juga bukan hamparan gurun pasir kecoklatan yang sangat luas dengan gugusan bintang yang bekerlip di cakrawala malam, melainkan bencana alam paling dahsyat yang pernah melanda negerinya.

Chapter 6


“Lagi-lagi kau bertarung dengan Putri Air?” Riesha mengerutkan alis, memasang ekspresi tak senang ketika mendapati Airy berdiri di depan pintu kamarnya. Darah memang sudah berhenti mengalir namun masih menyisakan bercak-bercak kemerahan yang membuat warna kulit tangan gadis itu bertambah gelap.

Chapter 7


“Akhirnya Yang Mulia kembali.”
Sambutan itulah yang pertama diterima Altair ketika memasuki gerbang istana. Ia memilih mengabaikan sejenak keberadaan wanita peramal kepercayaannya untuk turun dari kuda tunggangan yang lantas dibawa pergi oleh seorang penjaga. Terik matahari membakar sebagian kulitnya yang tak terlindung oleh pakaian sutra. Napasnya sedikit memburu setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh. Seluruh badannya terasa penat dan kepalanya agak pusing. Ia sangat merindukan kenyamanan ranjang yang mampu melepas lelahnya. Tetapi sayang, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk beristirahat. Ada hal penting yang menyita perhatiannya dan harus segera dituntaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar