INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Minggu, 04 Juli 2010

Kosidah & Hadroh Nurul Musthofa













user

Arif









Diposkan oleh ruri banget di 23:53 0 komentar
Orang Soleh Ubat Hati dan Bagai Bintang
"Berziarahlah kamu kepada orang-orang soleh! Kerana orang-orang soleh adalah ubat hati."
(Habib Abdullah Bin Muhsin Al-Attas)
"Seindah-indahnya tempat di dunia adalah tempat orang-orang yang soleh, kerana mereka bagai bintang-bintang yang bersinar pada tempatnya di petala langit."
(Habib Alwi Bin Muhammad Al-Haddad)
Orang Yang Sukses...

"Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."

(Habib Alwi bin Muhammad bin Tohir Al-Haddad)

Memandang Sisi Yang Baik

Seorang hamba dituntut untuk meminta kepada Tuhannya agar dapat melihat kebaikan-kebaikan para makhluk-Nya, juga agar dapat menutupi aib-aib mereka.

Jika ia telah menyaksikan kebaikan-kebaikan mereka, maka ia akan berprasangka baik (husnuddhon) kepada mereka. Jika ternyata ia belum melaksanakan kebajikan yang telah mereka lakukan , maka hendaknya ia berusaha dengan sungguh-sungguh, dan bertawajjuh kepada Allah agar Ia menganugerahkan kebaikan-kebaikan itu kepadanya, karena ia tidak akan memperoleh apa pun kecuali dengan pertolongan Tuhannya. Dengan berbuat demikian, Allah akan memudahkan dan menyampaikannya pada kebaikan tersebut. Karena barang siapa memohon pertolongan kepada Allah,niscaya ia akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus.

“Kalian semua sesat kecuali yang telah Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, nanti Aku akan memberi petunjuk kepada.” (HR Muslim, Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad, baihaqi dan Darimi)

Jika kebaikan yang ia miliki ternyata lebih baik dan lebih sempurna, maka hendaknya ia meminta agar Allah menambah kebaikannya, bersyukur atas taufik yang diberikan Allah kepadanya, dan bersyukur karena Allah telah mengkhususkannya untuk memperoleh kebaikan itu. Jika ia berbuat demikian, ia akan memperoleh kebaikan tambahan.

Jangan sampai kebaikan itu membuatnya merasa ujub (berbangga diri). Jangan sampai ia memandang dirinya lebih baik dari yang lain, jangan sampai karunia yang diberikan Allah kepadanya menimbulkan perasaan sombong. Karena, sesungguhnya dirinya dan juga orang lain berada dalam tawanan kekuasaan dan kehendak Allah. Ia seharusnya merasa takut jika suatu waktu Allah mencabut kebaikan-kebaikannya kemudian memberikannya kepada orang-orang lain, dan sebagai gantinya, ia melaksanakan keburukan-keburukan
mereka.

Jika Allah menunjukkan keburukan seseorang, maka ia dituntut untuk berakhlak dengan akhlak Tuhannya Yang Maha Pengasih, yakni mengasihi mereka dan menutupi aib-aibnya. Karena sesungguhnya keburukan yang Allah tampakkan adalah rahasia yang dipercayakan Allah kepadanya dengan tujuan agar ia dapat menyimpan rahasia itu, kemudian dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut memberikan nasihat kepada orang itu, atau melalui sindiran, atau dengan cara lain yang baik sebagaimana teguran Rasulullah SAW kepada para sahabatnya:

“Mengapa sekelompok orang berbuat demikian, hendaknya mereka menghentikan perbuatannya.” (C:13)
(Mutiara Kata & Nasihat Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr Al-Jufri)
Label: Taman Mutiara Kata dan Nasihat Haba
Wara’ Kunci Kesuksesan dan Keselamatan

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ialah salah satu auliya (kekasih) Allah SWT yang kata-kata dan petuanya selalu diterima setiap insan. Perbuatan dan perangainya selalu menjadi teladan bagi mereka. Majelis beliau senantiasa dipadati oleh orang-orang yang hendak mendulang ilmu dan sir dari beliau. Tidak terkecuali orang yang berilmu pun turut hadir di majelis itu, karena mereka melihat derasnya hikmah dan rahasia-rahasia yang bermutu tinggi yang disampaikan oleh beliau.

Kata-kata mutiara beliau senantiasa membasahi hati yang gersang bak air hujan yang membasahi tanah yang tandus sehingga menyuburkannya. Memang benar bahwa ilmu (hikmah) yang disampaikan seorang Arif billah, akan memberikan ketenangan dan kesejujkan hati ibarat air hujan memberikan kesuburan pada pepohonan.

Marilah kita simak dengan cermat dan laksanakan sebagian nasehat yang beliau sampaikan pada malam Senin 24 Muharram 1324 H di salah satu majelis beliau yang mulia. Insya-allah kita tergolong kaum yang mencintai beliau dan para salaf sholeh, sehingga kita kelak dikumpulkan bersama mereka. Amin.

Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi berkata,

“Wahai saudara-saudaraku, hati-hati telah menjadi kaku dan beku, tidak ada lagi bekas dan pengaruh dari al Quran maupun nasehat para ulama yang selalu didengarnya. Sedang kita tidak tahu apa gerangan penyebab kekerasan hati itu. Ketahuilah bahwa penyebab terbesar dan yang paling dominan adalah karena makanan yang kotor (syubhat atau haram) yang masuk ke perut kita, saat ini banyak orang tidak perduli dan bahkan tidak takut untuk jatuh pada keharaman. Mereka meremehkan masalah ini.

Bagaimana mungkin nasehat dan petuah yang sampai akan memberikan atsar (pengaruh) dan membekas di hati, sedang makanan yang dikonsumsi adalah haram? Mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari keharaman di mana pun dan kapan pun kita berada, serta menghalangi dan membentengi kita dari orang yang suka keharaman.

Ketahuilah, keluarga kita (para salaf sholeh), thariqah (jalan) mereka adalah mencari yang halal dan bersikap wara’ (berhati hati/menjaga diri). Hati-hatilah saudaraku dari makanan haram. Kekasih kalian Nabi Muhammad SAW telah bersabda (yang artinya), “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.

Hadits di atas sudah cukup populer dan sering disampaikan sebagaimana terdapat dalam kitab Kasyful Khafa’ karya Al Imam Al ‘Ajaluniy ra. Imam Sahl bin Abdillah At Usturi, salah seorang ulama salaf berkata,

“Siapa memakan yang haram, maka tubuhnya akan bermaksiat, dia mau atau tidak, Dan siapa yang memakan yang halal maka tubuhnya akan berbuat taat, dia mau atau tidak”.

Pada masa kita ini, nyaris tidak ditemukan lagi orang yang wara’ kecuali sangat sedikit kebanyakan mereka telah terjerumus dalam keharaman. Ketahuilah bahwa hati ini akan menjadi gelap karena makanan haram, baik dia menyadari dan mengetahuinya atau tidak. Baiklah jika memang dia tidak mengetahui bahwa yang dimakannya adalah haram, ini mungkin agak ringan (tetapi tetap akan menyebabkan kegelapan hatinya).

Tapi yang dengan sengaja melakukannya maka celakalah dia, binasalah dia. Sebab siapa memasukkan satu suapan haram pada tubuhnya maka sholatnya tidak diterima oleh Allah selama suapan itu masih berada dalam tubuhnya. Siapa yang sholat dengan baju yang disana terdapat satu benang (kain) yang haram maka sholatnya tidak diterima oleh Allah selama baju itu melekat ditubuhnya. Lalu apa faedah yang akan didapat dari amalnya jika ternyata itu semua tidak diterima? Bagaimana mungkin cahaya akan masuk ke dalam hati yang gelap gulita?

Saat ini, jika kamu datang kepada sekelompok orang lalu membicarakan masalah ke-wara’-an, maka mereka akan berkata,

”Kamu ini siapa?”
“Kamu sedang berada di mana?”
“Sekarang manusia semua sudah makan yang haram. Di mana yang halal?”
“Kamu mau makan apa?”

Ketahuilah bahwa kata-kata semacam ini adalah kurang ajar dan menentang (berani) kepada Allah SWT. Padahal bumi Allah sangatlah luas, jika dia mau berusaha pasti akan mendapatkan yang halal sekalipun dengan usaha yang keras.

Yang lebih mengherankan lagi bahwa ada sebagian manusia yang berakal, memiliki pikiran, tetapi sengaja memakan yang haram padahal dia tahu bahwa dengan perbuatannya itu dia akan diadzab oleh Allah. Sebab jika dia melakukan itu dia akan terseret ke dalam neraka, maka tinggalkanlah makanan haram, pasti akan datang kepada kalian makanan yang halal.

Nabi Muhammad saw bersabda (yang artinya),

“Yang halal itu jelas dan haram juga jelas, dan antara keduanya adalah perkara yang syubhat (remang-remang), banyak manusia tidak mengetahui kejelasannya. Maka siapa yang manjaga diri dari barang syubhat ini, maka dia telah menjaga harga diri dan agamanya. Dan siapa yang terjerumus pada syubhat maka dia akan terjerumus pada yang haram, ibarat seorang pengembala yang menggembalakan kambingnya di dekat daerah larangan maka dia nyaris akan memasuki daerah larangan itu.”
(Riwayat Bukhari & Muslim)

Saat ini, hampir tidak ada mudzakarah (pengajian) tentang wara’, sebab jika ada yang menyebutkamya maka dia akan diam karena khawatir akan diingkari oleh orang lain, sebab keharaman sudah membaur di antara masyarakat. Inilah hari di mana kebenaran banyak disepelekan. Nasehat sudah tidak masuk ke dalam hati dan rasa takut kepada Allah sudah tidak bersemayam lagi dalam kalbu. Dan sebabnya adalah makanan haram yang mengeraskan dan menggelapkan hati.

Saat ini banyak orang yang datang kepada kita dan menipu kita dengan menyuruh agar uang-uang kita ditabung di bank (agar menghasilkan bunga yang banyak), anak-anak kecil yang mendapat harta warisan yang banyak, mereka diperdaya agar uangnya disimpan sehingga ketika anak itu sudah baligh maka dia akan mendapati hartanya telah tercampur dengan keharaman.

Maka dari itu jagalah diri kita dan keluarga kita terutama dari hal yang semacam ini, jangan sampai tubuh mereka terisi makanan syubhat apalagi haram, sekuat apapun usaha kita untuk mengarahkan mereka ke jalan yang lurus, namun jika makanan yang kita berikan tidak benar, maka akan sia-sia usaha tersebut. Dan kita larang mereka sekuat tenaga dari kemungkaran, maka itu pun akan sia-sia. Karena makanan baram telah mendarah daging dengan mereka.

Dalam atsar disebutkan,

“Jika kalian banyak sholat sehingga menjadi seperti tiang-tiang, bannyak berpuasa sehingga kurus kering seperti tali busur, semua ibadah itu tidak akan diterima kecuali jika dilandasi dengan kewara’an yang tinggi“.

Al Habib Abdullah bin Alawiy Al Haddad RA dalam untaian nasehatnya menyatakan,

“Ketahuilah semoga Allah merahmati kalian bahwa makanan halal akan menyinari hati dan melembutkannya dan menyebabkan adanya rasa takut kepada Allah dan _khusyu’ kepadaNya, memberikan semangat dan motivasi pada anggota tubuh untuk taat dan beribadah serta menumbuhkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan pada akhirat. Dan inilah sebab diterimanya amal amal sholeh kita dan dikabulkannya doa-doa kita.”_

Sebagaimana sabda Rasulullah saw kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Perbaguslah (jaga kehalalan) makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan”.

“Adapun makanan haram dan syubhat maka kebalikan dari yang sudah disebutkan tadi, dia akan menyebabkan kekerasan hati dan menggelapkannya, mengikat (mengekang) tubuh dari ketaatan dan menjadikannya rakus terhadap dunia. Inilah sebab ditolaknya amal-amal ibadah dan doanya.”

Sebagaimana dalam sebuah hadits, di mana Rasulullah saw menceritakan seorang musafir yang bajunya compang-camping, rambutnya berdebu (tidak terurus), dan dia menengadahkan kedua tangannya ke langit (dengan suara lirih dan penuh harapan–red) dia berkata,

“Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku …”

Namun makanannya haram, minumannya haram, bajunya haram dan dimasukkan pada mulutnya makanan haram, maka bagaimana mungkin akan diterima doanya?

Maka berusahalah mencari pekerjaan dan makanan yang halal dan jauhilah keharaman. Dan ketahuilah bahwa kewara’an ini tidak hanya pada makanan saja tapi mencakup semua aspek pekerjaan kita. Berbuat apapun harus dilandasi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan, jika masih ragu maka tingglkanlah, khawatir akan terjerumus pada keharaman dan akibatnya pasti fatal.

(Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi ialah penyusun kitab maulid 'Simtud Durar')
Diposkan oleh ruri banget di 22:14 0 komentar
Kamis, 26 November 2009
KH.A SHOHIBUL WAFA ( ABAH ANOM SURYALAYA JAWA BARAT)


Sekitar tahun 2001 Salah seorang tetangga saya adalah pecandu Narkoba yang sangat kronis, Dan sayapun menyarankan kepada pihak keluarga untuk dititipkan Ke Pondok Pesantren Suryalaya untuk melakukan terapi pengobatan Yang di kenal dengan INABAH.inabah adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab Annaba-yanibu ( mengembalikan) sehingga Inabah berarti pengembaliaan atau pemulihan , maksudnya adalah proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Alloh kejalan yang mendekatkan ke pada Alloh.Walaupun saya belum pernah kesana dan bertatap langsung dengan pengasuh Pon-pes Suryalaya Namun saya Pernah mendengar keharuman dan karismatik Ulama pengasuh pesantren Suryalaya. dan Alhamdulillah sampai sekarang Tetangga saya telah sembuh dari pecandu narkoba,

Beliau adalah KH.Ahmad Shohibul wafa tajul arifin atau yang lebih di kenal dengan Abah Anom adalah sosok ulama karismatik di Jawa barat. Beliau lahir di Suryalaya tasikmalaya tanggal l 1 januari 1915. Putra dari seorang Ulama pendiri pondok -pesanten Suryalaya KH.Abdulloh Mubarok sejak kecil gemar sekali menuntut ilmu. Beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya di jawa barat. Kecerdasan dan bakat yang dimilki Oleh Abah Anom menjadikan Abah Anom mampu menguasai beberapa fan ilmu seperti Fiqih, tafsir , hadist , tashauf dan lain-lain. Tahun 1956 ayah beliau Kh Mubarok yang menjadi sprit baginya dalam menuntut ilmu telah berpulang kerahmatulloh, Hal ini menjadikan Abah Anom harus sepenuh hati mandiri dan ikhlas dalam memimpin Pondok Pesantren Suryalaya sepeninggalan ayahnya.

Aboh anom disamping menjadi Mursyid Tarekat Qodariyyah Naqsabandiyah, juga seorang ulama thasauf menurut Abah Anom subtansial dari ajaran Thasauf adalah mengembalikan ajaran-ajaran Islam kedalam konteks yang orginal , dan beliau sangat menolak ajaran thasauf yang cendrung mengabaikan syariat, karena menurut Abah Anom ilmu Syariat seperti Fiqih adalah merupakan jalan menuju Ma’rifat. Dalam menafsirkan Zuhud yang ada dalam Ajaran Thasauf abah Anom memiliki pandangan sendiri Menurut Nya Zuhud adalah“(qoshr al amal)/ Pendek angan-angan”tidak banyak menghayal dan berfikir realistis , beliau menolak sebagaian pendapat bahwa Zuhud Harus meninggalkan dunia, berpakian compang camping serta makan ala kadarnya. Menurutnya juga bahwa dengan meninggalkan Dunia akan membawa dampak bagi kemunduran umat Islam . Jadi menurut Abah Anom Bahwa Zuhud adalah seseorang mampu mengendalikan harta kekayaannya untuk digunakan di jalan Alloh semata. Dan mampu mengendalikan segala bentuk keinginanan - keinginanan yang akan menjerumuskan dirinya kedalam kesesatan.

Disamping itu juga Abah Anom menerapkan konsep ajaran thasaufnya dalam penyembuhan dan rehabilitasi penyakit kejiwaan serta pecandu Narkoba, Beliau mendirikan Pondok Inabah. Abah Anom menngunakan nama Inabah menjadi metode bagi program rehabilitasi pecandu narkoba ,remaja-remaja nakal, dan orang-orang yang mengalami gangguan mental .Konsep perawtan korban penyalahgunaan serta kenakalan Remaja adalah mengembalikan orang dari prilaku yang selalu menentang kehendak Alloh /gemar melakukan maksiat kepada prilaku yang sesuai dengan tuntunan agama dan kehendak Alloh

orang jiwanya sedang goncang dan terganggu, sehingga diperlukan metode pemulihan (inabah). Metode inabah baik secara teoretis maupun praktis didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama, Metode ini mencakup :

Mandi Taubat

Menurunnnya Kesadaran anak binaan yang diakibatkan oleh minuman keras maupun Narkoba sehingga mengakibatkan mabuk dapat dipulihkan dengan mandi dan Wudhu’. Mandi dan whudu’ akan mensicikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk kembali menghada[ Alloh swt. Makna whudu itu sendiri ketika membasuh muka, mensucikan anggota tubuh yang mengekspresikan jiwa , mencuci lengan mensucikan perbuatan, membasuh kepala mensucikan otak yang mengendalikan seluruh aktifitas tubuh, membasuh kaki dan meucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup

SHOLAT

Anak bina yang telah mandi dan disucikan dengan wudhu’ akan di tuntun untuk melaksanakan sholat baik yang fardhu maupun yang sunnah sesuai dengan Metode INABAH. Karena sholat adalah sarana komunikasi seorang Hamba kepada Tuhannya.

DZIKIR

Anak bina yang telah pulih kesadarannya dan telah mengerjakan sholat diajarkah Talqin Dzikir. Tidak hanya dimulut saja tetapi dipancarkan melalui Qolbu sehingga akan semakin menambah kesadaran bahwa dirinya hanyalah Hamba Allloh yang tidak berdaya apa-apa. Lantunan Dzikir yang diresapi kedalam Qolbu akan membuat anak didik selalu ingat akan sang penciptanya Alloh Swt
Diposkan oleh ruri banget di 04:20 3 komentar
KH.NOER ALI TOKOH ULAMA DAN PEJUANG


Singa Bekasi julukan tersebut memang layak di berikan kepada KH Noer Ali, seorang Ulama besar yang terlahir dari keluarga Petani. Semangat Nasionalisme yang membara dalam dadanya mampu mengobarkan semangat Perjuangan kepada masyarakat untuk melawan penjajah Belanda yang sejak lama menjajah tanah air.

Beliau memimpin lasykar Rakyat Bekasi melawan Belanda, pernah bergabung dan menjadi Komandan Batalyon III Barisan Hizbulloh . Kh Noer Ali namanya sangat dikenal oleh rakyat dan ditakuti Belanda karena keberanian dan jiwa patriotnya.

Beliau lahir di Desa Ujung Malang Bekasi tanggal 15 juli 1914 ayah beliu seorang petani bernama Anwar bin Layu dan ibunya bernama Maimunah. Cita cita yang dimilki oleh Kh Noer Ali sejak masa kanak-kanak adalah “membangan dan menciptakan perkampungan Surga”, sungguh suatu cita-cita yang sangat mulia yang terucap dari Kh Noer Ali kecil , beliau belajar dari mengaji alquran pada ayahnya dan kakaknya, usia lima tahun sudah mampu menghapul surat-surat pendek Alquran.

Menginjak usia 7 tahun Kh Noer Ali mengaji kepada Guru Maksum bekasi dan Guru Mughni, banyak sekali ilmu yang didapat dari kedua gurunya tersebut yang mendasari jiwanya dengan ruh-ruh keislaman , beranjak remaja Kh Noer Ali belajar kepada ulama besar di Betawi bernama Guru Marzuki disamping mempelajari ilmu-ilmu agama Guru Marzuki juga mengajari ilmu-ilmu beladiri , Hingga Beliau terkenal sakti dan tidak mempan ditembus peluru , bahkan Penjajah belandapun kesulitan menangkap Kh Noer Ali , sering menghilang dan tidak dapat dilihat oleh mata awam hingga masyarakatpun memberi gelar Kh Noer Ali sebagai” belut Putih” yang sangan licin.

Dengan semangat belajar yang tinggi Kh Noer Ali dengan Berat Hati Mengutarakan keinginannanya kepada ayahnya bahwa dirinya akan Menuntut Ilmu di Mekkah, Kh Noer Ali menyadari betul siapa ayahnnya yang hanya seorang Petani dan tidak mungkin memilki banyak uang untuk belajar Di Mekkah. Karena didorong rasa semangat belajar anaknya yag tinggi, ayahnya pun tak ingin mematahkan semangatnya , maka Ayahnyapun berusaha keras untuk mendapatkan Uang agar anaknya dapat belajar di Mekkah walaupun harus meminjam dan dibayar dengan di cicil selama bertahun-tahun. Dengan harapan kelak anaknya dapat menjadi orang yang berguna di masyarakat.

Tahun 1934 Kh Noer Ali akhirnya melanjutkan belajar Di Mekkah di madrash Darul u’lum, guru-guru beliau antara lain Syeck Ali al maliki, Syech Umar Turki, Syeck umar Hamdan Syech Ahmad Fathani dll. DiMekkah beliau bertemu dengan pelajar asal indonesia seperti Kh Masturo, Kh Sybro Malisi, Kh Hasbulloh dan masih banyak lagi. Hingga beliau memperakarsai membentuk himpunan Pelajar betawi dan Himpunan Pelajar Indonesia karena jiwa Nasionalisme dan prihatin melihat Bangsa Indonesia masih di jajah oleh Belanda. Bersama dengan rekan-rekannya Kh Noer Ali aktif melakukan pertemuan-pertemuan untuk mencari solusi dan dukungan bagaimana mengusir penjajah Belanda dari Bumi Indonesia.

Setelah enam tahun belajar di Mekkah Kh .Noer Ali mendirikan Pondok pesantren Attaqwa di ujung harapan Bekasi, disamping mengajar di pesantren Kh Noer Ali juga mengajak umat untuk angkat senjata melawan Penjajah Belanda, walaupun dengan senjata yang sangat sederhana namun banyak dari rakyat yang begabung dengan Kh Noer Ali untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Apalagi nama Kh Noer Ali sudah sangat terkenal dengan kesaktiaannya. Suatu Ketika beliau ditangkap Belanda hanya pasrah saja dan tidak melakukan perlawanan, Kh Noer Ali digring masuk kedalam Truk Tentara Belanda. Ditengah jalan KH noer Ali memohon kepada Alloh minta perlindungan, Bukan main kagetnya tentara Belanda yang mengawal Kh Noer Ali di dalam Truk, Kh Noer Ali menghilang begitu saja dalam pandangan mata tentara Belanda. Membuat Nyali Tentara Belanda semakin Ciut “Pimpinannnya saja sakti gimana dengan tentara Kh Noer Alinya????kata tentara Belanda. jatulah mental -mental tentara belanda dalam menghadapi Lasykar-lasykar yang diPimpin Kh Noer Ali.

Dan suatu ketika Kh noer Ali dan para lasykarnya bergerilya kedalam hutan, para lasykar terlihat sangat kelaparan karena berperang Gerilya dengan Pasukan Belanda, Saat intu Kh Noer Ali sholat selesai sholat minta kepada Alloh agar di berikan para lasykar tersebut makanan. Maka dengan mengulum dan merlemparkan secarik kertas ketanah tiba-tiba terbentang dihadapannya Nasi dan lauk pauknya, Subhanalloh…..

Dan Ketika masa perjuangan dengan Penjajah berakhir Kh Noer Ali kembali berjuang dibidang Dakwah dan pendidikan di Pondok Pesantren At Taqwa yang ia bangun di Bekasi. walaupun beliau Seorang Ulama besar beliau masih saja haus akan ilmu, dan beliau mengaji kepada Habib Ali Al habsyi Kwitang jakarta untuk bertabaruk.

Tanggal 3 may 1992 Kh Noer Ali wafat dalam usia 78 tahun. Masyarakat dan para ulama merasa sangat kehilangan sosok ulama dan pejuang yang telah banyak berjasa bagi negara. Maka tahun 2006 Pemerintah memberikan gelar pahlawan Nasional Kepada Kh Noer Ali dan Namanya pun di abadikan menjadi nama jalan Kh Noer Ali di kalimalang bekasi. Kini Pondok pesantrennyapun berkembang dengan Pesat .
Diposkan oleh ruri banget di 04:18 0 komentar
HABIB ABU BAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF GRESIK


Sebentar lagi tepatnya senin tgl 15 Desember 2008 akan di adakan Haul akbar habib Abu bakar bin Muhammad Assegaf di kota Gresik Jawa Timur. Haul yang diadakan setiap tahun akan di hadiri oleh ribuan para Muhibbin , Ulama dan Habaib dari berbagai daerah di Nusantara. Tokoh Ulama Gresik ini telah banyak mencetak Murid -murid yang kebanyakan murid -murid beliau menjadi Ulama terkemuka sebut saja Al alamah Habib Abdul qodir bil faqih seorang Ulama Hadist dan Wali quthub pendiri Pondok Pesantren Darul hadist Al Faqihiyyah malang Jawa timur dan masih banyak murid -murid beliau yang sebagian besar telah mendapat kedudukan yang mulia ( bergelar wali quthub).

Habib Abu bakar bin Muhammad Assegaf lahir di desa Besuki ( jawa timur ) sekitar tahun 1864 M. Sejak kecil telah menjadi yatim namun bakat kewaliaan dan kecintaan terhadap ilmu sudah nampak sejak umur 3 tahun. Hati beliau telah mendapat cahaya Ladunni dari alloh SWt ini terbukti ketika beliau masih berumur 3 tahun telah mampu mengingat berbagai peristiwa dan kejadian yang telah menimpa dirinya.

Usia 8 tahun tepatnya tahun 1856 M Habib Abu bakar dikirim oleh ibunya ke tanah leluhurnya di Sewun tarim Yaman Selatan. Di sana beliau di asuh dan dididik oleh pamannya Habib Syech bin Umar assegaf seorang Tokoh Ulama termasyhur di kota Sewun. Kecerdasan dan kejernihan Hati yang di miliki habib Abu bakar Assegaf mampu menguasai beberapa bidang ilmu walaupun usianya masih relatif muda. Pamannya tak segan-segan mengajak keponakannya untuk menghadiri majlis majlis ilmu di kota Sewun dan menanamkan rasa kecintaan terhadap Alloh SWT dengan mengajari prilaku prilaku shalafus Sholeh seperti Sholat Tahajut dan puasa puasa sunnah.

Di sewun habib Abu bakar assegaf belajar juga kepada Habib Ali bin Muhammad Al habsyi ( pengarang Simtut Durror) dan menjadi murid kesayangannya. Pertama kali melihat Habib Abu bakar assegaf , Habib Ali bin Muhammad al habsyi telah melihat tanda-tanda kewaliaan dan kelak akan menjadi ulama yang memiliki kedudukan dan derajat yang Mulia. Beliau juga belajar kepada al Habib Muhammad bin Ali Assegaf, al Habib Idrus bin Umar al-Habsyi, al Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas, al Habib Abdurrahman al-Masyhur, juga putera beliau al Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur, dan juga al Habib Syekh bin Idrus al-Idrus dan masih banyak lagi guru beliau yang lainnya.

Tahun 1881 M habib Abu bakar Assegaf kembali ke Tanah air dan Mulai melakukan ritual dakwahnya. Walaupun beliau memiliki Ilmu yang cukup mumpuni namun kerendahan hati untuk menghargai para ulama-ulama Sepuh di tanah air beliau tak segan segan untuk belajar dan minta ijazah serta barokah dari para ulama-ulama sepuh seperti Habib Abdullah bin Muhsin al-Atthas, al Habib Abdullah bin Ali al-Haddad, al Habib Ahmad bin Abdullah al-Atthas, al Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya, al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi,al Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdlar, dan lain sebagainya.

Selama beberapa tahun berdakwah datanglah kegundahan hatinya , kerinduan terhadap Alloh dan Rosulnya hingga akhirnya beliau mengasingkan diri dari hirup pikuk dunia dan selama itu pula di habiskan waktunya untuk beribadah mutlak kepada Alloh , hampir 15 tahun lamanya habib Abu bakar Assegaf mengasingkan diri dari dunia ( berkhalwat) hingga akhirnya Gurunya habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi menemuinya dan mengajaknya untuk berhenti berkhalwat dan kembali untuk berdakwah. Demi menghargai sang guru akhirnya Habib Abu bakar Assegaf kembali melanjutkan dakwahnya . Dengan di rangkul dan di gandeng oleh gurunya habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi , habib Abu bakar Assegaf di kenalkan kepada para Jama’ah dam murid muridnya “

Ini al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf termasuk mutiara berharga dari simpanan keluarga Ba ‘Alawi, kami membukanya agar bisa menularkan manfaat bagi seluruh manusia”.

Habib Abu bakar assegaf membuka Majlis Ta’lim di rumahnya. Kedalaman dan kejernihan hati yang dimilikinya telah melahirkan banyak murid murid yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat. Beliau selalu mendoakan murid-muridnya tat kala beliau menunaikan sholat malam . habib Abu bakar di samping sebagai ahli ilmi juga sebagai ahli berkah yang dapat memberikan keberkahan kepada siapapun yang datang kepadanya. Beliau
Diposkan oleh ruri banget di 04:16 0 komentar
HABIB JA'FAR BIN SYAIKHON ASSEGAF PASURUAN JAWA TIMUR


Waktu ta’lim di Jawa Timur saya diajak salah seorang guru saya menghadiri Haul Al alamah KH. Hamid di Pasuruan , Kh. Hamid merupakan murid dari seorang ulama min awliyaillah yang bernama Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf dari Pasuruan Jawa Timur. Habib ja’far bin syaikhon assegaf terkenal sebagai ulama yang memilki karomah dan memilki penghetahuan yang sangat luas tentang Alquran. Jika beliau sedang membaca alquran maka semua yang mendengarkan akan terkesima dengan bacaannya dan seakan akan hurup hurup yang keluar dari bacaan habib Ja’far berbentuk. Lantunan suaranya yang merdu ketika membacakan alquran membuat yang mendengarkannya tersentuh hatinya. Ini yang dirasakan oleh beberapa Ulama ulama yang pernah sholat berjamaah dengannya. Maka tak heran bila salah seorang Gurunya Habib Muhammad bin Ahmad muhdor dari Bondowoso memberi gelar dengan “Alquran berjalan”
Nama lengkap beliau Habib Ja’far bin Syaikhan bin Ali bin Hasyim bin Syeikh bin Muhammad bin Hasyim Assegaf. Lahir di kota Ghurfah, Hadramaut pada tahun 1298 H. Sejak kecil hinga remaja beliau berguru kepada para ulama ulama masyhur di Hadro maut . Sebagaimana kebanyakan dari para ulama ulama salafus soleh di hadromaut pada waktu itu yang hijrah dan berdakwah keberbagai pelosok , Habib ja’far pun mengikuti pendahulunya untuk hijrah dan berdakwah keluar dari Hadro maut Yaman. Dan beliau menetap pertama kali di kota Surabaya hingga akhirnya beliau menetap di Pasuruan serta mendirikan Majlis ta’lim dan Dzikir yang hingga sekarang masih di teruskan oleh salah seorang cucu beliau bernama Habib Taufiq bin Abdul qodir Assegaf.

Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf terkenal memiliki Karomah yang tampak dan saya pernah dengar dari guru saya bahwa Tasbih besar beliau yang selalu dililitkan di pundaknya berputar dengan sendirinya seperti ada yang menggerakkan. Bahkan pernah suatu ketika ada seorang Tamu yang tidak percaya dengan Hakekat Wali dan dia datang berkunjung ke rumah Habib Ja’far Assegaf dan minta di sediakan buah Korma dan tamu tersebut berpikir mana mungkin di Pasuruan ada Korma, Ketika itu juga Habib Ja’far membuka jendela menjulurkan tangannya keluar jendela dan ternyata di tangan nya sudah ada beberapa buah korma yang masih segar seperti baru di petik dari pohonnya. Bukan main kagetnya Tamu tersebut menyaksikan kejadian luar biasa tersebut. Beliau juga sangat memuliakan setiap tamu yang datang berkunjung kerumahnya dan beliau sendiri yang menuangkan minuman kedalam gelas para tamu , hal ini dilakukan karena memuliakan tamu adalah sebagian dari pada keimanan

Habib Ja’far bin Syaikhon as-Seggaf merupakan seorang ulama besar dan waliyullah di kota Pasuruan yang bertarekat Alawiyah, seperti diketahui, tarekat ini dinamakan alawy –selain disandarkan pada pendirinya, Imam Alawi al-Muhajir,- adalah tarekat yang dikaitkan dengan kaum Alawiyyin atau lebih dikenal sebagai sadat yang berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW. Karena itu, pengikut Tarekat Alawiyyah kebanyakan adalah dari para Sayyid.

Sepanjang hidupnya Habib Jafar bin syaikhon assegaf di habiskan untuk berdakwah dan beribadah maka tak heran beliau sangat di cintai masyarakat kkhususnya Pasuruan yang mendapat berkah tersendiri oleh kehadiran Habib Ja’far assegaf , Hari senin Tanggal 07 Februari 1955 atau 14 Jumadil akhir 1374 Habib Ja’far bin syikhon Assegaf kembali ke Rahmatulloh dalam usia yang ke 76 tahun dan di makamkan di masjid jami’ Al anwar Pasuruan dan setiap tahun di bulan Jumadil akhir diadakan haul beliau yang dihadri oleh ribuan Muhibbin dari pelosok daerah.
Diposkan oleh ruri banget di 04:10 0 komentar
HABIB SYAIKHON BIN MUSTHOFA ALBAHAR ( Kelakuan Nyeleneh seorang Wali )

habib syiikhon

Saya penasaran ingin sekali berjumpa dengan Habib Syaikhon bin Mustofha Al bahar, ada cerita- cerita menarik yang saya dengar dari guru guru dan teman teman saya yang pernah berjumpa dengan beliau bahwa ,beliau seorang ulama min Awliyaillah yang Mazdub . Kelakuan yang sering diperlihatkan memang terasa aneh dan ganjil diluar kebiasaan manusia (khorikul a’dah ) bagi pandangan mata awam kita. Sebut saja ketika Habib Syaikhon menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada saat Mahalul qiyam sedang berlangsung , Habib Syaikhon hanya duduk dan nampak asyik makan dan mengacak acak hidangan yang ada di hadapannya. Para jamaah terperanjat di buatnya namun bagi yang mengerti dan memahami beliau hal tersebut di diamkan saja dan tak ada satupun jamaah yang menegurnya. Dan yang lebih mengherankan lagi sewaktu adzan magrib berkumandang tepat di depan Musholla Habib Syaikhon membawa gitar dan teriak teriak di saat jamaah akan melangsungkan sholat maghrib, tentu saja hal ini membuat marah sang Marbot Mushollah dengan lantang sang Marbot mencaci maki Habib Syaikhon habis habisan. Tiba tiba Habib Syaikhon menjepit leher Marbot tersebut dan di benamkan kedalam ketiaknya, dan tiba tiba marbot tersebut menangis sambil mengatakan ” saya lihat Mekkah….saya lihat Ka’bah dan Marbot tersebut meminta maaf kepada Habib Syaikhon.

Menurut seorang kerabat beliau bernama Sania ibrahim , bahwa untuk dapat bertemu dengan Habib syaikhon mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim , karena Habib Syaikhon sering berpindah pindah tempat , kadang beliau ada di Makam Ayahnya di Masjid Baidho di lubang buaya jakarta timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara 3, dan menurut cerita kalau bertemu beliau akan di sambut Khodam ( jin ) di depan pintu dan hanya orang orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengan beliau dan apapun kata kata Habib Syaikhon dan kelakuan beliau jangan di terjemahkan dan diartikan seenaknya karena yang tahu maksudnya hanya Alloh swt.

Berbicara tentang sosok Waliyulloh di jaman sekarang memang sangat sulit di nalar oleh akal sehat, Kalau jaman dahulu sosok Waliyulloh dapat di jumpai di setiap daerah karena derajatnya di tinggikan dan di tampakkan karomahnya oleh Alloh SWT sebagai “Himmatul Ummah” sosok manusia yang mempunyai kharisma dan karomah tinggi di hadapan Ummat seperti kisah perjuangan Wali songo tapi di jaman sekarang Derajat dan Karomah kewaliaan tidak semua di tampakkan dan banyak Para Waliyulloh menutup diri dari pandangan sifat manusia karena takut terjadi Fitnah di tengah umat karena kehidupan manusia yang selalu berubah cendrung kepada kehidupan duniawiyah dan jauh dari ilmu agama. Ada beberapa pendapat dari teman teman saya yang mengangap bahwa apa yang saya ceritakan tentang Habib Syaikhon mengada ada , mengandung Kufarat, tahayyul akan tetapi bagi Waliyulloh kemampuan tersebut bukanlah sesuatu yang beliau cari itu adalah anugrah alloh yang diberikan kepada para waliyulloh ,Karena mereka telah melakukan pengembangan potensi ruh dengan cara melakukan amal khariqul ‘adah (amal ibadah yang melampaui lazimnya kesanggupan manusia), lalu Allah pun menganugrahkan kepada mereka kemampuan khariqul ‘adah (kemampuan melakukan sesuatu hal yang berada di luar kemampuan lazimnya manusia).

Teman teman saya yang menolak karamah al-awliya’, disebabkan mereka tidak mengetahui persoalan ini kecuali kulitnya saja. Mereka tidak mengetahui perlakuan Allah terhadap para wali. Sekiranya orang tersebut mengetahui hal-ihwal para wali dan perlakuan Allah terhadap mereka, niscaya mereka tidak akan menolaknya. Penolakan mereka terhadap karamah al-awliya’, disebabkan oleh kadar akses mereka terhadap Allah hanya sebatas menegaskan-Nya bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan kejujuran (al-shidq); bersikap benar dalam mewujudkan kesungguhan sehingga meraih posisi al-qurbah (dekat dengan Allah). Sementara mereka buta terhadap karunia dan akses Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Demikian juga buta terhadap cinta (mahabbah) dan kelembutan (ra’fah) Allah kepada para wali. Apabila mereka mendengar sedikit tentang hal ini, mereka bingung dan menolaknya.

karomah yang dimiliki para Wali adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan .perkara itu ( karomah) diberikan Alloh kepada hambanya yang sudah terang kebaikannya( shalehnya), setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW baik dalam segi syaria’t atau aqidah serta akhlaknya.

Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya. Sebagai contoh karomah ialah seperti dapat dilihat adanya peristiwa Maryam yang disebut dalam surat Ali Imron ayat 37, juga peristiwa Ashabul Kahfi dalam surat al kahfi ayat 25 dan tidak berbeda pula halnya dengan Karomah-karomah Para Habaib dan Para Ulama yang saya tulis tersebut seperti karomahnya Al Habib Abduloh bil Faqih yang selalu bertemu langsung dengan Rosululloh begitu pula dengan KH.Hamim Djazuli (Gus Miek) yang melakukan dakwahnya ditempat hiburan malam/diskotik begitupun dengan Habib syaikhon al bahar. Semoga Alloh dapat mempertemukan saya dan mungkin para muhibbin dengan Habib Syaikhon Al bahar sekedar mencium tangan dan menjabat tangannya sebagai rasa Mahabbah dan cinta terhadap Ulama dan waliyulloh. Wallohu a’lam
Diposkan oleh ruri banget di 03:57 0 komentar
Label: HABIB SYAIKHON BIN MUSTHOFA ALBAHAR
Habib Hadi bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Sholeh Al Haddar


Habib Hadi bin Abdullah bin Umar bin Sholeh Al Haddar. lahir di Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1325 H (1908 M) beliau adalah seorang ulama yang dilahirkan dari pasangan Habib Abdullah bin Umar Al Haddar dengan Syarifah Syifa' binti Musthofa Assegaf.

Ketika beliau berusia 9 tahun, ibunya meninggal dunia. kemudian beliau dibawa oleh ayahnya ke Qathan, Hadramaut guna menuntut ilmu darinya serta dari para ulama-ulama di hadramaut. setelah beliau berusia 11 tahun ayahnya yang tercinta dan juga gurunya meninggalkan dunia yang fana' ini, maka tinggal beliau serta adiknya Habib Muhammad bin Abdullah Al Haddar menjalani kehidupan bersama dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab.

Beberapa sifat mulia yang tampak dalam diri Habib Hadi bin Abdullah Al Haddar sejak usia kanak-kanak antara lain senantiasa menunjukkan pribadi dan akhlak yang luhur, amat menjaga makan dan minumnya agar tidak ada sedikitpun makanan dan minuman yang subhat apalagi yang haram masuk ke dalam tubuhnya, hari-hari beliau di isi dengan ta'lim dan mengaji, serta senantiasa mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri. sebagai contoh ketika beliau ditinggal wafat oleh ayahnya, pada suatu saat beliau mendapatkan dua keping roti dan secangkir kopi tiap sehabis sholat berjama'ah, maka beliau menyimpannya untuk diberikan kepada adiknya dan beliau lebih memilih berpuasa. dan senantiasa melakukan amal-amal nafil (sunnah) sebagai upaya bertaqarrub kepada Allah SWT. Setiap malam Habib Hadi bermunajat, berdzikir, dan mengamalkan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, manakala siang hari beliau berpuasa.

Diantara guru-guru beliau ialah Habib Abdullah bin Umar Assegaf (ayah beliau sendiri), Habib Muhammad bin Hadi Assegaf (Seiwun) yang merupakan murid dari Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al Habsyi ( Shohibul Maulid Simtut Duror ). Teman beliau saat itu di majlis ta'lim Habib Muhammad Al Habsyi adalah Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf (ayahanda Habib Taufik Assegaf, Pasuruan)

Habib Muhammad bin Hadi Assegaf memberikan kedudukan yang istimewa kepada beliau di tengah murid-muridnya. dalam mengajar, Habib Muhammad selalu menyediakan tempat duduk di sampingnya dalam keadaan kosong, dan tidak pernah ada seorangpun dari murid-muridnya yang berani menempati tempat duduk yang kosong itu. tempat tersebut diperuntukkan bagi Habib Hadi bin Abdullah Al Haddar.

Pada usia 20 tahun, Habib Hadi pulang ke Indonesia melalui Surabaya. kedatangannya disambut oleh saudara-saudaranya yang ketika itu sudah berjaya dalam perniagaan, seperti Habib Ahmad (pemborong jalanan), Habib Mustofa (saudagar kopra), Habib Muhammad (pedagang beras). tetapi Habib Hadi menolak semua sambutan yang meriah, bahkan beliau menolak pakaian yang sudah dipersiapkan oleh saudara-saudaranya tersebut.

Meskipun saudara-saudaranya telah menjadi saudagar yang berjaya, namun Habib Hadi tidak terpikat untuk bergabung dengan saudara-saudaranya, sebaliknya beliau mengambil keputusan untuk menjual kain sarung dan kain batik di pasar. melihat Habib Hadi berjualan kain di pasar menyebabkan saudara-saudaranya marah dan mengambil keputusan untuk memaksanya bekerja dengan mereka di pelabuhan. demi untuk tidak menghampakan saudara-saudaranya tersebut Habib Hadi menerima dan beliau diberikan amanah bekerja di bagian menimbang kopra. Hari pertama memulai kerja, Habib Hadi singgah ke pasar dahulu sebelum ke pelabuhan. di pasar beliau membeli nisan yang dibawanya ke tempat beliau bekerja. nisan kayu itu diletakkannya dibawah timbangan dan selalu ditaburi bunga yang masih segar. ''Saya kalau menimbang kopra selalu ingat nisan yang ada di bawah timbangan. dengan mengingat nisan ini, saya selalu ingat akan mati, maka timbangannya harus betul, karena yang saya timbang ini akan di pertanggung jawabkan kelak di hari kiamat,'' Kata Habib Hadi mengomentari tingkahnya yang selalu membawa nisan saat bekerja.

Beliau pernah dipindah ke bagian keuangan (kasir), suatu saat ia mengumpulkan uang yang rusak maupun palsu dan akhirnya dibuangnya ke laut. melihat perilaku Habib Hadi, saudara-saudaranya sudah habis rasa kesalnya. mereka marah dengan perilaku Habib Hadi.

Ternyata pekerjaannya itu tidak sesuai dengan jiwanya, maka kemudian beliau berhenti kerja. Al Habib Hadi mengisi waktu-waktunya untuk beribadah dan menghadiri majlis-majlis ta'lim dan acara-acara haul para ulama dan habaib yang tersebar di seluruh jawa. Untuk menafkahi keluarganya, Habib Hadi kembali berdagang kain. dalam berdagang, beliau senantiasa bersikap jujur. beliau memberitahu harga yang sebenarnya kepada pembelinya. " boleh kamu kasih (beri) ongkosnya, atau lebihkan sedikit dari barang ini " kata Habib Hadi kepada pembelinya. pernah Kyai Haji Hasan Abdillah, salah seorang ulama ternama di Glenmore Banyuwangi berkata kepada Habib Hadi : "Habib, antum apa tidak ditipu sama orang dengan berjualan seperti itu?, "Biar orang menipu saya, yang penting saya tidak menipu sama orang lain, " kata Habib Hadi kepada K. H. Hasan Abdillah.

Habib Hadi saat di Banyuwangi di kenal sangat dekat dengan Habib Ja'far bin Syaikhon Assegaf (Pasuruan). saat itu Habib Ja'far mempunyai tasbih kesayangan yang diperoleh dari Habib Husein bin Muhammad Al Haddad. ternyata tasbih itu Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi. " Siapa yang memegang tasbih ini akan membuat kenyang akan dzikrullah, " kata Habib Ja'far kepada orang-orang yang ada di majelis. orang-orang pada berebut ingin mendapatkannya, tetapi Habib Ja'far bin Syaikhon mencegahnya. " sebentar lagi orangnya akan datang ". Tak lama kemudian Habib Hadi hadir di majelis, Habib Ja'far langsung bangkit dan mengalungkan tasbih kesayangannya ke leher Habib Hadi.

Begitu dekatnya antara Habib Ja'far dengan Habib Hadi, kalau Habib Hadi datang selalu diajaknya ke kamar dan dikunci. sekalipun Habib Ja'far sedang ada pengajian atau tamu, Habib Hadi selalu diajak ke kamar khusus. apa yang mereka perbincangkan tidak ada yang tahu.

Pada hari Kamis, 4 Muharram 1393H (8 Februari 1973) dalam usia 65 tahun, Habib Hadi meninggalkan dunia yang fana' ini untuk bertemu kekasihnya ALLAH AWT. dengan meninggalkan 8 orang anak (1 putra, 7 Perempuan). Jenazah Al Habib Hadi Al Haddar di sholati dengan di imami oleh Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf (Pasuruan) dan dimakamkan di Blambangan, Lateng, Banyuwangi.
Diposkan oleh ruri banget di 03:54 0 komentar
Al-Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad

Al-Habib Alwi bin Muhammad AlhaddadBeliau dilahirkan di kota Qeidun, Hadramaut, pada tahun 1299 H. Sanad keturunan beliau termasuk suatu silsilah dzahabiyyah, sambung-menyambung dari ayah yang wali ke kakek wali, demikian seterusnya sampai bertemu dengan Rasulullah SAW. Sebagaimana kebanyakan para Saadah Bani Alawi, beliau dibesarkan dan dididik oleh ayahnya sendiri Al-Habib Muhammad bin Thohir bin Umar Alhaddad.

Kakek beliau Al-Habib Thohir bin Umar Alhaddad adalah seorang ulama besar di kota Geidun, Hadramaut. Sedangkan ayah beliau adalah seorang Wali min Auliyaillah dan ulama besar yang hijrah dari kota Geidun, Hadramaut ke Indonesia dan menetap di kota Tegal. Beliau Al-Habib Thohir banyak membaca buku dibawah pengawasan dan bimbingan ayah dan kakek beliau, sehingga diberi ijazah oleh ayah dan kakeknya sebagai ahli hadist dan ahli tafsir.

Setelah digembleng oleh ayahnya, beliau lalu berguru kepada :

As-Syaikh Abdullah bin Abubakar Al-Murahim Al-Khotib (di kota Tarim)
As-Syaikh Abud Al-Amudi (di kota Geidun)

Setelah itu beliau memulai pengembaraannya di sekitar kota-kota di Hadramaut untuk menuntut ilmu dan menghiasi kemuliaan nasabnya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Beliau keliling dari satu kota ke kota yang lain untuk mengambil ilmu dari ulama-ulama besar yang beliau jumpai. Diantara para guru yang beliau berguru kepada mereka adalah :

Al-Habib Husain bin Muhammad Albar (di Gerain)
Al-Habib Umar bin Hadun Al-Atthas (di Masyhad)
Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas (di Huraidhah)
Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Atthas (di Maula Amed)
Al-Habib Umar Maula Amed (di Maula Amed)
Al-Habib Abdillah bin Umar bin Sumaith (di Syibam)
Al-Habib Abdullah bin Hasan bin Shaleh Al-Bahar (di Thi Usbuh)
Al-Habib Abdullah bin Muhammad Al-Habsyi (di Hauthoh Ahmad bin Zein)
Al-Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi (di Ghurfah)
Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (Mufti Hadramaut)
Al-Habib Idrus bin Alwi Alaydrus
Al-Habib Abdulqodir bin Ahmad Alhaddad (di Tarim)

Itulah guru-guru beliau yang ada di Hadramaut, dimana mereka semua kebanyakan adalah ulama-ulama besar dan tidak jarang pula yang termasuk Wali min Auliyaillah.

Pada suatu saat, beliau ingin sekali menunaikan ibadah Haji dan lalu berziarah ke datuk beliau termulia Rasulullah SAW. Setelah mendapat ijin dari kakek beliau Al-Habib Thohir bin Umar Alhaddad, berangkatlah beliau menuju ke kota Makkah dan Madinah. Setelah beliau menunaikan keinginannya, timbullah niat beliau untuk belajar dari para ulama besar yang ada di dua kota suci tersebut. Lalu beliau menuntut ilmu disana dengan berguru kepada :

As-Syaikh Said Babshail
As-Syaikh Umar bin Abubakar Junaid
Al-Habib Husin bin Muhammad Al-Habsyi (Mufti Syafi’iyah pada masa itu)

Setelah dirasa cukup menuntut ilmu disana, timbullah keinginan beliau untuk berhijrah ke Indonesia, sebagaimana yang dilakukan sebelumnya oleh ayah beliau Al-Habib Muhammad. Sesampailah beliau di Indonesia, beliau lalu berziarah ke makam ayah beliau Al-Habib Muhammad bin Thohir Alhaddad yang wafat di kota Tegal, Jawa Tengah, pada tahun 1316 H.

Keinginan beliau untuk selalu menuntut ilmu seakan tak pernah luntur dan pupus terbawa jaman. Inilah salah satu kebiasaan beliau untuk selalu mencari dan mencari ilmu dimanapun beliau berada. Tidaklah yang demikian itu, kecuali beliau mencontoh para Datuk beliau yang gemar menuntut ilmu, sehingga mereka bisa menjadi ulama-ulama besar. Diantara para guru beliau yang ada di Indonesia adalah :

Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (di Surabaya)
Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (di Surabaya, yang kemudian beliau dikawinkan dengan anaknya)
Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Atthas (di Bogor)
Al-Habib Salim bin Alwi Al-Jufri (menetap di Menado)
Al-Habib Idrus bin Husin bin Ahmad Alaydrus (wafat di India dalam dakwahnya)

Di Indonesia, beliau memilih untuk menetap di kota Bogor. Disana beliau berdakwah dan menyebarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Beliau dikenal sebagai seorang ulama besar dan ahli hadits. Di kota Bogor beliau banyak mengadakan majlis-majlis taklim dan mengajarkan tentang Al-Islam. Sampai akhirnya beliau dipanggil oleh Allah menuju ke haribaan-Nya. Beliau wafat di kota Bogor tahun 1373 H dan dimakamkan di Empang, Bogor.

Seorang ulama besar telah berpulang, namun jejak-jejak langkah beliau masih terkenang. Nama baik beliau selalu tersimpan dalam hati para pecintanya…dalam hati yang paling dalam, menyinari kehidupan suram nan kelam…

Radhiyallahu anhu wa ardhah…

[Disarikan dari Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, Muhammad Syamsu Assegaf dan dari berbagai sumber lainnya]

Sumber http://alkisah.web.id/2008/07/al-habib-alwi-bin-muhammad-alhaddad.html
Diposkan oleh ruri banget di 03:33 0 komentar
Rabu, 25 November 2009

Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Habib Ali Kwitang)
Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi adalah putera dari Habib Abdurrahman Al-Habsyi. Ayah beliau tinggal di Jakarta. Ibunda beliau yaitu Nyai Salmah berasal dari Jatinegara, Jakarta Timur. Dalam perkawinannya dengan Al-Habib Abdurrahman Al-Habsyi lama sekali tidak memperoleh seorang putera pun. Pada suatu ketika Nyai Salmah bermimpi menggali sumur dan sumur tersebut airnya melimpah-limpah hingga membanjiri sekelilingnya. Lalu diceritakanlah mimpinya itu kepada suaminya.

Mendengar mimpi istrinya, Al-Habib Abdurrahman segera menemui Al-Habib Syeikh bin Ahmad Bafaqih untuk menceritakan dan menanyakan perihal mimpi istrinya tersebut. Lalu Al-Habib Syeikh menerangkan tentang perihal mimpi tersebut bahwa Nyai Salmah istri Al-Habib Abdurrahman akan mendapatkan seorang putra yang saleh dan ilmunya akan melimpah-limpah keberkatannya.

Apa yang dikemukakan oleh Al-Habib Syeikh itu tidak berapa lama menjadi kenyataan. Nyai Salmah mengandung dan pada hari Minggu tanggal 20 Jumadil ‘Awal 1286 bertepatan tanggal 20 April 1870 lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Ali bin Abdurrahman Alhabsyi.

Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi tidak lama hidup mendampingi putra yang beliau cintai tersebut. Beliau berpulang ke Rahmatulloh ketika putra beliau masih berumur 10 tahun. Tetapi sebelum beliau wafat, beliau sempat menyampaikan suatu wasiat kepada istrinya agar putra beliau hendaknya dikirim ke Hadramaut dan Makkah untuk belajar ilmu agama Islam di tempat-tempat tersebut.

Untuk memenuhi wasiat suaminya, Nyai Salmah menjual gelang satu-satunya perhiasan yang dimilikinya untuk biaya perjalanan Habib Ali Alhabsyi ke Hadramaut dan Makkah. Karena di waktu wafatnya Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi tidak meninggalkan harta benda apapun. Dalam usia 10 tahun berangkatlah Al-Habib Ali Alhabsyi dari Jakarta menuju Hadramaut, dengan bekal sekedar ongkos tiket kapal laut sampai di tempat yang dituju.

Sesampainya di Hadramaut, Al-Habib Ali sebagai seorang anak yang sholeh, tidak mensia-siakan masa mudanya yang berharga itu untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, sambil mencari rizki yang halal untuk bekal hidup beliau selama menuntut ilmu di tempat yang jauh dari ibunya. Sebab beliau menyadari bahwa ibunya tidak mampu untuk mengirimkan uang kepada beliau selama menuntut ilmu di luar negeri tersebut.

Diantara pekerjaan beliau selama di Hadramaut dalam mencari rizki yang halal untuk bekal menuntut ilmu ialah mengambil upah menggembala kambing. Pekerjaan menggembala kambing ini rupanya telah menjadi kebiasaan kebanyakan para sholihin, terutama para Anbiya’. begitulah hikmah Ilahi dalam mendidik orang-orang besar yang akan diberikan tugas memimpin umat ini.

Diantara guru-guru beliau yang banyak memberikan pelajaran dan mendidik beliau selama di Hadramaut antara lain :

Al-’Arif billah Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi (Shohibul maulid di Seiwun)

Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-’Attos (Huraidha)

Al-Habib Al-Allammah Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur (Mufti Hadramaut)

Al-Habib Ahmad bin Hasan Alaydrus (Bor)

Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Muhdhor (Guwairah)

Al-Habib Idrus bin Umar Alhabsyi (Ghurfah)

Al-Habib Muhammad bin Sholeh bin Abdullah Alatas (Wadi Amed)

As-Syeikh Hasan bin Mukhandan (Bor)

Setelah belajar di Hadramaut, beliau melanjutkan pelajaran di tanah suci Makkah, dibawah didikan ulama-ulama besar disana, diantaranya :

Mufti Makkah Al-Imam Muhammad bin Husin Alhabsyi

Sayid Bakri Syaththa’

As-Syeikh Muhammad Said Babsail

As-Syeikh Umar Hamdan

Berkat doa ibu dan ayah beliau, juga berkat doa para datuk-datuk beliau, terutama datuk beliau Rasullulloh SAW, dalam masa 6,5 tahun belajar di luar negeri Al-Habib Ali telah memperoleh ilmu Islam yang murni, luas dan mendalam yang dibawanya kembali ke Indonesia.

Meskipun demikian, beliau adalah seorang yang tidak sombong atas ilmunya. Beliau tidak menganggap bahwa ilmu yang dimilikinya sudah cukup. Beliau masih dan selalu mengambil manfaat dari para alim ulama yang ada di Indonesia saat itu. Beliau mengambil ilmu dari mereka. Diantara para guru beliau yang ada di Indonesia adalah :

Al-Habib Muhammad bin Thohir Alhaddad (Tegal)

Al-Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya)

Al-Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Empang, Bogor)

Al-Habib Husin bin Muhsin Asy-Syami Alatas (Jakarta)

Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso)

Al-Habib Ahmad bin Muhsin Alhaddar (Bangil)

Al-Habib Abdullah bin Ali Alhaddad (Bangil)

Al-Habib Abdullah bin Usman Bin Yahya (Mufti Jakarta)

Selain menuntut ilmu, beliau juga aktif dalam mengembangkan dakwah Islamiyyah, mengajak umat Islam untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam yang suci dengan dasar cinta kepada Alloh dan Rasul-Nya SAW.

Selain di pengajian tetap di majlis ta’lim Kwitang yang diadakan setiap hari Minggu pagi sejak kurang lebih 70 tahun yang lalu hingga sekarang dengan kunjungan umat Islam yang berpuluh-puluh ribu, beliau juga aktif menjalankan dakwah di lain-lain tempat di seluruh Indonesia. Bahkan hingga ke desa-desa yang terpencil di lereng-lereng gunung. Selain itu Al-Habib Ali Alhabsyi juga berdakwah ke Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Srilangka dan Mesir. Beliau juga sempat mendirikan sebuah madrasah yang bernama Unwanul Ulum. Beliau banyak juga mendirikan langgar dan musholla, yang kemudian diperbesar menjadi masjid. Selain itu beliau juga sempat menulis beberapa kitab, diantaranya Al-Azhar Al-Wardiyyah fi As-Shuurah An-Nabawiyyah dan Ad-Durar fi As-Shalawat ala Khair Al-Bariyyah.

Beliau selain ahli dalam menyampaikan dakwah ilalloh, beliau juga terkenal dengan akhlaknya yang tinggi, baik terhadap kawan maupun terhadap orang yang tidak suka kepadanya. Semuanya dihadapinya dengan ramah-tamah dan sopan santun yang tinggi. Terlebih lagi khidmat beliau terhadap ibunya adalah sangat luar biasa. Dalam melakukan rasa bakti kepada ibunya sedemikian ikhlas dan tawadhu’nya, sehingga tidak pernah beliau membantah perintah ibunya. Biarpun beliau sedang berada di tempat yang jauh, misalnya sewaktu beliau sedang berdakwah di Surabaya ataupun di Singapura, bila beliau menerima telegram panggilan dari ibunya, segera beliau pulang secepat-cepatnya ke Jakarta untuk memenuhi panggilan ibunya tersebut.

Maka tidak heran apabila ilmu beliau sangat berkat, dan dakwah beliau dimana-mana mendapat sambutan yang menggembirakan. Setiap orang yang jumpa dengan beliau, apalagi sampai mendengarkan pidatonya, pastilah akan tertarik. Terutama di saat beliau mentalqinkan dzikir atau membaca sholawat dengan suara mengharukan, disertai tetesan air mata, maka segenap yang hadir turut meneteskan air mata. Dan yang demikian itu tidak mungkin jika tidak dikarenakan keluar dari suatu hati yang ikhlas, hati yang disinari oleh nur iman dan nur mahabbah kepada Alloh dan Rasul-Nya SAW.

Akhirnya sampailah waktu dimana beliau memenuhi panggilan Allah. Beliau berpulang ke haribaan Allah pada hari Minggu tanggal 20 Rajab 1388 bertepatan dengan 13 Oktober 1968, di tempat kediaman beliau di Kwitang Jakarta, dalam usia 102 tahun menurut Hijriyah atau usia 98 tahun menurut perhitungan Masehi. Ungkapan duka cita mengiringi kepergian beliau. Masyarakat berbondong-bondong hadir mengikuti prosesi pemakaman beliau…dalam suasana sendu dan syahdu. Seorang ulama besar telah berpulang, namun jasa-jasa dan ahklak mulia beliau masih tetap terkenang…menembus batasan ruang dan zaman.

Radhiyallahu anhu wa ardhah…

Sumber:

Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, Muhammad Syamsu Assegaf
Diposkan oleh ruri banget di 04:56 0 komentar
Nasab Kedua Maha Guru Yakni Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Al-Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA dan Ayahandanya


Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Al-Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir Bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyiduna Imam Al-Habib Muhammad bin Ibrahim Bilfaqih Al-alawy RA

Sayyidunal Imam Isa bin Muhammad Az-zamzany RA

Sayyidunal imam yahaya bin Muhammad jamalul lail RA

Sayyidunal imam Abdullah bin ahmad al-alawy RA

Sayyidunal imam al-allamtud dunya abdur rahman bin abdulloh bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyidunal imam ahmad bin umar bin mudlor al-alawy

Sayyidunal imam al-gagihul muqoddam ats-tsany abdur rahman bin Muhammad as-assegaf RA

Sayyidunal imam abdulloh ba’alawy

Sayyidunal imam Muhammad bin isa bin abi fadhol RA

Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA
( Mursyid Pertama Thoriqoh Alawiyah )

Dari Sayyidunal Imam Al-faqih Muqoddam RA terbagi menjadi dua jalur yakni Jalur Ahlul Bait dan Bukan Ahlul Bait

Jalur Ahlul Bait

Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Muhammad Ba’alawy RA

Sayyidunal imam Isa An-Naqib RA

Sayyidunal Imam Muhammad bin ali ( Shohibul Marbath ) RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Alwy Kholi Qosam RA

Sayyidunal Imam Muhammad Bin alwy bin Muhammad ba’alawy RA

Sayyidunal imam Alwy RA ( Jaddu Bani Alawy )

Sayyidunal Imam Ubaidillah bin ahmad Al-muhajir RA (Sultonul Wujud )

Sayyidunal imam Ahmad Bin Isa An-Naqib RA

Sayyidunal Imam Ali Al-Uraidhy Ra

Sayiidunal Imam ja’far As-Shodiq RA

Sayyidunal Imam Muhammad Al- Baqir RA

Sayyidunal Imam Ali Zainal Abidin RA

Sayyidunal Imam Abu Abdillah Al-Husain RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW

Sayyidunal Wa Maulana Muhammad Rasulullah SAW


Jalur Bukan Ahlul Bait

Sayyidunal Imam Al- Faqih Muqoddam Sayyiduna Muhammad Bin Ali Ba’alawy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Madyan Bin Syu’eb Bin Al-Husein RA

Sayyiduna As-Syekh Nuruddin Ali Bin Chizihim RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Muhammad Bin Abdillah Al-Ma’arifi RA

Sayyiduna As-Syekh Abdul Malik RA
( Imamul Haromain )

Sayyiduna As-Syekh Abdullah Bin Yusuf Al-Juwainy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Tholib Muhammad Bin Ali Al-Makki RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Dullaf Bin Juhdur As-Subly RA

Sayyiduna As-Syekh Abul Qosim Al-Junaid Bin Muhammad Al- Baghdad RA

Sayyiduna As-Syekh Abul Hasan As-Sirri As-Siqthi RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Mahfudz Ma’ruf Al-Karkhi RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Sulaiman Daud Bin Nushoir At-Tho’iy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Muhammad habib Bin Muhammad Al-Ajamy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Said Al-Hasan Bin Abil Hasan Al-Bashry RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW

Sayyiduna Wa Maulana Muhammad Rasululloh SAW

Sayyiduna Jibril Aminullah AS

Rabbuna Rabbul Izzah Allah Swt


Perlu ditambahkan bahwa Al-Ustadzul Imam Al-hafidz RA menerima izin membai’at dalam thoriqoh Alawiyyah melalui pengangkatan langsung dari maha Guru Al-Ustadzul Imam Al-Habr RA dan Al-Habibul imam Al-Qutub Muhammad Bin Hadi As-Seggaf RA melalui perintah (Isyarah) dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau Al-Hafidz RA juga diperintahkan untuk mengasuh para santri di lembaga Pesantren “Darul Hadits” dan berdakwah ke pelbagai daerah.

