INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Kamis, 21 Januari 2010


Kondisi umat manusia akhir-akhir ini benar-benar menggambarkan betapa umat manusia sangat jauh dari apa yang sering kita idam-idamkan bersama, yakni kedamaian dan kerukunan. Manusia sekarang begitu mudah mencaci-maki saudaranya. Nyawa sudah tidak ada harganya lagi. Pembunuhan-pembunuhan keji, pembakaran, penganiayaan sampai menyebarnya fitnah dan dusta melanda umat ini. Subhaanallah. Kita bukan sedang memvonis tapi membahasakan kenyataan.


Borok umat yang berupa kekerasan, pembunuhan saling caci ini tidak perlu ditutup-tutupi tapi perlu dicari penyebabnya. untuk kemudian diusahakan penyelesaiannya. Dan jika kita merunut akar segala keruwetan persoalan bangsa serta kebejatan akhlak ini adalah “umat manusia tidak lagi memiliki iman”. Iman manusia pergi entah kemana. Yang ada sekarang hanyalah topeng iman atau iman tinggal bekasnya, ibarat buah tinggal kulit tanpa isi, ibarat pusaka tinggal warangka tanpa keris. Ibarat kaki bengkak kena api, tinggal bengkaknya tidak ada apinya. (waah,,gawatparah yaa,,,kita bisa juga lhoo berkondisika begini tanpa sadar).



Ungkapan diatas jelas akan dibantah dan ditentang habis oleh orang yang merasa masih memiliki iman. Namun, kami berharap agar hal ini hendaknya tidak di tanggapi dengan frontal, justru mari kita endapkan dalam hati kemudian dipikir secara lembut dan jernih. Sebab hampir semua orang mengaku beriman. Jangankan yang terpandang alim, orang yang bodoh dan kenyataan beribadahnya sangat minim saja masih mengaku beriman. Hal ini telah terungkap pada  (Qs. 29:2-3; 61:2-3; 62:5; 2:8-16 dan 44) serta beberapa hadits Nabi SAW.


Karena itulah mari kita mencoba melakukan screening dan seleksi iman. Jika memang kita mengaku beriman mari di lihat bagaimana “bentuk” iman kita. Jika panjang, panjangnya seberapa? berbentuk bulatkah?. Berbentuk lurus ataukah bengkok?. Menipis ataukah membumbung tinggi? Ibarat orang yang mengaku punya istri, bagaimana rupanya, cantik atau jelek, tinggi atau pendek kita harus tahu. Ibarat mencari barang yang hilang harus kita ketahui betul ciri-cirinya. Sebab jangan sampai kita mengaku beriman tapi tidak tahu bagaimana kondisi keimanan kita. Apalagi jika baru mengetahui kondisi keimanan ketika nanti sudah berada di kubur, tidak ada gunanya kecuali tangis pilu penyesalan.


Screening iman itu antara lain, melalui beberapa indikator berikut:

1. Setiap diri dalam setiap hari memiliki dosa. Maka jika orang yang beriman tentu bisa mengetahui dosanya. Karena iman itu cahaya atau sinar. Sehingga jika di dalam hati seseorang itu ada sinar iman tentu bisa menerangi hatinya dan mengetahui dosa-dosanya sehingga bertaubat. Jika sekarang banyak orang mengaku beriman tapi tidak sadar dirinya berdosa, lalu dimana imannya?. Tidak lain karena sinar imannya redup (jawa : melik-melik) seperti bara rokok atau obat nyamuk bakar.


Perlu dipikirkan secara jernih. Kenapa?. Karena manusia yang beriman itu dikala mendengar peringatan Al-Qur'an yang mengena kepada perbuatannya yang masih tidak sesuai dengan peringatan tersebut, seraya bersungkur sujud dan menangis. Seperti halnya Rosul Muhammad yang tiap hari seratus kali sowan kepada ALLAH perlu taubat, rasul Adam 300 tahun menangis taubat, demikian pula Rosul Yunus dan Rosul yang lain. Lalu jika kita mengaku beriman sudah pernahkah kita menangisi dosa kita?. Hayyo,,pernah apa belom,,jangan-jangan hati kita ini keras neh)

Adanya ALLAH memerintahkan kita untuk segera balapan, berlomba meminta ampunan kepada-Nya adalah disebabkan ALLAH tahu betul dosa kita yang bertumpuk lagi bermacam-macam jenisnya. Jika tidak ditaubati dengan cara berlomba, dikhawatirkan keburu maut datang menjemput, sedangkan beban dosa belum selesai ditaubati, lalu bagaimana nanti nasibnya dikubur. (Qs.3:133 dan 135).



2. Sifat pendendam dan pemarah adalah milik orang kafir, maka orang yang beriman tentu terbebas dari sifat pemarah pendendam berganti dengan sifat pengasih dan pemurah. Orang beriman bisa menahan amarah ketika bergejolak dalam hati. Lalu sudahkah orang yang mengaku beriman memiliki ciri ini ?. (Qs.3 : 134-135)

3. Orang kafir hasil usahanya untuk kepentingan pribadi saja, sedangkan orang beriman hasil usahanya untuk kebersamaan. Hidupnya senantiasa didarmabaktikan untuk kepentingan bangsa, agama dan ummat. Coba kita lihat kedalam relung kenyataan kehidupan kita, lebih banyak mana hasil usaha kita yang untuk kepentingan pribadi daripada untuk kebersamaan?. Kalau begitu apakah kita masih tergolong beriman?. Tidaklah salah jika dalam salah satu Firman-Nya ALLAH menyatakan bahwa iman manusia belum meresap kedalam hati. Masih mengambang di bibir. Sebab orang yang beriman tidak pernah ragu lagi untuk memberikan harta jiwa dan raganya untuk berjuang demi kepentingan agama bangsa dan ummat sesama. (Qs. Al Hujurat 14 –15).



4. Golongan bodoh dan kafir hidupnya hanya mencintai dan berebut barang-barang ciptaan ALLAH, seperti ternak, kebun, buah-buahan, air dll. tanpa menoleh kepada Pencipta-Nya yakni ALLAH. Sedangkan orang yang beriman mencintai barang-barang yang ada di dunia sekaligus mencintai Pencipta-Nya bahkan lebih mencintai ALLAH daripada barang-barang yang ada di dunia ini. Kemudian mari kita bandingkan lebih banyak mana ingatan dan cinta kita kepada barang-barang selain ALLAH daripada kepada ALLAH?. Kalau temyata masih banyak ingatan kepada barang-barang itu daripada ALLAH jelas imannya sedang pergi. Bahkan dalam salah satu firman-Nya, ALLAH menggariskan bahwa golongan manusia yang mencintai sesuatu sama seperti mencintai ALLAH, berarti golongan manusia yang membuat Tuhan tandingan (Qs. AI-Baqarah 165). Sebab orang beriman hanya mencintai ALLAH semata, iman itu sinar sehingga dengan sinar iman itulah seseorang bisa “melihat” ALLAH sekaligus mencintainya. Jadi yang membuat seseorang bisa mencintai ALLAH dari pada lain-lain itu adalah iman yang bersinar.



5. Orang bodoh dan kafir yang dipikirkan lebih banyak kehidupan dunia atau bahkan hanya dunia semata dan melupakan akherat. Sementara orang yang didalam hatinya ada iman tentu bisa menyeimbangkan antara pemikiran dunia dan akhirat, setidaknya sama 50%-50%, bahkan jika mungkin 75% akhirat dan 25% dunia, sebab akherat lebih abadi. Kini kembali kita ajak diri kita berkaca secara jujur, lebih banyak mana pemikiran kita yang digunakan untuk mengurusi kebutuhan hidup di dunia daripada memikirkan kebutuhan hidup di akherat?. Jujur saja, pikirkan secara jernih dan lembut. Diakui atau tidak kebanyakan manusia lebih banyak memikirkan kehidupan dunianya dari pada akheratnya. Simak Qs.2:212;14:3; 59:18-19;75:20-21;76:27; 79:38-39.



Dari ke-lima indikator tadi, jika memang benar-benar kita adakan screening secara mendasar dan mendetil secara jujur, maka akan kita temukan betapa umat manusia sebagian besar tidak beriman. Memang diluar tampak beriman, omongannya penuh dengan dalil-dalil kitab, tapi setelah di cek ternyata kosong dari iman. Kita tidak perlu malu mengakui hal ini. Lebih baik malu di dunia daripada nanti malu di kubur atau di akherat, tentu lebih memilukan karena disertai siksa yang pedih.



Sebagai tes akhir mari kita perhatikan firman ALLAH yang memerintahkan “coba korbankan dirimu atau coba tinggalkan kampung halamanmu!”. Maksudnya berkorban dan keluar dari kampung halaman adalah mendarmabaktikan jiwa, raga, harta untuk membela bangsa dan agama tidak pandang suku, agama, ras dan golongan apapun, (An-Nisa': 66). Pada ayat lain ALLAH menegaskan bahwa orang beriman adalah mereka yang menginfaqkan harta mereka di waktu sempit maupun lapang untuk kebutuhan umat dan agama. (Qs. Ali-Imran:134).



Karena itulah seruan kami sekarang adalah “MARI KITA MENCARI IMAN KITA”. Seruan ini di tujukan dan berlaku bagi siapa saja dan bangsa manusia. Tidak pandang suku, bulu, bangsa dan agama apapun. Yang penting manusia kalau ingin mewujudkan hidup damai, maka segeralah temukan itu. Kenapa kami serukan hal ini?. Adanya sifat sombong yang memicu pertikaian tiada henti, ego yang rnenyebabkan saling menjatuhkan dan saling membunuh adalah disebabkan manusia tidak mempunyai iman. Jika manusia beriman tentu lebih banyak intropeksi diri dan menelusuri kesalahan diri sendiri bukan hanya menyalahkan orang lain. Kalaupun sampai mengetahui kesalahan orang lain tidak kemudian mengolok atau membenci, tapi justru mendo'akan dan mengingatkan dalam bingkai kasih sayang.



Ciri khas manusia “mukmin, mendapat petunjuk, berderajat tinggi, berilmu” yang secara langsung tersurat dalam Qs. 8:2-4; 32:15-16; 19:57-58; 5:83-84; 17:107-109; 49:14-15 dan Qs.9:24, 82, 111; 61:10-12; 3:92; 53:59-62. Silakan disimak.

Sungguh, seruan ini harap dijadikan prioritas kita jangan ditunda-tunda lagi. Sebab iman itu mahal daripada dunia seisinya ini, selain itu harga seorang jiwa juga mahal, lebih mahal daripada dunia seisinya.


Bukti dan kenyataan bahwa nilai seorang manusia sangat mahal: sebuah ginjal ditawarkan melalui internet dengan harga dua milyar empat ratus juta rupiah. Dari organ ini saja, kalau diuangkan, nilai manusia sudah mencapai 5 milyar dengan asumsi setiap orang memiliki dua buah ginjal. Sedangkan setiap orang punya organ-organ yang sejajar ginjal (nilainya) sebanyak 360 seperti sel-sel, persendian, jantung, paru-paru, lever, dsb. Seorang partisipan Pondok Kasih Surabaya mengalami kelainan dengan ibu jarinya, sehingga tidak bisa digerakkan. Setelah melalui diagnosis medis, dokter menyarankan operasi. Total biaya yang harus dibayar agar ibu jari tersebut bisa normal kembali adalah 1 milyar. Padahal tiap orang punya jari tangan dan kaki sebanyak 20 buah. Berarti jari-jari kita ini jika dirupiahkan nilainya bisa 20 milyar. Maka jika setiap orang punya organ-organ sejumlah tiga ratus enam puluh sel-sel dan persendian, lalu berapa trilyun harga seorang manusia?! Itu belum dihitung harga nyawa atau ruhnya! Maha Besar Allah.


Sungguhpun demikian mahal nilai manusia, namun Allah menciptakannya cukup hanya dengan setetes air mani yang hina itu (Qs. 36:77, Qs. 75:37, Qs. 86:5-7) - kecuali penciptaan Nabi Adam, Nabi Isa, Ibu Hawa, dsb –Itulah tanda bukti kekuasaan Allah, sedang semuanya itu tadi secara gratis. Kemudian apa balas budinya manusia terhadap Allah SWT.?! Tetapi kenyataan manusia hanya banyak bantah dan macam-macam alasan terhadap perintah-Nya. Padahal terpandang intelek,,,kok malah pinter membantah yaa,,,

Karenanya mari kita selamatkan diri dan bangsa ini dengan mencari iman kita kemudian menjadikannya sebagai kendali hidup kita agar sesuai dengan kehendak dan Ridlo ALLAH SWT. Sebab hidup kita hanya semata karena undangan-Nya.


'Putusnya layang-layang nampak dan terasa'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar