ANALISIS
KEBUTUHAN FUNGSIONAL
SISTEM
INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN UNSIQ
MENGGUNAKAN
BALANCED SCORECARD
|
disusun
guna memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Audit Sistem Informasi
Oleh
:
Nama : Nulngafan
NIM : 13.52.0494
PROGRAM
PASCA SARJANA MEGISTER TEKNIK INFORMATIKA
STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK
2014
BAB
1
A.
Pendahuluan
Persaingan antar perguruan tinggi pada zaman
globalisasi saat ini semakin ketat. Perguruan tinggi berlomba-lomba untuk
meningkatkan kualitasnya agar kepercayaan pelanggan meningkat, salah satunya
adalah dengan mengembangkan sistem Informasi. Sistem informasi yang baik dan
sesuai dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas Perguruan Tinggi.
Untuk itu dibutuhkan proses Requirements Engineering (RE) yang tepat untuk menentukan
sukses tidaknya suatu sistem informasi. Saat ini sudah banyak pendekatan dan
tools yang mendukung RE, namun kesulitan yang masih banyak dihadapi adalah
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman developer dalam menentukan requirements
yang sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Balanced scorecard adalah sebuah metode untuk
mengukur kinerja suatuperusahaan atau institusi. Pada balanced scorecard,
kinerja tidak hanya dilihat dari aspek finansial saja, tetapi juga aspek-aspek
lain diluar aspek finansial yang mendukung dan berpengaruh terhadap aspek
finansial, yaitu pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan
pembelajaran. Pada penerapannya metode ini menjabarkan visi misi menjadi
strategi yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan fungsional sistem
informasi. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengimplementasikan balanced
scorecard sebagai metode untuk mendukung proses RE, pada saat menentukan
kebutuhan fungsional.
Hasil akhir dari implementasi ini adalah data
kebutuhan fungsionalitas sistem informasi Akademik UNSIQ, user yang menggunakan
fungsionalitas tersebut,beserta nilai yang diharapkan. Fungsionalitas yang
dihasilkan akan sejalan dengan visi dan misi institusi dan memiliki hubungan
antar divisi karenadigunakan metode balanced scorecard.
B.
Rumusan Masalah
Seperti yang telah dijelaskan pada latar
belakang, tugas ini akan menganalisis kebutuhan fungsional sistem informasi Akademik
UNSIQ dengan menggunakan metode balanced scorecard. Adapun rumusan masalah yang
akan diselesaikan adalah:
1.
Bagaimana mengidentifikasi strategi manajemen institusi
pada empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
dan pertumbuhan untuk menentukan kebutuhan fungsional sistem informasi
institusi.
2.
Bagaimana mengimplementasikan kerangka kerja yang tepat
dalam analisis kebutuhan fungsional sistem informasi dengan balanced scorecard.
3.
Bagaimana mendefinisikan fungsionalitas sistem informasi
dan pengguna sistem sebagai hasil akhir proses analisis kebutuhan fungsional
dengan balanced scorecard.
3.
C. Tujuan
Adapun
tujuan Penulisan Ini:
1. Mengimplementasikan metode balanced scorecard
untuk menganalisis kebutuhan fungsional sistem informasi Akademik.
2. Menerapkan kerangka kerja yang memudahkan
implementasi analisis kebutuhan fungsional sistem informasi dengan balanced
scorecard
D. Metodologi Penyelesaian
1. Studi Literatur
Pengumpulan referensi dan literatur untuk dipahami
mengenai requirements engineering dan metode balanced scorecard.
2. Quisioner
3. Implementasi
Pada tahapan ini, dilakukan implementasi metode balanced scorecarduntuk mengukur
kinerja Universitas.
BAB II
Landasan Teori
A.
Requirement Engineering
A.Requirements adalah suatu kondisi atau
kemampuan dibutuhkan seorang
user untuk menyelesaikan suatu permasalahan
atau mencapai suatu tujuan, kondisi atau kemampuan yang harus dimiliki atau
dibangun oleh suatu system atau komponen sistem untuk memenuhi kontrak,
standar, atau spesifikasi, representasi dari kondisi atau kemampuan seperti
pada yang
didokumentasikan.
Requirements
terdiri dari kebutuhan fungsional, kebutuhan non-fungsional, dan
batasan/constraint. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan kemampuan dan layanan
dari sebuah sistem. Kebutuhan non-fungsional mendeskripsikan tingkatan dari
kualitas, misalnya seberapa aman, dapat digunakan atau tidak, dsb. Constraint
adalah kondisi yang tidak dinegoisasikan yang mempengaruhi sebuah proyek,
misalnya tingkat skill dari tim pengembang, budget yang tersedia,
waktu pengerjaan proyek, atau infrastruktur
komputer pada lingkungan
pengembangan. Requirements Engineering (RE)
adalah cabang dari rekayasa perangkat lunak yang fokus pada tujuan, fungsi atau
kegunaan, dan batasan pada sistem
perangkat lunak. Selain itu juga pada
hubungan antara faktor-faktor tadi untukmenentukan spefikasi dari sebuah
perangkat lunak dan beradaptasi terhadap perkembangan dari waktu ke waktu
B.
Aktivitas Requirement Engineering
Proses dalam Requirements Engineering terdiri
dari beberapa aktivitas sebagai berikut
1. Requirements elicitation and negotiation
Aktivitas ini, adalah tahap menentukan
requirements yang dibutuhkan dan menegoisasikan setiap requirements agar
benar-benar sesuai dengan keinginan semua stakeholders. Para peneliti telah
membuktikan bahwa requirements tidak
begitu saja didapatkan dengan menanyakan
pertanyaan yang benar.
2. Requirements documentation
Tahap ini adalah pendokumentasian
requirements yang sudah ditentukan. Jika para stakeholders sudah sepakat
mengenai requirements, maka kesepakatan tersebut harus disimpan dan
dideskripsikan dalam sebuah requirement document.
3. Requirements verification and validation
Requirements harus divalidasi dan
diverifikasi, maksudnya adalah apakah kita sudah menentukan hal yang benar dan
apakah kita sudah menentukan hal tersebut dengan tepat. Karena itu pada tahap
ini, requirement document yang sudah didefinisikan sebelumnya harus divalidasi
dan diverifikasi.
4. Requirements management.
Ada kalanya requirements yang sudah
ditetapkan harus berubah, perubahan requirements dan consraints adalah
permasalahan besar dalam sebuah proyek pengembangan perangkat lunak.
C.
Balanced Scorecard
C.
1. Pengertian Balanced scorecard (BSC) adalah :
• alat mengukur strategi secara komprehensif
dengan pola manajemen
• sistem manajemen strategis yang diturunkan
dari visi dan strateg
2. Konsep Dasar
2.Balanced scorecard (BSC) terdiri dari 2 suku
kata yaitu kartu nilai (scorecard)dan balanced (berimbang). Maksudnya adalah
kartu nilai untuk mengukur kinerja personil yang dibandingkan dengan kinerja
yang direncanakan, serta dapat digunakan sebagai evaluasi. Serta berimbang
(balanced) artinya kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek:
keuangan dan non-keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan
ekstern. Karena itu jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor
yang hendak diwujudkan di masa
depan, personil tersebut harus
memperhitungkan keseimbangan antara
pencapaian kinerja keuangan dan non-keuangan,
kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja bersifat
internal dan kinerja eksternal (focus komprehensif). Pendekatan balanced
scorecard melakukan pengukuran kinerja berdasarkan pada aspek finansial maupun
non-finansial. Aspek nonfinansial mendapatkan perhatian karena dasarnya
peningkatan kinerja keuangan berasal dari aspek non-finansial yaitu peningkatan
efektivitas proses bisnis, komitmen organisasi dan kepercayaan pelanggan
terhadap produk, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan
kinerja maka focus perhatian haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di
bidang non-finansial, karena dari situlah kinerja keuangan berasal.
Dalam
balanced scorecard, terdapat empat perspektif yang berbeda dari
suatu aktivitas perusahaan yang dapat
dievaluasi, yaitu
• Perspektif Finansial,
• Perspektif Pelanggan,
• Perspektif Proses Bisnis Internal,
• Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
3. Menciptakan Balance Scorecard
Beberapa langkah awal mengimplementasikan
balanced scorecard
·
Memperjelas visi dan strategi perusahan
·
Mengembangkan sasaran strategis :
1. Mengidentifikasi proses bisnis yang ada
dimana sustainabilitas dapat menambah nilai dan memperbaiki kinerja
2. Menentukan bagaiman program lingkungan yang
ada mendukung sasaran sustainabilitas dalam perspektif pelanggan dan financial
3. Belajar bagaimana sustainabilitas dapat
menggantikan proses dan produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
4. Mengerti bagaimana mengantisipasi dan
mempengaruhi kebutuhan pelanggan masa depan terkait praktek berkelanjutan.
·
Meluncurkan inisitiatif strategi lintas bisnis dan
·
Membimbing setiap divisi untuk mengembangkan
4. Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan Fungsional dengan Balanced Scorecard
4.
D.
Perspektif Pelanggan
No.
|
Deskripsi
|
STS
|
TS
|
N
|
S
|
SS
|
1
|
Bagaimana Kinerja dan Pelayanan
|
|
|
|
|
|
2
|
Informasi dan kemudahan
|
|
|
|
|
|
3
|
Kecepatan dan ketepatan Informasi
|
|
|
|
|
|
4
|
Kesungguhan dan Kesiapan Pegawai
|
|
|
|
|
|
5
|
Fitur dan kemudahan akses
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelayanan dan Keefektifan
|
|
|
|
|
|
7
|
Fasilitas Untuk Interaksi antar User
|
|
|
|
|
|
8
|
Universitas Menyediakan fasilitas untuk Akses Akademik
|
|
|
|
|
|
9
|
Sistem sering melakukan perbaikan demi kenyamanan
|
|
|
|
|
|
10
|
Mempermudah proses pengolahan dan pencarian data
|
|
|
|
|
|
11
|
Saya puas dengan internet yang ada diuniversitas
|
|
|
|
|
|
12
|
Saya puas dengan sistem layanan administrasi umum dan
keuangan.
|
|
|
|
|
|
13
|
Saya puas dengan sistem layanan E-learning
|
|
|
|
|
|
14
|
Kemudahan mendapatkan Materi
|
|
|
|
|
|
15
|
Kemudahan berinteraksis dengan dosen.
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar