INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Kamis, 21 Januari 2010

KEWAJIBAN MENGAMALKAN ILMU

OLEH AFFANNUR
UNSIQ WONOSOBO.
Dalam menuntut Ilmu baik itu bentuknya mengaji, belajar di sekolah, membaca dan sebagainya hendaknya di iringi dengan pengamalan. Sebagaimana dalam sebuah pepatah arab, Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Seperti orang yang menanam pohon yang diharapkan buahnya ternyata tidak berbuah. Maka yang muncul rasa capek, kesal, dan akhirnya dibakar saja. Demikian juga orang menanam padi diharapkan supaya tumbuh padi dengan baik dan menghasilkan buah, tapi ternyata setelah beberapa lama di tunggu tidak ada buahnya sama sekali. Maka akan dibakar saja karena tidak berguna.
Maka kita jangan sampai dibakar oleh Allah swt. Karena didalam firman-Nya disebutkan, Akan tetapi mereka bohong, tidak mau melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Ini apa akibatnya? Kami akan turunkan siksaan kepada mereka lantaran perbuatan mereka itu. Allah swt telah berjanji, kiranya orang-orang di kampung-kampung, di desa-desa, di daerah-daerah, di negeri ini semuanya beriman dan bertaqwa, sungguh Allah akan memberikan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan keberkahan-keberkahan dari bumi. Tanaman-tanaman subur dan berbuah, tidak ada hama. Dijual juga laku, tidak jatuh harganya. Dimakan juga lezat, tidak rusak karena dimakan ulat dan sebagainya.
Maka mengamalkan ilmu itu juga sebagai tolak bala. Disamping kita mengamalkan Ilmu Pengetahuan agama ini keberkahan-keberkahan, tapi sekaligus bisa menolak bala. Belakangan ini banyak sekali musibah-musibah yang bertubi-tubi datangnya ke negeri kita ini, karena mereka tidak lagi serius mengamalkan ajaran agama. Yang dilarang oleh Allah dijalankan, sedangkan yang diperintahkan diabaikan. Pantas saja Allah yang memiliki langit dan bumi ini, Allah yang menciptakan manusia dan segalanya kemudian marah dan murka. Karena manusia sudah tidak lagi peduli dengan perintah-perintah-Nya.
Allah swt dengan sifat Pengasih Penyayang-Nya ternyata masih memberikan peluang kesempatan hidup kepada manusia-manusia yang lupa dengan perintah-Nya. Buktinya sampai sekarang orang-orang kafir dan ingkar masih dapat merasakan nikmatnya hidup. Lalu kenapa orang-orang kafir itu tidak Allah bunuh saja? Atau tidak usah dikasih kesempatan untuk hidup? kenapa? Jawabannya adalah karena Allah dengan sifat Pengasih Penyayang-Nya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertaubat. Memberikan peluang kepada mereka untuk dapat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi apa yang telah diperbuat dengan memohon ampunan kepada Allah swt, kemudian berjanji untuk melakukan kebaikan.
Namun demikian kalau mereka tetap saja tidak mau merubah diri, maka Allah akan berikan balasan nanti di alam kubur dan alam akhirat. Karena kehidupan ini tidak hanya di alam dunia, di alam kubur nanti juga ada kehidupan, di alam akhirat juga akan ada kehidupan. Mati itu hanya perpindahan saja dari hidup di dunia kepada hidup di akhirat. Untuk itu Allah mematikan manusia dahulu. Sebab kalau tidak Allah matikan, bisa saja malah berontak dan melawan. Orang masih hidup misalnya tiba-tiba disuruh pindah alam, tentu bagi orang-orang yang ingkar akan banyak yang berontak, maka dari itu Allah jadikan kematian sebagai tangga untuk mencapai kehidupan berikutnya.
Ketika manusia mati, kemudian di kuburkan. Setelah dikuburkan orang-orang pergi semua. Maka saat itu dia dibangkitkan lagi. Di tanyalah apa yang dilakukan selama hidup di dunia. Kalau kita bekalnya banyak, amal shalehnya banyak, ibadahnya banyak, maka kita akan aman. Akan disuruh istirahat sambil menunggu hari kiamat datang. Kemudian nati dibangkitkan lagi pada kehidupan akhirat. Tapi kalau kita tidak punya bekal berupa amal shaleh, maka akan di siksa terus menerus sampai datangnya hari kiamat. Setelah hari kiamat tiba maka semuanya Allah matikan. Dan kemudian dibangunkan lagi, diperiksa satu persatu amal perbuatannya. Dan yang pertama kali akan di periksa adalah tentang shalatnya. Bagaimana shalatnya? Dilakukan atau tidak? Jika dilakukan dengan baik, Insya Allah akan mendapatkan balasan berupa surga. Tapi jika tidak dilakukan dengan baik, maka siksa yang akan didapat.
Kita sebagai umat islam jangan sekali-kali berpikir bahwa hidup ini hanya di dunia saja. Maka siapa saja yang belajar hanya ingin supaya bisa mendapatkan pekerjaan, itu salah. Karena hidup tidak hanya di dunia saja. Bagi orang-orang kafir memang berpikir seperti itu, tapi kita sebagai orang islam, orang yang sudah banyak belajar dari kecil tentu mengetahui bahwa akan ada kehidupan di alam akhirat. Maka bekalnya adalah amal shaleh dan ibadah. Oleh karena itu mari kita tegakkan shalat fardhu. Kita latih juga diri kita dengan melaksanakan shalat-shalat sunnah, sehiangga ketika melaksanakan shalat fardhu tidak terasa berat dan malas.
Melaksanakan shalat tidaklah membutuhkan waktu yang lama. Dan oleh karena tidak terbiasa melaksanakan shalat maka shalat terasa berat rasanya. Shalat tarawih misalnya, kalau lama sedikit saja rasanya langsung mengeluh, karena tidak biasa. Juga shalat tasbih, shalat yang dibacakan tasbih sepuluh kali disetiap gerakannya, tentu akan terasa lama sekali kalau belum terbiasa. Tapi kalau sudah terbiasa melakukannya, maka shalat fardhu akan terasa ringan melaksanakannya. Sama halnya dengan orang yang terbiasa mengangkat beban 20 kg tentu ketika disuruh mengangkat beban 5 kg akan terasa ringan. Tapi jika orang yang hanya terbiasa mengangkat beban 5 kg disuruh mengangkat beban 20 kg, akan terasa sangat berat sekali.
Oleh karena itu, mari latih diri kita, dekatkan diri kita kepada Allah dengan mengamalkan ilmu. Ilmu tentang betapa besar keutamaan melaksanakan shalat sunnah. Sehingga kita menjadi orang yang beriman dan bertaqwa, menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Mari kita biasakan diri kita untuk melaksanakan shalat-shalat sunnah, sehingga ketika melaksanakan shalat fardhu tida terasa berat, bahkan akan terasa nikmatnya. Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. [DR]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar