INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Kamis, 21 Januari 2010

PENDIDIKAN AKHLAK
Makalah ini disusun untuk memenui tugas mata kuliah
PENDIDIKAN AGAMA 3
Dosen pengampu Bp. Ahmad Zuhdi






Disusun oleh:
NAMA : NULNGAFAN
NIM     : 8008061


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER (FTIK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2009


Kata Pengantar




Asalamualaikkumsalam  warahmatulllahi wabarakatuh

 Puji syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya kepada   kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah PENDIDIKAN AGAMA 3 dan juga shalawat seta salam tidak lupa kami panjatkan kepada nabi besar sepanjang masa , nabi yang telah membawa kita dari zama kegelapan menuju zaman terang benerang yaiti nabi Muhamad SAW yang selalu kami nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Dan juga terima kasih yang tak terhingga bagi dosen mata kuliah  PENDIDIKAN AGAMA 3 Bp Muhammad Zuhdi  yang tak henti - hentinyanya memberikan bimbingan kepada kami.semoga dengan adanya penyusunan makalah ini akan didapatkan suatu manfaat yang sedikit banyak menambah wawasan bagi pembacanya.amin ya rabalalamin.

Wassalamualaikumsalam wr wb





                                                                               penyusun






Pendahuluan

            Diera global dan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin lama semakin tidak karuan. Nampaknya akhlak islam sudah mulai luntur. Seseorang lebih suka menggunakan akhlak akhlak yang tercela. Sikap dan tindakan Nabi Muhammad SAW merupakan tauladan bagi kita. Walaupun kenyataannya Nabi Muhammad SAW telah tiada namun sikap hidup dan perilaku Nabi Suci Muhammad SAW harus senantiasa “ hidup “ dan terus menjadi panutan setiap muslim untuk membangun akhlak mulia.
Akhlak adalah kelakuan, yang mana akhlak di sini adalah berupa kelakuan manusia yang sangat beragam, keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut, antara lain nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruknya suatu perbuatan manusia itu sendiri.
Akhlak merupakan suatu perbuatan yang bertujuan jelas yaitu : untuk memperbaiki pribadi muslim sehingga bisa melaksanakan Islam dengan sebaik-baiknya, adapun perbaikan yang dimaksud di sini adalah : segala sesuatu yang sesuai dengan apa yang diterangkan oleh Al Qur’an dari Hadits Nabi SAW.
Merujuk pada sebuah ayat Al Qur’an surah Al Ahzab yang artinya :

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik bagimu ……

Yang mana salah satu sumber suri teladan adalah perilaku Rasul SAW yang mana Rasulullah SAW dengan kehadirannya di muka bumi ini sebagai sesorang yang diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Berbicara tentang akhlak maka dalam makalah ini penulis akan mencoba sedikit menguraikan tentang Pendidikan akhlak
















DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. DEFINISI PENDIDIKAN AKHLAK 2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH3

BAB III PENUTUP4
A. KESIMPULAN5
B. SARAN6
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENGERTIAN PENDIDIKAN  AKHLAK

      I.a. Apa itu PENDIDIKAN
2.1 Pengertian Pendidikan
Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab “Tarbiyah” dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara.(Zakiyah Drajat, 1996: 25)
Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (Hasbullah,2001: 4)
   Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. (Ngalim Purwanto, 1995:11). HM. Arifin menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia.(HM.Arifin, 2003: 22)
Di bawah ini adalah macam-macam pengertian pendidikan:
  1. Indrakusuma (1990:20) menarik kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha daripada manusia.
Bahwa usaha itu dilakukan atau dilaksanakan secara sadar.
Bahwa usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa harus bertanggung jawab kepada hari depan anak.
Bahwa usaha itu selalu menuju ke arah suatu tujuan tertentu.
Bahwa usaha itu perlu dilaksanakan secara teratur dan sistimatis.


  1. Kamus Bahasa Indonesia(1991:232) menyatakan bahawa Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
  2. Menurut bahasa Yunani,”pendidikan berasal dari kata ‘pedagogi’ yaitu kata ‘paid’ artinya ‘anak’ sedangkan ‘agogos’ yang artinya membimbing sehingga ‘pedagogi’ dapat di artikan sebagai ‘ilmu dan seni mengajar anak’”.
.b. Apa itu AKHLAK
. Akhlak
Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesiadisebutkan bahwa
akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan. (Balai Pustaka, Jakarta, 1989:
267)
Ibnu Atsir menyebutkan “alkhulqu” dan “alkhulqu” dalam An
Nihayah (2/70), berarti dien, tabiat dan sifat. Hakikatnya adalah potret
batin manusia, yaitu jiwa dan kepribadiannya.(Fariq bin Gasim Anuz,
2002: 13)
Akhlak diartikan oleh Al-Jurjani sebagai berikut: “tabiat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan
dengan mudah tanpa perlu berpikir dan mempertimbangkan terlebih
dahulu.(khumais As-Sa’id, 2005: 26). Sedangkan oleh Al-Ghazaly (w:
505 H) merumuskan pengertian akhlak dengan susunan sedikit berbeda
yaitu: “Kebiasaan jiwa yang tetap yang terdapat dalam diri manusia
yang dengan mudah dan tidak perlu berfikir (lebih dahulu) menimbulkan
perbuatan manusia”. (Thaib Ismail, 1992 : 3).

Al-Ghazali berpendapat melalui pernyataan-pernyataan yang diungkapkan melalui karyanya sebagaimana kutipan berikut:

Sesungguhnya hasil ilmu itu ialah mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam, menghubungkan diri dengan ketinggian malaikat dan berhampiran dengan malaikat tinggi.”
Dan ini, sesungguhnya adalah dengan ilmu yang berkembang melalui pengajaran dan bukan ilmu yang beku yang tidak berkembang.”

Pada kutipan pertama, kata ‘hasil’ menggambarkan proses, kata ‘mendekatkan diri kepada Allah’ menunjukkan tujuan, dan kata ‘ilmu’ menunjukkan alat. Sedangkan pada kutipan kedua dijelaskan perihal sarana penyampaian ilmu yaitu melalui pengajaran.
Mengenai keberlangsungan proses pendidikan, al-Ghazali menerangkan bahwa batas awal berlangsungnya pendidikan adalah sejak bersatunya sperma dan ovum sebagai awal kejadian manusia. Adapun mengenai batas akhir pendidikan adalah tidak ada karena selama hayatnya manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan sehingga menjadi insan kamil.

Dibawah ini merupakan devinisi akhlak

 1. Al-Jurjani  dalam bukunya, at-Ta’rifat sebagai berikut:
                 “Khlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merennung. Jika sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak baik. Sedangkan jika darinya terlahir pebuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk”
kemudian Al-Jurjani kembali berkata “Kami katakan akhlak itu sebagai suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, karena orang yang mengeluarkan derma jarang-jarang dan kadang-kadang saja, maka akhlaknya tidak dinamakan sebagai seorang dermawan, selama sifat tersebut tak tertanam kuat dalam dirinya.

2.Menurut Muhammad bin Ali al-Faaruqi at-Tahanawi
                  Ia berkata, “Akhlak adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama, dan harga diri
Menurut definisi para ulama, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa diawalai berfikir panjang, merenung dan memaksakan diri. Sedangkan sifat-sifat yang tak tertanam kuat dalam diri, seperti kemarahan seorang yang asalnya pemaaf, maka ia bukan akhlak. Demikian juga, sifat kuat yang justru melahirkan perbuatan-perbuatan kejiwaan dengan sulit dan berfikir panjang, seperti orang bakhil. Ia berusaha menjadi dermawan ketika ingin di pandang orang. Jika demikian maka tidaklah dapat dinamakan akhlak.
Segala tindakan mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu seperti Qudrat ‘kemampuan’ berbeda dengan dudrat, yaitu ia tidak wajib ada bersama makhluk ketika ia mengerjakan sesuatu seperti wajibnya hal itu menurut para ulama Asy’ari dalam masalah Qudrat



                       Pada zaman akhir ini telah terjadi kemerosotan moral. Hal ini bukanlah hal yang baru, banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya melalui media elektronik yang sering menayangkan film-film yang kurang baik dan menyalahi aturan dan ajaran agama Islam. Program-program televisi sering memperlihatkan tindakan-tindakan yang kurang baik, seperti minum-minuman keras, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, kekerasan dalam rumah tangga baik yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya maupun sebaliknya, serta durhaka kepada kedua orang tuanya, sehingga kenyataan yang ditimbulkannya tidak jarang berupa kesimpangan sosial dan perilaku-perilaku yang tidak manusiawi di antara mereka.Dalam keluarga misalnya, seorang anak yang sudah tidak lagi mengindahkan sikap berbakti kepada kedua orang tua, dan bertindak tidak sopan kepada mereka. Padahal mereka adalah orang tua yang paling sayang kepada anak-anaknya. Kasih sayangnya


 Pendidikan Akhlak
              Kita  merenungkan kembali untuk apa Rosul Allah Muhammad SAW dilahirkan.

1. Menjadi rahmat bagi seluruh alam
2. Diutus untuk menjadikan kita semua berakhlaq mulia.

Bila sudah berakhlaq mulia, kita pasti akan menjadi cerdas menghadapi persoalan hidup. Kita bisa bersikap tenang dan menyejukkan sekitar kita.

Bagi yang terus berproses menuju kesana, kita coba selalu ingat bhw "Beliau adalah teladan yang terbaik bagi kita semua", "Beliau memiliki akhlaq yang sangat agung", "Allah dan para Malaikat bersolawat utk beliau, maka kita diseru utk juga bersolawat kepadanya dan kepada rosul-rosul pendahulu".

Bila akhlaq kita mulia, maka alam sekitar kita akan merasakan bahwa kehadiran kita merupakan rahmat bagi mereka", kita akan mampu menjadi Khalifah di muka bumi ini seperti yang direncanakan semula. ("Innii jaa'ilum fil ardli khaalifah").

              Pendidikan akhlak adalah proses mengarahkan atau mendidik manusia mengenai   ajaran baik dan buruk agar tercapai tujuan yang dicita-citakan, yaitu bahagia di dunia dan akhirat.

               Peran pendidikan agama tentang moral, akhlak dan etika dapat dilihat dari kondisi di dalam masyarakat. Misalnya, betapa banyak dan berapa parahnya kasus tawuran, seks bebas, narkoba, penganiayaan. Jika hal semacam itu terjadi di masyarakat, maka itulah hasil pemahaman mereka atas agama.
Pemahaman atas pendidikan agama tentang akhlak, moral dan etika apabila dipahami secara utuh dan benar, dapat meminimalisir perilaku buruk. Caranya adalah dengan mengajarkan akhlak – akhlak terpuji  mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, dan yang terpenting adalah mulai dari keluarga terdekat.

* Pendidikan akhlak menurut al-Ghazali.

Dua sistem pendidikan akhlak menurut pendapat-pendapat al-Ghazali adalah: pendidikan non fonnal dan non formal. "Pendidikan ini berawal dari non formal dalam lingkup keluarga, mulai pemeliharaan dan makanan yang dikonsumsi. Selanjutnya Bila anak telah mulai nampak daya hayalnya untuk membeda-bedakan sesuatu (tamyiz), maka perlu diarahkan kepada hal positif. Al-Ghazali juga menganjurkan metode cerita (hikayaf), dan keteladanan (uswah al hasanah). Anak juga perlu dibiasakan melakukan sesuatu yang baik. Disamping itu pergaulan anakpun perlu diperhatikan, karena pergaulan dan lingkungan itu memiliki andil sangat besar dalam pembentukan keperibadian anak-anak.
        Bila sudah mencapai usia sekolah, maka kewajiban orang tua adalah menyekolahkan kesekolah yang baik, dimana ia diajarkan al-Quran, Hadits dan hal hal yang bennanfaat. Anak perlu dijaga agar tidak terperosok kepada yang jelek, dengan pujian dan ganjaran (reward). Jika anak itu melakukan kesalahan, jangan dibukakan di depan umum. Bila terulang lagi, diberi ancaman dan sanksi yang lebih berat dari yang semestinya. Anak juga punya hak istirahat dan bermain, tetapi permainan adalah yang mendidik, selain sebagai hiburan anak.

                Pendidikan akhlak amatlah penting dan harus diajarkan kepada anak  sejak dini  karena  akhlak menjadi kunci pokok baik dan  buruknya perilaku seseorang. Seseorang akan terlihat baik ataupun buruk semua itu terlihat dari aklaknya

Lebih jauh dalam buku Akhlak, dikatakan oleh Syauqi Bey dalam syairnya:

وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ ¤ فَإِنْ هُمْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا

Artinya: “Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah umat (bangsa) itu”.[2]

Kewajiban mendidik anak menjadi kewajiban bagi orang tua mulai sedini mungkin
Hadits dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”


Rasulullah saw bersabda:
Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujsuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak :
·         Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan.
Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
·         Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Dan janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42)
Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
·         Memenuhi janji
Hadits Rasulullah :”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang memberi rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari)
·         Meminta maaf jika melakukan kesalahan
·         Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
·         Mengajak anak mengunjungi kerabat
Tujuan pendidikan akhlak:
A.Tujuan pendidikan akhlak adalah

1. Mendekatkan diri kita kepada Allah dan pendidikan akhlak lebih mengutamakan           pembinaan Akhlak agar seseorang bisa berakhlaqul karimah
2. Mengembangkan  Akhlaklaqul karimah dizaman yang nampaknya kemrosotan akhlak semakin besar
Pembentukan kepribadian yang berdasarkan akhlak islam sesuai al qur’an dan hadits
3.Menyiapkan anak didik untuk  keselamatanhidup di dunia dan akhirat

 B. Tujuan Pendidikan Akhlak secara umum

Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1.Tujuan pendidikan secara umum adalah membina manusia agar menjadi manusia  yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur sesuai akhlak al-qur’an dan hadits
                                                
A. Kesimpulan
1. Akhlak adalah sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik yang darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya.

2. Penting atau tidaknya peran pendidikan moral, akhlak dan etika, dapat dilihat dari kondisi di masyarakat.
3.




















DAFTAR PUSTAKA
Diposkan oleh Miftahul Khaer, S.Th.I pada Minggu, Maret 22, 2009       
 Fatawi, Marsekan.1986. Pembangunan Pendidikan Dalam Pandangan Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
Irfan.2008.Pendidikan Agama di Sekolah dan di Rumah, (Online), (http://suarahati.wordpress.com, diakses 10 Oktober 2009).

WWW.GOOGLE.COM



Tidak ada komentar:

Posting Komentar