Dikutip dari Buku Ringkasan Boigrafi “As-Syaikhain Al-Imamain” yang disusun oleh : Ustd. Sayyid Abu Abdillah Abdul Qodir Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA.
Diposkan oleh ruri banget di 04:54 0 komentar
Nasab Sayyid Muhammad Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA.


Sayyid Muhammad Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA.

Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Al-Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir Bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyiduna Imam Al-Habib Muhammad bin Ibrahim Bilfaqih Al-alawy RA

Sayyidunal Imam Isa bin Muhammad Az-zamzany RA

Sayyidunal imam yahaya bin Muhammad jamalul lail RA

Sayyidunal imam Abdullah bin ahmad al-alawy RA

Sayyidunal imam al-allamtud dunya abdur rahman bin abdulloh bilfaqih Al-Alawy RA

Sayyidunal imam ahmad bin umar bin mudlor al-alawy

Sayyidunal imam al-gagihul muqoddam ats-tsany abdur rahman bin Muhammad as-assegaf RA

Sayyidunal imam abdulloh ba’alawy

Sayyidunal imam Muhammad bin isa bin abi fadhol RA

Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA
( Mursyid Pertama Thoriqoh Alawiyah )

Dari Sayyidunal Imam Al-faqih Muqoddam RA terbagi menjadi dua jalur yakni Jalur Ahlul Bait dan Bukan Ahlul Bait

Jalur Ahlul Bait

Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Muhammad Ba’alawy RA

Sayyidunal imam Isa An-Naqib RA

Sayyidunal Imam Muhammad bin ali ( Shohibul Marbath ) RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Alwy Kholi Qosam RA

Sayyidunal Imam Muhammad Bin alwy bin Muhammad ba’alawy RA

Sayyidunal imam Alwy RA ( Jaddu Bani Alawy )

Sayyidunal Imam Ubaidillah bin ahmad Al-muhajir RA (Sultonul Wujud )

Sayyidunal imam Ahmad Bin Isa An-Naqib RA

Sayyidunal Imam Ali Al-Uraidhy Ra

Sayiidunal Imam ja’far As-Shodiq RA

Sayyidunal Imam Muhammad Al- Baqir RA

Sayyidunal Imam Ali Zainal Abidin RA

Sayyidunal Imam Abu Abdillah Al-Husain RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW

Sayyidunal Wa Maulana Muhammad Rasulullah SAW


Jalur Bukan Ahlul Bait

Sayyidunal Imam Al- Faqih Muqoddam Sayyiduna Muhammad Bin Ali Ba’alawy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Madyan Bin Syu’eb Bin Al-Husein RA

Sayyiduna As-Syekh Nuruddin Ali Bin Chizihim RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Muhammad Bin Abdillah Al-Ma’arifi RA

Sayyiduna As-Syekh Abdul Malik RA
( Imamul Haromain )

Sayyiduna As-Syekh Abdullah Bin Yusuf Al-Juwainy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Tholib Muhammad Bin Ali Al-Makki RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Dullaf Bin Juhdur As-Subly RA

Sayyiduna As-Syekh Abul Qosim Al-Junaid Bin Muhammad Al- Baghdad RA

Sayyiduna As-Syekh Abul Hasan As-Sirri As-Siqthi RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Mahfudz Ma’ruf Al-Karkhi RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Sulaiman Daud Bin Nushoir At-Tho’iy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Muhammad habib Bin Muhammad Al-Ajamy RA

Sayyiduna As-Syekh Abu Said Al-Hasan Bin Abil Hasan Al-Bashry RA

Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW

Sayyiduna Wa Maulana Muhammad Rasululloh SAW

Sayyiduna Jibril Aminullah AS

Rabbuna Rabbul Izzah Allah Swt


Perlu ditambahkan bahwa Al-Ustadzul Imam Al-hafidz RA menerima izin membai’at dalam thoriqoh Alawiyyah melalui pengangkatan langsung dari maha Guru Al-Ustadzul Imam Al-Habr RA dan Al-Habibul imam Al-Qutub Muhammad Bin Hadi As-Seggaf RA melalui perintah (Isyarah) dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau Al-Hafidz RA juga diperintahkan untuk mengasuh para santri di lembaga Pesantren “Darul Hadits” dan berdakwah ke pelbagai daerah.

Dikutip dari Buku Ringkasan Boigrafi “As-Syaikhain Al-Imamain” yang disusun oleh : Ustd. Sayyid Abu Abdillah Abdul Qodir Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA.

Diposkan oleh ruri banget di 04:50 2 komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Entri (Atom)
Pengikut
Mengenai Saya
Foto Saya

ruri banget

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

* ▼ 2009 (52)
o ▼ 11 (50)
+ Sekilas Sejarah Mikroprosesor Mikroprosesor adala...
+ HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD BIL FAQIH MALANG JAWA ...
+ Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bil Faqih Al Alawi ...
+ Habib Usman bin Abdullah Bin Yahya Sang Mufti...
+ Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan H...
+ Sejarah Hidup Al-Habib Umar bin Abdul Rahman Al-At...
+ Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-HaddadBeliau adalah ...
+ Al-habib Al-Imam Abubakar bin Muhammad bin Umar bi...
+ Manakib Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid B...
+ HABIB ABDURRAHMAN BIN ALI AL HABSY “Aba...
+ Riwayat Singkat Shohibur Ratib Al-Habib Imam Abdul...
+ Al-Imam Ja'far bin Muhammad Ash-Shodiq ...
+ Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani, Bap...
+ Ustaz Taha Suhaimi, Cucu Syeikh Muhammad as-Suh...
+ Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Penyusun Simt...
+ Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus Habib Muh...
+ Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya) ...
+ HABIB MUHAMMAD BIN AHMAD AL-MUHDOR (Bondowoso) ...
+ Ulama Habaib Seluruh Dunia
+ Habib Ali Al-Jufri, Ulama Habaib Kini Yang Memil...
+ Habib Umar bin Hafiz, Ulama Habaib Terkenal Mas...
+ Habib Muhammad Shahib Mirbath, Cikal Bakal Kelu...
+ Syeikh Abu Bakar bin Salim, Hiasan Para Wali ...
+ Habib Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar As-Sakran...
+ Habib Hasan bin Soleh Al-Bahr Al-Jufri, Keluhur...
+ Habib Abu Bakar Al-Attas, Rutinnya Penuh Dengan...
+ Habib Muhammad bin Salim Habib Muhammad bin ...
+ Habib Salim Bin Hafiz Habib Salim Bin Hafiz ...
+ Habib Muhammad bin Hadi Assegaf, Memberi Nasihat...
+ Habib Abu Bakar Al-Aidrus, Wali Besar Jarang Me...
+ Habib Abdurrahman As-Seggaf, Mengungguli Ulama d...
+ Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, Penyusun R...
+ Sejarah Al-Barzanji Al-Barzanji atau Berz...
+ Imam Wajihuddin Abdurrahman Ad Diba`i (866...
+ HABIB ALI BIN HUSEIN AL ATHOS ( Gurunya ulama – ul...
+ Karomah Al-Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa ...
+ Nasab Sayyid Abdurrahman Najlil Imamil Qurtbil Ha...
+ Nasab Sayyid Abu Abdillah Abdul Qodir Najlil Imam...
+ Nasab Sayyid Muhammad Najlil Imamil Qurtbil Habib...
+ Nasab Kedua Maha Guru Yakni Sayyiduna Wa Maulana ...
+ Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Habib Al...
+ Al-Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad ...
+ Habib Hadi bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin ...
+ HABIB SYAIKHON BIN MUSTHOFA ALBAHAR ( Kelakuan Nye...
+ HABIB JA'FAR BIN SYAIKHON ASSEGAF PASURUAN JAWA T...
+ HABIB ABU BAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF GRESIK ...
+ KH.NOER ALI TOKOH ULAMA DAN PEJUANG Singa Be...
+ KH.A SHOHIBUL WAFA ( ABAH ANOM SURYALAYA JAWA BAR...
+ Orang Soleh Ubat Hati dan Bagai Bintang "Ber...
+ Kosidah & Hadroh Nurul Musthofa ...
o ► 12 (2)
+ Listening to 'Burdah / Qasidah' ...
+ Jumat, 28 September 2007 Kata - Kata Mutiara ...

* ► 2010 (3)
o ► 04 (3)
+
+ DOA, DZIKIR & SHALAWA...
+ ...

Awesome Inc. template oleh Tina Chen. Gambar template oleh centauria. Didukung oleh Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar