“MANFAAT MEMBACA AL-QUR’AN DAN KESEHATAN”.
Affanoer Wonosobo
Arti Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a.
Kata Alqur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan
karena AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi
orang-orang yang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.”
(QS. Al Isra/17: 82)
(QS. Al Isra/17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tentram.”
(QS. Ar Ra’d/13: 28)
(QS. Ar Ra’d/13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi
pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Yunus/10: 57)
(QS. Yunus/10: 57)
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga
menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan
sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun,
korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada
hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang mau memikirkan”.
(QS. An-Nahl 16:11)
(QS. An-Nahl 16:11)
“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan,
serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar.
Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya
dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda
Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”.
(QS. An-Nahl 16: 69)
(QS. An-Nahl 16: 69)
Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an akan merasakan ketenangan jiwa.
Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.”
(HR Bukhori)
(HR Bukhori)
“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka
berdzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan
sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada
orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripada
seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.”
(HR. At Turmudzi)
(HR. At Turmudzi)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid)
Allah, mereka membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada
mereka ketentraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi
mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di
sisi-Nya”.
(HR. Muslim)
(HR. Muslim)
“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an”
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
Dan masih banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai
penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat
Alqur’an
(lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995).
(lihat Assuyuthi, Jalaluddin, Al Qur’an sebagai Penyembuh (Alqur’an asy Syâfî), terj. Achmad Sunarto, Semarang, CV. Surya Angkasa Semarang, cet. I, 1995).
Walaupun tidak dibarengi dengan data ilmiah, Syaikh Ibrahim
bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim halaman 41, sebuah kitab
yang mengupas tata krama mencari ilmu berkata,
“Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat
ingatan atau hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan
melaksanakan ibadah salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat
kepada mushaf”. Selanjutnya ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang dapat
meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada
seseorang kecuali membaca Alqur’an”.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius
di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya
dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik
mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan
fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa,
menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan
orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter
ahli jiwa ini tidak serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan
peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak
jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik.
Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh
besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan
penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian
lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah
penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika
Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran terbukti mampu mendatangkan
ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men dengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh
penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek
penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan
2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab
dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya
adalah Alqur’an.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua
sesi, yakni membacakan Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab
yang bukan dari Alqur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan
ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan
ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari
Alqur’an.
Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada
bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam
Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997.
Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya
diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons
tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang
besar, kita memiliki Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya,
bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani
kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan
intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Alquran
lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi
kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan
Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat”
(Q.S. 7: 204).
(Q.S. 7: 204).
Atau juga, “Dan Kami telah menurunkan dari Alquran, suatu
yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian”
(Q.S.17:82).
(Q.S.17:82).
Atau, “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tentram”
(Q.S. 13: 28).
(Q.S. 13: 28).
Unsur Meditasi Al Qur’an
Kitab ini, tentu saja bukanlah sebuah buku sains ataupun buku
kedokteran, namun Alqur’an menyebut dirinya sebagai ‘penyembut
penyakit’, yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang
dikandungnya akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis,
dan fisik.
Kesembuhan menggunakan Alqur’an dapat dilakukan dengan
membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Membaca, mendengar,
memperhatikan dan berdekatan dengannya ialah bahwasanya Alqur’an itu
dibaca di sisi orang yang sedang menderita sakit sehingga akan turun
rahmat kepada mereka.
Allah saw menjelaskan,
“Dan apabila dibacakan Alqur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al A’raf: 204)
(QS. Al A’raf: 204)
Menurut hemat penulis, salah satu unsur yang dapat dikatakan
meditasi dalam Alquran adalah, pertama, auto sugesti, dan kedua, adalah
hukum- hukum bacaan yaitu waqaf.
Aspek Auto Sugesti
Alqur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan
firman-firman Allah. Banyak sekali nasihat-nasihat, berita-berita kabar
gembira bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, dan berita-berita
ancaman bagi mereka yang tidak beriman dan atau tidak beramal sholeh.
Maka, alqur’an berisikan ucapan-ucapan yang baik, yang dalam
istilah Alqur’an sendiri, ahsan alhadits. Kata-kata yang penuh kebaikan
sering memberikan efek auto sugesti yang positif dan yang akan
menimbulkan ketenangan.
Platonov telah membuktikan dalam eksperimennya bahwa
kata-kata sebagai suatu Conditioned Stimulus (Premis dari Pavlov) memang
benar-benar menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna
kata-kata tersebut pada diri manusia. Pada eksperimen Plotonov,
kata-kata yang digunakan adalah tidur, tidur dan memang individu
tersebut akhirnya tertidur.
Pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dengan cara yang amat beragam untuk menimbul kan kesehatan atau penyakit.
Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sembahyang, do’a-do’a dan
permohonan ampun kepada Allah, semuanya merupakan cara-cara pelegaan
batin yang akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada
orang-orang yang melakukannya.
Relaksasi
Aspek Waqof
Alqur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etik
dalam membacanya. Membaca Alqur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan
lainnya. Membaca Alqur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang
pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat
tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid
dinamakan waqaf. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak
semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.
Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca Alqur’an,
baik di akhir ayat maupun di tengah ayat dan disertai nafas. Mengikuti
tanda-tanda waqof yang ada dalam Alqur’an, kedudukannya tidak dihukumi
wajib syar’i bagi yang melanggarnya. Walaupun jika berhenti dengan
sengaja pada kalimat-kalimat tertentu yang dapat merusak arti dan makna
yang dimaksud, maka hukumnya haram.
Jadi cara membaca Alqur’an itu bisa disesuaikan dengan
tanda-tanda waqaf dalam Alqur’an atau disesuaikan dengan kemampuan si
pembaca dengan syarat bahwa bacaan yang dibacanya tidak berubah arti
atau makna.
Waqaf dalam Alquran
- Tanda awal atau akhir ayat
- Tanda awal atau akhir surat
- Tanda-tanda waqaf
Kemampuan nafas pembaca
Siapa saja bisa boleh membaca Alqur?an, baik anak kecil, muda
maupun tua, baik pria maupun wanita selagi mereka dalam keadaan suci
atau berwudlu. Jadi bagaimanapun kemampuan mereka bernafas mereka boleh
membaca Alqur’an. Berhenti berdasarkan kemampuan nafas pembaca, dalam
ilmu tajwid, bisa dikategorikan dalam bagian-bagian waqaf.
Adapula beberapa penekanan nafas dalam membaca Alqur’an. Penekanan-penekanan tersebut dalam ilmu tajwid dinamakan mad.
Indonesia adalah negara yang mayoritas umat Islam menerapkan
hukum-hukum membaca Alqur’an menurut Rowi, Hafsh, yang telah berguru
kepada imam ‘Ashim. Adapun hukum-hukum bacaan mad dalam ilmu Tajwid
menurut Rowi Hafsh adalah:
- Mad Munfashil,
yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Cara baca hukum ini 4 harakat. - Mad Badal,
yaitu apabila terdapat hamzah yang berharakat bertemu dengan huruf mad yang sukun. Cara membaca hukum ini adalah 2 harakat.
Waktu Meditasi dengan Alqur’an
Pada hakikatnya tidak ada waktu yang makruh untuk
membaca/meditasi Alqur’an, hanya saja memang ada beberapa dalil yang
menerangkan bahwa ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu yang
lainnya untuk membaca Alqur’an. Waktu-waktu tersebut adalah:
1. Dalam sholat
An-Nawawi berkata;
‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’
Al Baihaqi meriwayatkan dalam asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata:
“Allah telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang
lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih
zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram.
Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari
bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang
pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai
Allah ialah hari Jum?at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah
malam Qadar. Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu
yang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu.
Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai
Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal
hamdulillâh.“
2. Malam hari
Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam,
Allah menegaskan,
“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus,
mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud (sholat).”
(QS. Ali Imron 3:113)
(QS. Ali Imron 3:113)
Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:
- Antara waktu Maghrib dan Isya
- Bagian malam yang terakhir
3. Setelah Subuh
Sebagai penutup mudah-mudahan ini merupakan langkah awal
untuk bisa lebih membuktikan unsur-unsur kesehatan dari Alqur’an, baik
makna-maknanya, cara membacanya maupun lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar