INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Kamis, 07 April 2016

Filsafat ( Tokoh Filsafat Islam Klasik )

                                            Tokoh Filsafat Islam Klasik
A.     Ibnu Miskawaih
1.      Riwayat Hidup Ibnu Miskawaih
        Nama lengkap ibnu miskawaih adalah Abu Ali Muhammad bin Ya’qub Miskawaih. Beliau sering disebut dengan nama Abu Ali Miskawaih yang diambil dari nama keluarganya. Dan ada juga yang menyebutnya dengan nama Abu Ali Khazin. Ibnu maskawaih lahir pada tahun 320 H/932 M tepat di Rayy deket kota Teheran dan beliau wafat pada tanggal 9 Shafar 421 H/16 pebruari 1030 M di Isfahan.
      Ibnu Miskawaih dalam bidang filsafat adalah seorang filosof muslim yang pertama kali membahas tentang filsafat akhlak. Dalam bidang ini beliau belajar kepada Ibnu Al Khammar. Filsafat beliau termasuk fisafat eklektik karena beliau banyak mengambil sumber-sumber asing, seperti Aristoteles, Plato dan Galen dan membandingkanya dengan ajaran-ajaran islam. Selain itu, beliau juga menggabunkan doktrin islam dengan filosuf yunani. Dalam bidang ilmu kimia beliau belajar kepada Ibnu Thoyyib Al Razi seorang ahli kimia. Ibnu Miskawaih selain dikenal sebagi tabib beliau juga seorang yang ahli dalam bidang kimia. Beliau juga mempelaji sejarah kepada Abu Bakar  Ibnu Kamil al-Qodhi. Sejarah yang dirintisnya bernuansa moralis, agamis dan praktis.
      Ibnu Miskawaih hidup pada masa dinasti Buwaihi dari rangkaian kekhalifahan Abasiyyah yang memiliki perhatian yang cukup besar terhadap ilmu pengetahuan dan kesusateraan. Pada masa ini munculah ilmuan-ilmuan besar diantaranya adalah Nasawi (ahli matematika), Al Farobi, Ibnu Sina, Al Farghoni, abd al-Rohman al-suffi, Abu al-‘Ala al-Ma’arri.

2.      Karya-karya Ibnu Miskawaih
a.       Tahzib al-akhlak dan kitab As-sa’aadah membicarakan kehidupan rohani dan akhlak (etika)
b.      Risalah filazzatul wal alam membicarakan masalah hubungan perasaan yang dapat membahagiakan dan meyengsarakan jiwa manusia.
c.       Risalah fil tahaba’iyah yang membahas tentang alam semesta
d.      Risalah  al jauhar al nafs yang membahas masalah hubungan dengan ilmu jiwa
e.       Agai jiwa Kitab jawazar khard membahas tentang pemerintahan dan hukum
f.        Kitab adawiyah mufridah dan tarkib al bijah min al-athimah yang membahas permasalahan kimia dan kedokteran
g.       Fauz al akbar,fauz al asygahar dan al siayar yang membahas masalah
Peraturan hidup.

3.      Pemikiran Filsafat miskawa
a.       Hakikat manusia
       Manusia terdiri dari tiga jiwa yaitu jiwa bernafsu (an-nafs al-bahimmiyyat) merupakan jiwa terendah, jiwa berani (an-nafs ghodhobiyyat) sebagai jiwa pertengahan, adapun jiwa trtinggi yaitu jiwa berpikir (an-nafs natiqot). Pendapat ibnu miskawaih hancurnya nafs yang bersal dari materi bersamaan dengan hancurnya badan dan an nafs natiqot tidak akan hancur.
Ibnu miskawaih berpendapat bahwa agama islam terutama dalam hukum syari’atnya menganut madzhab etika yang berdasarkan cinta kasih sesama manusia. Agama adalah pelatihan akhlak dan ibadah adalah penanaman sifat. Jadi yang intinya bahwa segala bentuk peribadatan dalam agama pangkal tujuanya adalah untuk mengajarkan cinta kasih pada sesama.
b.      Filsafat etika
       Menurut ibnu miskawaih moral atau akhlak adalah suatu sikap mental (halun li al nafs) yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Sikap mental ini dibagi menjadi dua kategori yaitu, ada yang berasal dari watak dan ada pula yang berasaldari kebiasaan dan latihan. Pemikir yunani menatakan akhlak yang berasal dari watak tidak mungkin berubah. Memurut ibnu miskawaih, perubahan akhlak itu sangat dimungkinkan
Terutama melalui pendidikan.
c.       Teori kebahagiaan
       Menurut ibnu miskawaih, pada diri manusia terdapat dua unsur yaitu jiwa dan baban. Kemudian beliau membagi kebahagian menjadi dua tingkat. Pertama, ada manusia yang terikat dengan hal-hal yang bersifat benda dan mendapat kebahagiaan dengannya, namun ia tetap rindu dengan kebahagiaan jiwa lalu ersifat berusaha memperolehnya. Kedua manusia yang melepaskan keterkaitanya kepada benda dan memperoleh kebahagiaan lewat jiwa.
Kebahagiaan yang bersifat benda menurut ibnu miskawaih, mengandung kepedihan dan penyesalan serta menghambat perkembangan jiwa menuju kehadirat Allah. Kebagiaan jiwalah yang paling sempurna dan mampu mengantar manusia yang memilikinya kederajat malaikat.
d.      Kebaikan
        Menurut ibnu miskawaih, kebaikan adalah suatu keadaan dimana kita sampai kepada batas akhir dan kesempurnaan wujud. Dengan demikian kebaikan mempunyai identitas tertentu yang berlaku umum bagi manusia, sedangkan kebahagiaan berbeda-beda tergantung pada orang-orang yang berusaha memerolehnya.
e.       Pendidikan anak-anak
      Ibnu miskawaih menyebutkan bahwa masa kanak-kanak merupakan mata rantai Antara jiwa hewan dengan jiwa manusia berakal. Pada masa jiwa anak berakhirlah ufuk hewani dan dimulailah ufuk manusiawi. Oleh sebab itu, masa anak-anak harus dididik dengan akhlak mulia karena pada masa pendidikan dini inilah yang akan berakar kuat dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang.
f.        Teori jalan tengah
       Keutamaan ajaran akhlak Ibnu miskawaih berpangkal pada teori jalan tengah. Yang intinya bahwa keutamaan akhlak diartikan sebagai posisi  tengah antara ekstrem kelebihan dan ekstrem kekurangan masing-masing jiwa manusia. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah The doktrin of  The  mean atau the golden. Pendapat Ibnu maskawaih posisi jalan tengah bisa tercapai dengan memadukan fungsi filsafat dan syari’at. Fungsi syari’at efektif bagi terciptanya tengah dalam jiwa bernafsu dan jiwa berani. Sedangkan filsafat berfungsi efektif  bagi terciptanya posisi tengah jiwa berpikir. Mengenai teori jalan tengah Ibnu miskawaih berpendapat dengan Plato dan Aristoteles. Perbedaan yang mencolok antara Ibnu miskawaih denga Aristoteles terdapat dipembahasan jalan tengah ini. Hanya saja Aristoteles hanya menyebut akal sedangkan Ibnu Miskawaih di dalamnya menyertakan syari’at.
       Jadi dapat disimpulkan bahwa doktrin jalan tengah tenyata tidak hanya memiliki nuansa dinamis tetapi juga fleksibel. Oleh karena itu, doktrin tersebut dapat terus menerus berlaku sesuai tantangan zamanya tanpa menghilangkan nilai-nilai esensial dari pokok keutamaan akhlak. Jadi dengan doktrin jalan tengah manusia tidak akan kehilangan arah dalam kondisi apapun.
   
g.       Metafisika
       Salah satu topik yang diangkat oleh ibnu miskawaih dalam hubunganya dengan soal metafisika adalah argumentas atau pembuktian adanya tuhan sertapersoalan seputar penciptaan alam semesta. Oleh sebab itu segala kemaujudan berasal dari ketiadaan. Dalam proses terjadinya alam bukti bahwa yang membuat alam ini hanyalah seorang, ia tdak bertubuh, ia-lah Tuhan Azaly yang tiada permulaan dan akhirnya.
                               
  

    
         




Tidak ada komentar:

Posting Komentar