INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Jumat, 10 Desember 2010

PERANAN STRUKTUR BELAJAR BERANTAI DAN DISKRIMINASI GANDA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKKATKAN HASIL BELAJAR ZOOLOGI INVERTEBRATA.

  1

PERANAN STRUKTUR BELAJAR BERANTAI  DAN DISKRIMINASI GANDA 
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKKATKAN 
HASIL BELAJAR ZOOLOGI INVERTEBRATA.
apload oleh affannur

A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan selama beberapa tahun, mata kuliah kelompok
sistematika dan keanekaragaman seperti Zoologi Invertebrata, Zoologi Vertebrata,
Botani Cryptamic, dan Botani Phanerogamic di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia
(FPMIPA UPI) merupakan matakuliah yang sulit untuk dikuasai oleh para mahasiswa.
Hal tersebut disebabkan materi mata kuliah tersebut selain memerlukan pemahaman
juga memerlukan hapalan, khususnya nama-nama ilmiah. Kesulitan para mahasiswa ini
dapat dilihat dari hasil ujian para  mahasiswa yang umumnya selalu lebih rendah
dibandingkan dengan mata kuliah-mata kuliah lainnya, khususnya mata kuliah zoology
invertebrata.

Telah banyak metode pembelajaran yang dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran zoologi invertebrata di dalam kelas,  misalnya metode demonstrasi,
metode tanya jawab, dan metode diskusi. Meskipun terdapat peningkatan, akan tetapi
peningkatannya kurang begitu signifikan. 

Untuk memperbaiki keadan tersebut, suatu penelitian mengenai struktur belajar
diskriminasi  ganda (multiple discrimination) dan berantai (chaining) telah dicoba
dikembangkan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Penelitian ini dilaksanakan
melalui Hibah Penelitian Proyek DUE-like yang dibiayai oleh Dirjen Pendidikan
Tinggi. Landasan teoritis  dari penelitian ini adalah struktur dan transfer belajar dalam
kaitannya dengan kesiapan belajar (readiness for learning).  

Jerome S. Bruner menyatakan bahwa tujuan utama belajar adalah agar apa yang telah
dipelajari dapat berguna pada masa yang akan datang. Oleh karena itu apa yang telah   2
dipelajari, dapat digunakan untuk belajar lebih lanjut dengan cara yang lebih mudah
(transfer belajar). Bruner juga mengemukakan bahwa transfer belajar akan lebih
mudah dilakukan oleh seseorang apabila konsep yang diperoleh sebelumnya diterapkan
terhadap konsep baru yang sejenis.  Lebih jauh lagi Bruner menyatakan bahwa yang
penting untuk diperoleh atau ditemukan oleh seseorang adalan struktur disiplin ilmu.
Setiap materi pelajaran atau disiplin ilmu memiliki struktur tertentu. Struktur sendiri
terdiri atas konsep-konsep pokok. Bila struktur pokok itu dikuasai, maka akan banyak
hal lain yang berhubungan dengan struktur tersebut dapat dipahami maknanya.
Memahami struktur, akan mempengaruhi cara berpikir seseorang sepanjang  hidupnya
karena dapat ditransfer pada hal-hal lain.   

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penilitian ini, adalah: Bagaimana peranan struktur belajar
diskriminasi ganda terhadap hasil belajar mahasiswa jurusan pendidikan biologi
FPMIPA UPI dibandingkan dengan   struktur belajar berantai?.

Apabila hasil belajar yang dicapai oleh para mahasiswa mengalami perbedaan apakah
perbedaan tersebut cukup signifikan? Permasalahan inilah yang akan diungkap dalam
penelitian ini.

C. Tujuan Penelitian 
Berdasarkan permasalahan tersebut secara umum penelitian ini bertujuan untuk:
Memperoleh informasi tentang perbedaan hasil belajar mahasiswa jurusan pendidikan
biologi FPMIPA UPI yang belajar melalui struktur belajar diskriminasi ganda dan
berantai pada mata kuliah Zoologi Invertebrata. 
Secara rinci tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah ingin memperoleh
informasi  mengenai:
1. Hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI semester tiga,  
    yang  belajar   melalui   struktur   belajar   diskriminasi   ganda   pada   mata   kuliah  
    Zoologi  Invertebrata.   3
2. Hasil   belajar   mahasiswa   Jurusan  Pendidikan Biologi FPMIPA UPI semester tiga,  
    yang belajar  melalui  struktur belajar berantai pada mata kuliah Zoologi Invertebrata.
Apabila hasil belajar kedua kelompok mahasiswa tersebut terdapat perbedaan, maka
analisis data akan dilanjutkan dengan uji statistik untuk mengetahui apakah perbedaan
tersebut signifikan atau tidak.

D. Kerangka Teoritis :  Peranan Struktur dan Transfer Belajar  dalam Belalar.
Dalam kerangka teoritis ini yang pertama akan dikemukakan adalah pentingnya struktur
dalam kaitannya dengan kesiapan belajar (readiness for learning) dan transfer belajar.
Hal ini sangat penting dikemukakan karena erat kaitannya dengan proses pemahaman
terhadap konsep-konsep pokok yang terdapat dalam materi Zoologi Invertebrata.
Konsep-konsep pokok tersebut untuk setiap filum, kelas, atau kelompok, pada zoology
invertebrata relatif sama. Sebagai contoh, materi yang dibahas untuk setiap  filum pada
zooologi invertebrata senantiasa mencakup: Struktur, Fisiologi (nutrisi, respirasi,
ekskresi, sistem saraf, sistem transport, dan reproduksi), sistematika, dan kaitannya
dengan kehidupan manusia. 

Selain itu, dengan perkembangan ilmu yang demikian pesat, diharapkan keahlian
penyusun kurikulum dalam memasukkan struktur disiplin ilmu sangat diperlukan
sehingga konsep-konsep pokok yang harus dikuasai oleh para mahasiswa secara
eksplisit tercantum. 
1. Pentingnya Struktur 
Jerome S. Bruner, mengemukakan bahwa tujuan utama belajar adalah agar apa yang
dipelajari oleh seseorang dapat berguna untuk masa yang akan dating. Dengan demikian
apa yang dipelajari oleh seseorang haru membantu dia untuk dapat belajar terus dengan
cara yang lebih  mudah. Hal inilah yang disebut sebagai transfer belajar.

Dengan perkembangan sains yang begitu cepat, maka pengetahuan yang dimiliki
sekarang akan menjadi usang dalam kurun waktu lima tahun, atau bahkan kurang dari   4
waktu tersebut.  Perkembangan sains tersebut memerlukan cara belajar yang baru bagi
para anak didik dan cara mengajar yang baru bagi para pendidik. Tugas pendidik bukan
lagi hanya sekedar menyampaikan materi, akan tetapi harus memupuk pengertian,
membimbing anak didik untuk belajar dan menemukan sendiri. Apa yang harus
ditemukan?. Bruner menyatakan yang harus ditemukan adalah struktur disiplin ilmu. 

Setiap mata kuliah memiliki atau disiplin ilmu mempunyai struktur tertentu yang terdiri
atas konsep-konsep pokok. Bila struktur itu telah dikuasai, maka banyak hal lain yang
berhubungan dengan struktur yang telah dikuasainya dapat dipahami maknanya.
Mamahami struktur, akan mempengaruhi cara berpikir seseorang sepanjang  hidupnya,
karena akan dapat ditransfer pada hal-hal lain. Sejalan dengan pendapat Beverly L.
Young (1983), bahwa keuntungan memiliki struktur materi adalah pemahaman yang
lebih mendalam terhadap konsep-konsep dan keterampilan ilmiah.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bruner dan B.L Young, Nasution (1982 : 4)
mengemukakan bahwa transfer itu tergantung pada penguasaan prinsip-prinsip umum
atau struktur mata pelajaran. Makin umum atau fundamental prinsip-prinsip yang
dikuasai, makin besar bidang transfernya terhadap masalah-masalah baru. Sebagai
cvontoh, air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Prinsip tersebut
merupakan prinsip umum yang akan memudahkan seorang anak untuk memahami
masalah-masalah lain yang erat kaitannya dengan prinsip tersebut. Contoh lain pada 
biologi misalnya,  pengertian  ekosistem,  yaitu  suatu interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Konsep tersebut juga akan memudahkan seseorang untuk
memahami masalah-masalah lain yang erat kaitannya dengan ekologi atau lingkungan
hidup.

Mengenai transfer belajar ini Bruner mengemukakan adanya dua jenis transfer yaitu
transfer terhadap hal-hal yang spesifik dan yang tidak spesifik (non-spesifik). Untuk
transfer yang spesifik, para ahli psikologi menyebutnya sebagai transfer latihan. Transfer
semacam ini dibatasi  pada hal-hal yang bersifat ketarmpilan. Oleh karena itu sangat   5
cocok digunakan dalam kegiatan laboratorium. Sementara itu, transfer yang tidak
spesifik merupakan transfer prinsip-prinsip dan sikap umum. Transfer ini tidak terbatas
pada keterampilan saja, akan tetapi merupakan ide-ide umum yang dapat digunakan
untuk mengenal masalah-masalah lain sebagai masalah khusus dari prinsip umum yang
telah dikuasainya (Bruner, 1960:17).

Transfer non-spesifik dikatakan juga sebagai inti dalam proses pendidikan yang akan
membuka kemungkinan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan pengetahuan
seseorang berdasarkan berdasarkan penguasaan prinsip-prinsip umum tersebut.
Kesinambungan belajar dihasilkan oleh transfer yang tidak non-spesifik ini, karena
semakin umum atau fundamental prinsip-prinsip yang dikuasai  makin besar bidang
transfernya terhadap masalah-masalah baru.

a. Struktur Belajar Berantai
Belajar dan mengajar berantai meliputi penetapan hubungan-hubungan anatar satu
mata rantai dengan rantai berikutnya. Hal tersebut dilakukan dengan salah satu cara
dari tiga taktik, yaitu: 
   1) Mata rantai   beruntun   (progressive chaining):   cara   ini    dilakukan     dengan 
       penguasaan mata  rantai pertama lalu dilanjutkan  dengan  mata  rantai  berikutnya 
       secara bertahap sampai mata rantai yang terakhir. 
2) Menghapal di luar kepala (rote learning): cara ini dilakukan dengan menghapal 
    di luar   kepala    melalui    contoh-contoh    yang   telah    dikuasai     sebelumnya    
    dan dan mengasosiasikannya dengan sesuatu yang telah dikenal.  
3) Mempelajari   mata    rantai   dari   belakang   (retrogressive chaining):     
    rantai   dikuasai dengan  cara mundur,   mulai   dari   aktivitas   terakhir  kemudian  
    bergerak mundur sampai  kepada mata rantai pertama.
Mata rantai beruntun, merupakan struktur belajar yang biasa digunakan sehari-hari
(konvensional). Pada struktur belajar ini setiap filum diberikan secara tuntas,  sebagai   6
contoh:  Mengajarkan  Filum Protozoa  yang terdiri atas Classis Flagellata,
Rhizopoda, Ciliata, dan Sporozoa.

Melalui struktur belajar  mata rantai beruntun, setiap classis diajarkan secara tuntas
mulai dari struktur, fisiologi, sistematika, dan  hubungannya dengan kehidupan
manusia. Apabila telah selesai satu kelas baru dilanjutkan pada kelas yang berikutnya
dengan urutan yang sama.

b) Struktur Belajar Diskriminasi Ganda
    Mengajar dan belajar diskrimasi ganda meliputi:
1)Penyajian serentak, seluruh presentasai harus disajikan secara serentak pada waktu 
yang bersamaan. Hal ini memperlihatkan terjadinya perbedaan yang diperlukan
mulai dari yang paling mudah atau paling sederhana dan secara bertahap beranjak
sampai pada yang lebih kompleks. Tujuan belajar diskriminasi ganda yaitu jika
diketahuai dua atau lebih stimulus yang memiliki potensi membingungkan, maka
siswa akan memberikan respon yang sama dan akan memberikan perbedaan satu
stimulus yang lain. 
2)Perbedaan antara satu katagori gejala-gejala dari katagori gejala-gejala lain. Akan 
tetapi sebelum diskriminasi ganda bisa dipelajari, setiap mata rantai lambang yang
membentuk rangkaian yang harus dibedakan harus telah dikuasai mahasiswa dan
menjadi bagian dari tingkah lakunya. Prasyarat penguasaan dalam belajar
diskriminasi ganda, yaitu setiap rangkaian dan signal yang menbentuk katagori
harus sudah dikuasai.
Mengajar dan belajar diskriminasi ganda pada zoology invertebrata meliputi
pemberian materi yang sama secara serentak. Sebagai contoh: Mengajarkan Filum
Protozoa yang terdiri atas Classis Flagellata, Rhizopoda, Ciliata, dan Sporozoa.
Dalam struktur belajar  ini, struktur Flagellata, Rhizopoda, Ciliata, dan Sporozoa.
diberikan secara serentak dan  setelah selesai dilanjutkan dengan materi berikutnya
yaitu fisiologi (nutrisi, respirasi, ekskresi, dan reproduksi), dan seterusnya.    7

Proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan tidak hanya untuk membandingkan  
antar kelas dalam satu filum saja, akan tetapi juga dapat dilakukan untuk
membandingkan  persamaan/perbedaan antar filum, misalnya anatara filum Porifera
dan Coelenterata, dan seterusnya. 

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang perbedaan hasil belajar mahasiswa Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI yang belajar melalui struktur belajar diskriminasi
ganda dan berantai pada mata kuliah Zoologi Invertebrata. 

Adapun  rancangan penelitiannya adalah Rendomized Control Group Pretest Posttest
Design, sebagai berikut:  


Kelompok


X1

Treatment

X2

Keterangan

E


v

v

V


K


v

.

V


Keterangan:
E    : Kelompok struktur belajar deskriminasi ganda
K    : Kelompok struktur belajar berantai 
X1  : Pre-test
X2  : Post-test    
   8
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 semester (ganjil)  tahun ajaran 2002/2003 dengan
mengambil populasi sebanyak 85. Populasi tersebut dibagi menjadi 2 kelas penelitian,
satu kelas (43 0rang) untuk struktur belajar deskriminasi ganda dan satu kelas (42)
lainnya untuk struktur belajar berantai (proses pembelajaran konvensional). 

E. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis data post-test,  ternyata terdapat perbedaan hasil rata-rata
yang signifikan antara kedua kelas tersebut. Rata-rata hasil belajar kelas yang
menggunakan struktur belajar diskriminasi ganda lebih baik dibandingkan dengan kelas
yang menggunakan struktur belajar berantai. Setelah diubah ke dalam nilai akhir sesuai
dengan standar penilaian yang biasa digunakan untuk mata kuliah zoology invertebrata
hasilnya dapat dilihat pada table di bawah ini:

No.
Nilai Akhir
(Dalam
huruf)
Jumlah dan Prosentase Perolehan Nilai  Keterangan
Kelas
Eksperimen
Prosentase  Kelas
Kontrol
Prosentase  
1  A  20 orang  46,51%  5 orang  11,90%  
2  B  15 orang  34,89%  11 orang  26,19%  
3  C  7 orang  16,28%  18 orang  42,86%  
4  D  1 orang  0,02%  6 orang  14,29%  
5  E  -  -  3 orang  0,07%  

F. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses
belajar mengajar dengan menggunakan struktur belajar diskriminasi ganda dapat
meningkatkan hasil belajar zoology invertebrata bagi mahasiswa jurusan pendidikan
biologi. Hal ini dimungkinkan karena dengan struktur belajar diskriminasi ganda yang
menyajikan materi mulai dari yang paling mudah atau paling sederhana dan secara
bertahap beranjak sampai pada yang lebih kompleks secara serentak, sangat sesuai  
diberikan pada zoology invertebrata. Pemahaman konsep-konsep pokok pada materi   9
yang lebih sederhana akan sangat membantu mahasiswa untuk menerapkannya pada
konsep-konsep sejenis pada materi yang lebih kompleks dengan cara yang lebih mudah
(transfer belajar). Hal tersebut sesuai dengan  dengan teori Bruner yang menyatakan
bahwa apabila 
struktur pokok telah dikuasai, maka akan banyak hal lain yang berhubungan dengan
struktur tersebut dapat dipahami maknanya. Memahami struktur, akan mempengaruhi
cara berpikir seseorang sepanjang hidupnya karena dapat ditransfer pada hal-hal lain.   


























   10




















DISKRIMINASI GANDA (MULTIPLE DISCRINATION) DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKKATKAN HASIL BELAJAR .
 
Abstrak 
Suatu kenyataan bahwa kelompok mata kuliah sistematika dan klasifikasi di Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, merupakan mata-mata  kuliah yang sulit untuk
dipahami oleh para mahasiswa. Hal ini disebabkan materi mata kuliah tersebut selain
memerlukan pemahaman juga banyak memerlukan hapalan. Oleh  karena itu hasil 
belajar sistematika dan klasifikasi yang dicapai oleh para mahasiswa, khususnya mata
kuliah Zoologu invertebrata  pada umumnya selalu lebih rendah dari mata kuliah
lainnya.
 
Untuk memperbaiki keadan tersebut, suatu penelitian mengenai struktur belajar berantai
dan diskriminasi ganda telah dicoba dikembangkan di Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa struktur belajar dengan
diskriminasi ganda  (multiple discrimation) dapat meningkatkan hasil belajar yang
signifikan dibandingkan dengan hasil belajar yang diberikan melalui struktur belajar
berantai (konvensional). 

Struktur belajar tersebut selanjutnya diterapkan di lima Sekolah Menengah Umum
(SMA) yang ternyata hasilnya juga sama, yaitu struktur belajar diskriminasi ganda dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
   11
ROLE OF CHAINING AND MULTIPLE DISCRIMANITION LEARNING
STRUCTURE  IN TEACHING LEARNING PROCESS FOR  IMPROVING  THE
STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

Abstract
As a matter of fact, that cluster of  subjects of Systematic and classification  in Biology
Deparment of Education Faculty of Science and Mathematics Education (FPMIPA)
Indonesia University of Education (UPI) are difficult to be understood by students, for
example Invertebrate Zoology and Cryptogamic  Botany.  There’s  a  good  reason,  that
subjects both need not only understanding but also roting.  So, the student’s learning
yield of systematic and classification subjects, especially invertebrate zoology lower
than the other one.
 
Research of   chaining (conventional teaching learning process) and multiple
discrimination learning structure  has been conducted in Biology Department of 
FPMIPA-UPI for improving this condition. The result,  showed that the student’s
learning yield of invertebrate zoology by multiple discrimination learning structure
improved significantly. The same result, when  this learning structures, tried out at five
Senior High School  in Bandung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar