ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN
PERSALINAN NORMAL
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL
- KONSEP DASAR PERSALINAN
- 1. Pengertian Persalinan dan Persalinan Normal
Persalinan adalah proses untuk
mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Farrer,1999).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi),
selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin
tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial,
tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998),
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap.
- 2. Sebab – sebab yang Menimbulkan Persalinan (Mochtar, 1998)
Apa yang menyebabkan terjadinya
persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori – teori
kompleks antara lain :
- Teori penurunan hormone
Terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
- Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
- Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan
meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero-plasenter.
- Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak
ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
- Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan
jalan :
- Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan merangsang fleksus Frankerhauser
- Amniotomi : pemecahan ketuban
- Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
- 3. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan (Rustam Mochtar, 1998)
Sebelum terjadinya persalinan
sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau
“minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage
of labor). Ini memberikan tenda-tanda sebagai berikut :
- Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
- Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah (bloody show).
- 4. Tanda –tanda Inpartu
Inpartu adalah seorang wanita yang
sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu adalah:
- Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
- Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
- 5. Faktor-faktor Persalinan
Faktor-faktor yang terlibat dalam
persalinan menurut Farrer (1999), adalah:
- Power (kekuatan yang mendorong janin keluar):
- His (kontraksi uterus): gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu.
- Retraksi: pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi kontraksi
- Tenaga sekunder (mengejan): kontraksi otot-otot dinding perut dan diafragma serta ligmentous action terutama ligament rotundum
- Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul
- Passenger (janin): kepala janin, plasenta, selaput dan cairan ketuban.
- 6. Proses Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4
kala, yaitu :
- Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1)
Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks
kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2)
Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi
tiga fase :
- Ø Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam
- Ø Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
- Ø Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada
primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase
laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya
serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum
uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum
uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta
penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
- Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala
dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala
dua persalinan :
- Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
- Perineum terlihat menonjol
- Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
- Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat
ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
- Pembukaan serviks telah lengkap
- Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
- Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
1)
Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti
berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba setelah lahinya bayi.
Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian
dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina.
2)
Tanda – tanda lepasnya plasenta
- Perubahan ukuran dan bentuk uterus
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
- Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara
:
- Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
- Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
- Fase pengeluaran uri
- Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
- Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
- Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
- Kala IV
Kala empat persalinan dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan
untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
- Tingkat kesadaran ibu
- Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
- Kontraksi uterus
- Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal
bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc
- KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
- 1. KALA I
- Pengkajian
- Anamnesa
- Nama, umur, dan alamat
- Gravida dan para
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Riwayat alergi obat
- Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
- Riwayat kehamilan sebelumnya
- Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
- Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)
- Pemeriksaan fisik
- Tunjukkan sikap ramah
- Minta mengosongkan kandung kemih
- Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
- Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
- Pemeriksaan abdomen
- Menentukan tinggi fundus
- Kontraksi uterus
Palpasi jumlah kontraksi dalam 10
menit, durasi dan lamanya kontraksi
- Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
- Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin
- Pemeriksaan dalam
- Nilai pembukaan dan penipisan serviks
- Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
- Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
- Diagnosa keperawatan
1)
Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02
plasenta sekunder akibat kontraksi uterus
2)
Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
3)
Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
4)
Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya
informasi yang dimiliki ibu
5)
Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
- Perencanaan
1)
Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02
plasenta sekunder akibat kontraksi uterus
Tujuan: setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan tidak terjadi fetal distress dengan KE :
DJJ 120-160x/menit
Intervensi:
- Kaji DJJ tiap 30 menit
Rasional: untuk mengetahui DJJ
sehingga dapat dilakukan tindakan dengan segera apabila terjadi peningkatan
atau perlambatan.
- Sarankan ibu untuk tidak berbaring telentang lebih dari 10 menit
Rasional: jika terlentang maka berat
janin, uterus, air ketuban akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat
mengakibatkan turunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta
- Catat kemajuan persalinan
Rasional: persalinan
lama/disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stres berat, infeksi dan hemoragi karena atonia/ruptur uterus
- Catat DJJ bila ketuban pecah, periksa lagi 5 menit kemudian dan observasi perineum terhadap prolaps tali pusat
Rasional: perubahan pada tekanan
cairan amniotik dengan ruptur dan prolaps tali pusat dapat menurunkan transfer
oksigen ke janin
- Kolaborasi pemberian oksigen
Rasional:meningkatkan oksigen ibu
yang tersedia untuk ambilan fetal
2)
Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
Tujuan: setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan kriteria
evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis
persalinan
Intervensi:
- Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan
persalinan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
- Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan dialami
Rasional: nyeri persalinan bersifat
unik dan berbeda – beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung
budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang
diinginkan (Henderson, 2006)
- Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri
Rasional:mengidentifikasi jalan
keluar yang harus dilakukan
- Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien
- Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi, obat – obatan
Rasional: memungkinkan lebih banyak
alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan
rasa nyerinya (Rajan dalam Henderson, 2006)
- Dorong ibu untuk mencoba beberapa metode
Rasional: dengan beberapa metode
diharapkan ibu dapat mengendalikan rasa nyerinya
- Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk miring ke kiri
Rasional: nyeri persalinan bersifat
sangat individual sehingga posisi nyaman tiap individu akan berbeda, miring
kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung ibu.
Beberapa teknik pengendalian nyeri :
- Relaksasi
Bertujuan untuk meminimalkan
aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah siklus
ketegangan-ansietas-nyeri. Tindakan dapat dilakukan dengan menghitung terbalik,
bernyanyi, bercerita, sentuhan terapeutik, akupresur, hipnoterapi, imajinasi terbimbing,
dan terapi music.
- Massage
Massage yang lebih mudah diingat dan
menarik perhatian adalah yang dilakukan orang lain. Tindakan massage diduga
untuk menutup “gerbang” guna mencegah diterimanya stimulus nyeri, sentuhan
terapeutik akan meningkatkan pengendalian nyeri (Glick, 1993). Dianjurkan
massage selama persalinan bersifat terus menerus.
3)
Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan kriteria
evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki
cukup tenaga
Intervensi:
- Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah
dapat menjadi indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu.
- Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya
keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan
- Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional
khususnya dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan
dan motivasi bagi ibu
- Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan kepada ibu
Rasional: makanan dan asupan cairan
yang cukup akan memberi lebih banyak energy dan mencegah dehidrasi yang
memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
4)
Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya
informasi yang dimiliki ibu
Tujuan : setelah diberikan tindakan
keperawatan selama … diharapakan ibu dapat memahami proses persalinan dengan
kriteria evaluasi : ibu menyatakan dapat menerima penjelasan perawat, ibu
kooperatif
Intervensi :
- Kaji pengetahuan yang telah dimiliki ibu serta kesiapan ibu menerima informasi
Rasional: untuk mengefektifkan
penjelasan yang akan diberikan
- Menjelaskan tentang proses persalinan serta apa yang mesti dilakukan oleh ibu
Rasional: untuk memberikan informasi
kepada ibu dengan harapan terjadi perubahan tingkat pengetahuan dan psikomotor
dari ibu sehingga ibu kooperatif
- Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
Rasional: memberikan gambaran pada
ibu tentang persalinan yang
sedang dijalani, mengurangi
cemas dengan harapan keadaan psikologis ibu tenang yang dapat mempengaruhi
intensitas his
- Memberi pujian atas sikap kooperatif ibu
Rasional: pujian dapat meningkatkan
harga diri serta dapat menjadi motivasi untuk melakukannya lagi
5)
Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan kecemasan berkurang dengan kriteria evaluasi :
tampak rileks, ibu kooperatif dalam teknik relaksasi dan napas dalam, ibu
melaporkan cemas berkurang, TD stabil.
Intervensi:
- Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan
R/ pendidikan dapat menurunkan stres
dan ansietas dan meningkatkan kemajuan persalinan
- Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan anak, latar belakang budaya dan peran orang terdekat
R/ memberikan informasi dasar,
ansietas memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi penggunaan teknik koping dan
menstimulasi pelepasan aldosteron yang dapat meningkatkan resospsi natrium dan
air
- Pantau TTV sesuai indikasi
R/ stres mengaktifkan sistem
adrenokortikal hipofisis-hipotalamik, yang meningkatkan retensi dan resorpsi
natrium dan air dan meningkatkan eksresi kalium. Resorpsi natrium dan air dapat
memperberat perkembangan toksemia intapartal/hipertensi, kehilangan kalium
dapat memperberat penurunan aktivitas miometrik.
- Pantau pola kontraksi uterus, laporkan disfungsi persalinan
R/ pola kontraksi hipertonik atau
hipotonik dapat terjadi bila stres menetap dan memperpanjang pelepasan
katekolamin
- Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut
R/ stres, rasa takut dan ansietas
mempunyai efek yang dalam pada proses persalinan, sering memperlama fase
pertama karena penggunaan cadangan glukosa ; menyebabkan kelebihan
epinefrin yang dilepaskan dari stimulasi adrenal, yang menghambat aktivitas
miometrial ; dan meningkatkan kadar norepinefrin yang cendrung meningkatkan
aktivitas uterus.
- Demonstrasikan metode persalinan dan relaksasi, berikan tindakan kenyamanan
R/ menurunkan stresor yang dapat
memperberat ansietas; memberikan strategi koping
- Implementasi
Sesuai dengan rencana intervensi
- Evaluasi
Sesuai dengan respon masing-masing
klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan dihubungkan dengan tujuan
intervensi dan kriteria evaluasi.
WOC kala I terlampir
- 2. KALA II
- Pengkajian
1)
Aktivitas /istirahat
- adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.
- Letargi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
2)
Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3)
Integritas Ego
- Respon emosional dapat meningkat.
- Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
4)
Eleminasi.
- Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
- Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
- Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.
5)
Nyeri/ Ketidak nyamanan
- Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
- Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
- Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.
- Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.
6)
Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7)
Keamanan
- Diaforesis sering terjadi.
- Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8)
Sexualitas
- Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
- Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
- Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
- Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
- Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex
b. Diagnosa Keperawatan
1)
Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi ,
dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin
intense
2)
Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskuler sistemik.
3)
Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan
persalinan, pola kotraksi hipertonik, janin besar.
4)
Resiko terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan kompresi
mekanis kepala/tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang lama,
hiperventilasi maternal.
5)
Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan
masukan , perpindahan cairan.
6)
Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
c. Perencanaan
1). Nyeri b/d tekanan mekanik pada
presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
kompresi saraf, pola kontraksi
semakin intensif
Tujuan : Setelah diberikan askep
selama … diharapkan klien dapat
mengontrol rasa nyeri dengan
criteria evaluasi :
- Mengungkapkan
penurunan nyeri
- Menggunakan tehnik
yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri.
- Istirahat diantara
kontraksi
Intervensi :
Mandiri :
- Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan
memungkinkan intervensi yang tepat.
- Beri tindakan kenyamanan seperti : perawatan mulut, perawatan / masase perineal, linen yang bersih dan kering, lingkungan yang sejuk, kain yang sejuk dan lembab pada wajah dan leher ,kompres hangat pada perineum, abdomen atau punggung.
R/ Meningkatkan kenyamanan psikologis
dan fisik, memungkinkan klien fokus pada persalinan, menurunkan kebutuhan
analgesia dan anastesi.
- Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi
tentangkemajuan kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal
- Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan
kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti.
- Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak
terus menerus menghindari efeknegatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen
ibu dan janin.
- Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan
relaksasi memudahkan kemajuan persalinan
Kolaborasi
- Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
R/ Meningkatkan kenyamanan,
memudahkan turunnya janin, menurunkan resiko trauma kantung kencing.
- Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin
penempatan yang tepat dari obat-obatan dan mencegah komplikasi.
2). Perubahan curah jantung
berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskuler
sistemik.
Tujuan : Setelah diberikan askep
selama… diharapkan tidak terjadi perubahan curah jantung dan perubahan tahanan
vaskuler sistemik dengan criteria evaluasi
-
Tanda- tanda vital dalam batas normal
-
Djj dan variabilitas dalam batas normal.
Intervensi :
Mandiri:
- Pantau TD dan nadi setiap 5-15 mnt, perhatikan jumlah dan konsentrasi haluaran urine, tes terhadap albuminuria.
R/ Peningkatan curah jantung 30-50%
mempengaruhi kontraksi uterus
- Anjurkan klien untuk inhalahi dan ekshalasi selama upaya mengejan menggunakan tehnik glottis terbukaan.
R/ Valsava manuver yang lama dan berulang
terjadi bila pasien menahan nafas saat mendorong terhadap glottis yang
tertutup.yang dapat mengganggu aliran balik vena.
- Pantau DJJ setelah setiap kontraksi atau upaya mengejan.
R/ Mendeteksi bradikardi pada janin
dan hipoksia .
- Anjurkan klien memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi.
R/ Posisi persalinan yang baik
mempertahankan aliran balik vena dan mencegah hipotensi.
- Pantau TD dan nadi segara setelah pemberian anastesi sampai klien stabil.
R/ Hipotensi adalah reaksi merugikan
paling umum pada blok epidural lumbal atau subaraknoid memperlambat aliran
balik vena dan menurunkan curah jantung
Kolaborasi:
- Atur infus intra vena sesuai indikasi, pantau pembrian oksitosin dan turunkan kecepatan bila perlu.
R/ Jalur IV harus tersedia pada
kasus perlunya memperbaiki hipotensi atau menaikkan obat kedaruratan.
3). Risiko terhadap kerusakan
integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan, pola kotraksi
hipertonik, janin besar.
Tujuan : setelah diberikan askep
selama… diharapkan tidak terjadi kerusakan kulit/ jaringan dengan
kriteria evaluasi :
-
Otot-otot perineal rileks selama upaya mengedan
-
Bebas dari laserasi yang dapat dicegah
Intervensi :
Mandiri :
- Bantu klien dengan posisi tepat, pernapasan, dan upaya untuk rileks.
R/ Dengan posisi yang tepat,
pernafasan yang baik membantu meningkatkan peregangan bertahap dari perineal
dan jaringan vagina dan mencegah terjadinya trauma atau laserasi serviks
- Tempatkan klien pada posisi Sim lateral kiri untuk melahirkan bila nyaman.
R/ Posisi Sim lateral kiri
menurunkan ketegangan perineal ,meningkatkan peregangan bertahap, dan
menurunkan perlunya episiotomy
- Bantu klien mengangkat kaki secara simultan, hindari tekanan pada poplitea,sokong telapak kaki.
R/ Menurunkan regangan otot mencegah
tekanan pada betis,dan ruang poplitea yang dapat menyebabkan tromboplebitis
pasca partum.
Kolaborasi :
- Kaji kepenuhan kandung kencing
R/ Menurunkan terauma kandung kemih
dari bagian presentasi.
- Bantu sesuai kebutuhan dengan manufer tangan , berikan tekanan pada dagu janin melalui perineum ibu saat tekanan pengeluaran pada oksiputdengan tangan lain.
R/ Memungkinkan melahirkan lambat
saat kepala bayi telah distensidi perineum 5cm sehingga menurunkan trauma pada
jaringan ibu.
- Bantu dengan episiotomy garis tengan atau mediolateral k/p.
R/ Episiotomy dapat mencegah robekan
perineum pada kasus bayi besar, persalinan cepat,dan ketidak cukupan relaksasi
perineal.
4). Risiko terhadap kerusakan
pertukaran gas pada janin berhubungan dengan kompresi mekanis kepala/tali
pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang lama, hiperventilasi
maternal.
Tujuan : Setelah diberikan askep
selama… diharapkan tidak terjadi gangguan pertukaran gas,pada janin dengan
kriteria evaluasi :
-
Bebas dari variable atau deselerasi lanjut dengan DJJ dalam batas normal.
-
Pada klien mempertahankan control pola pernafasan.
-
Menggunakan posisi yang meningkatkan aliran balik vena/ sirkulasi plasenta.
Intervensi :
- Kaji stasion janin , presentasi, dan posisi.
R/ Selama persalinan tahap II ,
janin palin rentan bradikardia dan hipoksia yang dihubungkan dengan stimulasi
vegal selama kompresi kepala.
- Posisikan klien pada rekumben lateral atau posisi tegak, atau miring dari sisi ke sisi sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan perfusi plasenta,
mencegah sindroma hipotensi supine , meningkatkan oksigenasi janin dan
memperbaiki pola DJJ.
- Hindari menempatkan klien pada posisi dorsal rekumben.
R/ Menimbulkan hipoksia dan asidosis
janin, menurunkan variabilitas dan sirkulasi plasenta.
- Kaji pola pernafasan klien
R/ Mengindentifikasi pola pernafasan
yang tidak efektif yang dapat menyebabkan asidosis.
- Kaji DJJ dengan fetoskop atau monitor janin selama atau setiap kontrasi.
R/ Deselerasi dini karena stimulasi
vegal dari kompresi kepala harus kembali pada pola dasar diantara kontraksi
Kolaborasi:
- Lakukan pemeriksaan vagina steril ,rasakan prolaps.
R/ Peninggian verteks membantu
membebaskan tali pusat, yang dapat ditekan diantara bagian presentasi jalan
lahir.
- Siapkan untuk intervensi bedah bila kelahiran pervaginam atau forcep rendah tidak memungkinkan dengan segera setelah kira-kira 30 mnt dan pH janin <7 span="">7>
R/ Cara kelahiran yang paling cepat
harus diimplementasikan bila janin mengalami hipoksia atau asidosis berat.
5). Risiko kekurangan volume cairan
b/d kehilangan aktif, penurunan masukan , perpindahan cairan.
Tujuan : Setelah diberikan askep
selama…diharapkan volume cairan dapat terpenuhi dengan kriteria eveluasi
:
-
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
-
Haluaran urine adekuat
-
Membrane mukosa lembab.
Intervensi
Mandiri :
- Ukur masukan dan haluaran , dan berat jenis urine.
R/ Pada dehidrasi haluaran urine
menurun, beratjenis urine menurun.
- Kaji turgor kulit, dan produksi mucus.
R/ Turgor kulit yang menurun dan
penurunan poduksi mucus menandakan adanya dehidrasi.
- Pantau suhu sesuai indikasi.
R/ Peningkatan suhu dan nadi dapat
menandakan dehidrasi atau infeksi.
- Lepaskan pakaian yang berlebihan, pertahankan lingkugan sejuk, lindungi dari menggigil.
R/ Menyejukkan tubuh dari evaporasi
dapat menurunkan kehilangan diaforetik.Tremor otot yang dihubungkan dengan
menggigil meningkatkan suhu tubuh dan ketidaknyamanan secara umum menimbulkan
perubahan pada keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kolaborasi :
- Berikan cairan per oral (menyesap cairan jernih atau es batu), atau secara parenteral
R/ Menggantikan kehilangan
cairan.Larutan seperti RL membantu memperbaiki
6). Risiko infeksi maternal b/d
prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen,
persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : Setelah diberikan askep
selama… diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria evaluasi :
-
Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
Mandiri :
- Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan
, mencegah terjadinya infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan
janin rentan pada infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
- Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah
akan terjadi infeksi .
- Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik
R/ Pemeriksaan vagina berulang
meningkatkan resiko infeksi endometrial.
- Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi >
100 dpm dapat menandakan infeksi.
- Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan
karena pemakaian antibiotic dapat merangsang pertumbuhan yang berlebih dari
organisme resisten
c. Implementasi
Sesuai dengan rencana intervensi
f. Evaluasi
Sesuai dengan respon masing-masing
klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan dihubungkan dengan tujuan
intervensi dan kriteria evaluasi.
WOC kala II terlampir
- 3. KALA III
- Pengkajian
1)
Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang
sampai keletihan.
2)
Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali ke tingkat normal dengan cepat.
- Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
- Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3)
Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
4)
Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan
adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir
mungkin ada.
5)
Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk
globular.
6)
Pemeriksaan fisik
- Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh), status mental klien.
- Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan plasenta.
- Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah pengeluaran plasenta.
- Diagnosa keperawatan
1)
Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral, muntah, diaforesis,
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uterus, laserasi
jalan lahir, tertahannya fragmen plasenta.
2)
Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
3)
Perubahan proses keluarga b/d terjadinya transisi (penambahan anggota
keluarga), krisis situasi (perubahan pada peran/tanggung jawab).
4)
Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
5)
Risiko infeksi b/d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan.
- Perencanaan
1)
Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral, muntah, diaforesis,
peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uterus, laserasi
jalan lahir, tertahannya fragmen plasenta.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama … diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan dengan kriteria
evaluasi :
-
Tanda vital dalam batas normal.
-
Kontraksi uterus baik.
-
Input dan output seimbang
Intervensi :
Mandiri
- Ø Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi. Bantu mengarahkan perhatiannya untuk mengejan.
R/ Perhatikan klien secara alami
pada bayi baru lahir, selain itu keletihan dapat mempengaruhi upaya individu
dan ia memerlukan bantuan dalam mengarahkan pelepasan plasenta. Mengejan
membantu pelepasan dan pengeluaran, menurunkan kehilangan darah, dan
meningkatkan kontraksi uterus.
- Ø Kaji tanda vital sebelum dan setelah pemberian oksitosin.
R/ Efek samping oksitosin yang
diberikan adalah hipertensi
- Ø Palpasi uterus. Perhatikan ballooning.
R/ Menunjukkan relaksasi uterus
dengan perdarahan ke dalam rongga uterus.
- Ø Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syok. Misal perhatikan tanda vital, perabaan kulit.
R/ Hemoragi dihubungkan dengan
kehilangan cairan lebih besar dari 500 ml dapat dimanifestasikan oleh
peningkatan nadi, penurunan tekanan darah, sianosis, disorientasi, peka
rangsang dan penurunan kesadaran.
- Ø Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakan untuk memberi ASI.
R/ Penghisapan merangsang pelepasan
oksitosin dari hipofisi posterior, meningkatkan kontraksi miometrik dan
menurukan kehilangan darah.
- Ø Masase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Miometrium berkontraksi sebagai
respon terhadap rangsang taktil lembut, karenanyan menurunkan aliran lokhea dan
menunjukkan bekuan darah.
- Ø Catat waktu dan pelepasan plasenta, missal mekanisme Duncan VS Schulze.
R/ Pelepasan harus terjadi dalam 5
menit setelah kelahiran. Kegagalan untuk lepas memerlukan pelepasan manual. Lebih
banyak waktu diperlukan bagi plasenta untuk lepas dan lebih banyak waktu dimana
miometrium tetap rileks, lebih banyak darah hilang.
- Ø Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin. Perhatikan ukuran, insersi tali pusat, keutuhan, perubahan vaskular berkenaan dengan penuaan dan kalsifikasi (yang mungkin meninggalkan abrupsi).
R/ Membantu mendeteksi abnormalitas
yang mungkin berdampak pada keadaan ibu atau bayi baru lahir, jaringan plasenta
yang tertahanmenimbulkan infeksi pasca partum dan hemoragi segera atau lambat.
Kolaborasi
- Ø Hindari menarik tali pusat secara berlebihan
R/ Kekuatan dapat menimbulkan
putusnya tali pusat dan retensi fragmen plasenta, meningkatkan kehilangan
darah.
- Ø Berikan cairan melalui rute parenteral.
R/ Membantu memperbaiki volume
sirkulasi dan oksigenasi dari organ vital.
- Ø Berikan oksitosin melalui IM atau drip diencerkan dalam larutan elektrolit.
R/ Meningkatkan efek vasokonstriksi
dalam uterus untuk mengontrol perdarahan pasca partum
- Ø Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi jalan lahir terhadap laserasi. Bantu dengan perbaikan serviks, vagina, dan luasnya episiotomi.
R/ Laserasi menimbulkan kehilangan
darah; dapat menimbulkan hemoragi.
- Ø Bantu sesuai kebutuhan dengan pengangkatan plasenta secara manual di bawah anastesi umum dan kondisi steril.
R/ Intervensi manual perlu
memudahkan pengeluaran plasenta dan menghentikan hemoragi.
2)
Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan tidak terjadi cedera maternal dengan kriteria
evaluasi :
-
Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
-
Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
Mandiri
- Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
- Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari
rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
- Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya
ada berupa emboli cairan amnion dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan
emboli paru.
- Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan
kontaminan yang dapat mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca
partum.
- Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
R/ Membantu menghindari regangan
otot.
- Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
R/ Peningkatan tekanan intrakranial
selama mendorong dan peningkatan curah jantung yang cepat membuat klien dengan
aneurisme serebral sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
- Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
R/ Bila bayi Rh-positif dan klien
Rh-negatif, klien akan menerima imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada
pasca partum.
Kolaborasi
- Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat
terjadi mengikuti emboli amnion atau pulmoner.
- Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas
miometrium uterus.
- Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi
endometrial.
3)
Perubahan proses keluarga b/d terjadinya transisi (penambahan anggota
keluarga), krisis situasi (perubahan pada peran/tanggung jawab).
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … tidak terjadi perubahan proses dalam keluarga dengan
kriteria evaluasi :
-
Klien atau keluarga mendemonstrasikan perilaku yang menandakan kesiapan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses pengenalan bila ibu dan bayi secara
fisik stabil
Intervensi :
Mandiri
- Fasilitasi interaksi antara klien dan bayi baru lahir sesegera mungkin setelah melahirkan.
R/ Membantu mengembangkan
ikatan emosi sepanjang hidup di antara anggota-anggota keluarga ibu dan bayi
mempunyai periode yang sangat sensitive pada waktu dimana kemampuan interaksi
ditingkatkan.
- Berikan klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi dengan segera setelah kelahiran bila kondisi bayi stabil.
R/ Kontak fisik dini membantu
mengembangkan kedekatan. Ayah juga lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam
aktivitas merawat bayi dan merasa ikatan emosi lebih kuat bila mereka secara
aktif terlibat dengan bayi.
- Tunda penetesan salep profilaksis mata sampai klien/pasangan dan bayi telah berinteraksi.
R/ Memungkinkan bayi untuk
membuat kontak mata dengan orang tua dan secara aktif berpartisipasi dalam
interaksi, bebas dari penglihatan kabur yang disebabkan oleh obat.
4)
Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria
evaluasi :
-
Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
-
Wajah tampak tenang.
-
Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi :
Mandiri
- Bantu dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila tepat.
R/ Pernapasan membantu mengalihkan
perhatian langsung dari ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.
- Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
R/ Mengkonstriksikan pembuluh
darah, menurunkan edema dan memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
- Ganti pakaian dan linen basah.
R/ Meningkatkan kenyamanan,
hangat, dan kebersihan.
- Berikan selimut hangat.
R/ Tremor/menggigil pada
pasca melahirkan mungkin karena hilangnya tekanan secara tiba-tiba pada saraf
pelvis atau kemungkinana dihubungkan dengan tranfusi janin ke ibu yang terjadi
pada pelepasan plasenta.
Kolaborasi
- Bantu dalam perbaikan episiotomi bila perlu.
R/ Penyambungan tepi-tepi memudahkan
penyembuhan.
5)
Risiko infeksi b/d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan tidak
terjadi infeksi dengan kriteria
evaluasi :
-
Tanda vital stabil.
-
Nilai lab (WBC) dalam batas normal.
Intervensi :
Mandiri
- Ø Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam. Ganti linen/pembalut sesuai kebutuhan.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan,
mencegah kontaminasi bakteri, mencegah infeksi.
- Ø Pantau suhu, nadi, tekanan darah, dan WBC sesuai indikasi.
R/ Peningkatan suhu, nadi, dapat
menandakan infeksi.
- Ø Gunakan teknik aseptik pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan risiko kontaminasi.
- Ø Berikan pengertian kepada keluarga untuk membatasi jumlah pengunjung.
R/ Menurunkan risiko infeksi
karena kontaminasi silang.
Kolaborasi
- Ø Berikan antibiotik sesuai indikasi.
R/ Penanganan terhadap infeksi.
- Implementasi
Sesuai dengan rencana intervensi
- Evaluasi
Sesuai dengan respon masing-masing
klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan dihubungkan dengan tujuan
intervensi dan kriteria evaluasi.
WOC kala III terlampir
- 4. KALA IV
- Pengkajian
1)
Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau
keletihan / kelelahan, mengantuk
2)
Sirkulasi
v Nadi biasanya lambat (50 –
70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
v TD bervariasi : mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia / anastesia, atau meningkat pada
respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
v Edema : bila ada mungkin
dependen (misal : pada ekstremitas bawah), atau dapat juga pada ekstremitas
atas dan wajah atau mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
v Kehilangan darah selama
persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml untuk kelahiran per vagina atau
600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3)
Integritas Ego
v Reaksi emosional bervariasi
dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang
kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau kecewa
v Dapat mengekspresikan
masalah atau meminta maaf untuk perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol,
dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan
segera pada neonatal.
4)
Eleminasi
v Hemoroid sering ada dan
menonjol
v Kandung kemih mungkin teraba
di atas simpisis pubis atau kateter urinarius mungkin dipasang
v Diuresis dapat terjadi bila
tekanan bagian presentasi menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV
diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5)
Makanan / Cairan
Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6)
Neurosensori
Hiperrefleksia mungkin ada
(menunjukkan terjadinya dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan
diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)
7)
Nyeri / Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan
dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan
“menggigil”
8)
Keamanan
v Pada awalnya suhu tubuh
meningkat sedikit (dehidrasi)
v Perbaikan episiotomi utuh
dengan tepi jaringan merapat
9)
Seksualitas
v Fundus keras berkontraksi,
pada garis tengah dan terletak setinggi umbilikus
v Drainase vagina atau lokhia
jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya beberapa bekuan kecil
v Perineum bebas dari
kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
v Striae mungkin ada pada
abdomen, paha, dan payudara
v Payudara lunak dengan puting
tegang
10) Penyuluhan / Pembelajaran
Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
11) Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht),
jumlah darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai
indikasi dari temuan fisik.
- Diagnosa keperawatan
1)
Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari mekanisme
homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut, vasokontriksi tidak
komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan, efek – efek hipertensi saat
kehamilan)
2)
Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas
3)
Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota
keluarga
4) PK
Perdarahan
- Perencanaan
- Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari mekanisme homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut, vasokontriksi tidak komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan, efek-efek hipertensi saat kehamilan)
Tujuan : Setelah diberikan
askep selama … diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan
Kriteria evaluasi :
-
TTV dalam batas normal
-
Kontraksi uterus kuat, aliran lokhea sedang, tidak ada bekuan
-
Menunjukkan perbaikan episiotomi, luka kering, dan utuh
Intervensi :
- Tempatkan pasien pada posisi rekumben
Rasional : Mengoptimalkan aliran
darah serebral dan memudahkan pematauan fundus dan aliran vaginal
- Kaji jenis persalinan dan anastesia, kehilangan darah pada persalinan dan lama persalinan tahap II
Rasional : Kaji manipulasi uterus
atau masalah-masalah dengan pelepasan plasenta dapat menimbulkan kehilangan
darah
- Catat lokasi dan konsistensi fundus setiap 15 menit
Rasional : Aktivitas miometri uterus
menimbulkan hemostasis dengan menekan pembuluh darah endometrial. Fundus harus
keras dan terletak di umbilikus. Perubahan posisi dapat menandakan kandung
kemih penuh, tertahannya bekuan darah atau relaksasi uterus
- Observasi jumlah, warna darah yang keluar dari uterus setiap 15 menit
Rasional : Membantu mengidentifikasi
laserasi yang potensial terjadi pada vagina dan servik yang dapat mengakibatkan
aliran berlebihan dan merah terang. Atonia uteri dapat meningkatkan aliran
lokhea.
- Kaji penyebab perdarahan
Rasional : Untuk dapat melakukan
intervensi, apakah perlu histerektomi karena ruptur uteri, apakah perlu
oksitosin dan sebagainya.
- Kaji TTV (nadi, TD) setiap 15 menit
Rasional : Perpindahan cairan dan
darah ke dasar vena, penurunan sedang diastolik dan sistolik TD dan takikardia
dapat terjadi. Perubahan yang lebih nyata dapat terjadi pada respon terhadap
magnesium sulfat, atau syok atau ditingkatkan dalam respon terhadap oksitosin.
Bradikardia dapat terjadi secara normal pada respon terhadap peningkatan curah
jantung dan peningkatan isi sekuncup dan hipersensitif vagal setelah kelahiran.
Takikardia lanjut dapat disertai syok.
- Kaji intake dan output cairan
Rasional : Untuk mengetahui jumlah
cairan yang masuk dan keluar, dan untuk menentukan jumlah cairan yang harus
diberikan, bila perdarahan berlebihan
- Beri pasien cairan dan elektrolit peroral jika memungkinkan
Rasional : Untuk mengganti cairan
intravaskuler yang hilang karena perdarahan
Kolaborasi :
- Periksa Hb, Ht pada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan segera
Rasional : membantu memperkirakan
jumlah kehilangan darah
- Pasang infus IV larutan isotonik
Rasional : meningkatkan volume darah
dan menyediakan vena terbuka untuk pemberian obat-obatan darurat
- Berikan preparat oksitosin atau preparat ergometrin, tingkatkan kecepatan infus oksitosin intravena bila perdarahan uterus menetap
Rasional : merangsang kontraktilitas
miometrium, menutup pembuluh darah yang terpajan pada sisi bekas plasenta dan
menurunkan kehilangan darah
- Cek jumlah trombosit, kadar fibrinogen, dan produk fibrin split, masa protrombin, dan masa tromboplastin
Rasional : perubahan dapat
menunjukkan terjadinya kelainan koagulasi
- Gantikan kehilangan cairan dengan plasma atau darah lengkap sesuai indikasi
Rasional : Penggantian cairan yang
hilang diperlukan untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah syok
- Bantu dalam persiapan dilatasi dan kuretase, laparotomi, evakuasi hematoma, perbaiki laserasi jalan lahir, histerektomi
Rasional : Bila perdarahan tidak
berespon terhadap tindakan konservatif / pemberian oksitosin, pembedahan dapat
diindikasikan
- Dx 2 : Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama … diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi :
-
Pasien melaporkan nyeri berkurang
-
Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
-
Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi :
- Ø Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia
Rasional : Membantu mengidentifikasi
faktor – faktor yang memperberat ketidaknyamanan nyeri
- Ø Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pascapartum
Rasional : Informasi dapat
mengurangi ansietas berkenaan rasa takut tentang ketidaktahuan, yang dapat
memperberat persepsi nyeri
- Ø Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
Rasional : Trauma dan edema
meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan dapat menyebabkan stress pada garis
jahitan
- Ø Berikan kompres es
Rasional : Es memberikan anastesia
lokal, meningkatkan vasokontriksi dan menurunkan pembentukan edema
- Ø Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik)
Rasional : Meningkatkan kenyamanan, perasaan
bersih
- Ø Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-faktor yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain
Rasional : Masase perlahan
meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan
berlebihan. Multipara, distensi uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan
menyusui meningkatkan derajat after pain berkenaan dengan kontraksi miometrium
- Ø Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
Rasional : Meningkatkan rasa kontrol
dan dapat menurunkan beratnya ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain
(kontraksi) dan masase fundus
- Ø Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
Rasional : Persalinan dan kelahiran
merupakan proses yang melelahkan. Dengan ketenangan dan istirahat dapat mencegah
kelelahan yang tidak perlu
- Ø Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
Rasional : Analgesik bekerja pada
pusat otak, yaitu dengan menghambat prostaglandin yang merangsang timbulnya
nyeri
- Dx 3 : Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota keluarga
Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama … diharapkan keluarga dapat menerima kehadiran
anggota keluarga yang baru
Kriteria Evaluasi :
- Ø Menggendong bayi saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan
- Ø Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak
Intervensi :
- Ø Anjurkan pasien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi
Rasional : Jam-jam pertama setelah
kelahiran memberikan kesemaptan untuk terjadinya ikatan keluarga, karena ibu
dan bayi secara emosional saling menerima isyarat yang menimbulkan kedekatan
dan penerimaan
- Ø Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisi
Rasional : Membantu memfasilitasi
ikatan / kedekatan di antara ayah dan bayi. Ayah yang secara aktif
berpartisipasi dalam proses kelahiran dan aktivitas interaksi pertama dari
bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan khusus pada bayi
- Ø Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus
Rasional : Kontak mata dengan mata,
penggunaan posisi menghadap wajah, berbicara dengan suara tinggi dan
menggendong bayi dihubungkan dengan kedekatan antara ibu dan bayi
- Ø Catat pengungkapan / perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang minat / kedekatan
Rasional : Datangnya anggota
keluarga baru, bahkan sekalipun sudah diinginkan menciptakan periode
disekulibrium sementara, memerlukan penggabungan anak baru ke dalam keluarga
yang ada.
- Ø Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan bila diinginkan oleh pasien dan dimungkinkan oleh kondisi ibu / neonatus dan lingkungan
Rasional : Meningkatkan unit
keluarga, dan membantu sibling untuk memulai proses adaptasi positif pada peran
baru dan masuknya anggota baru dalam struktur keluarga.
- Ø Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien dan keyakinan / praktik budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai
efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak kulit dengan kulit, dan mulainya
tugas ibu meningkatkan ikatan
- Ø Berikan informasi mengenai perawatan segera pasca kelahiran
Rasional : Informasi menghilangkan
ansietas yang mungkin mengganggu ikatan atau hasil dari “self absorption” lebih
dari perhatian pada bayi baru lahir
- Implementasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar