MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
ETIKA BISNIS DAN
KEWIRAUSAHAAN
DAFTAR
ISI
i. Daftar Isi....................................................................................................................ii
ii. Kata
Pengantar....................................................................................................................iii
BAB
I
iii. Pendahuluan.......................................................................................................................iv
iv. Rumusan Masalah..............................................................................................................iv
v. Tujuan Penulisan.................................................................................................................iv
BAB
II
vi. Pembahasan......................................................................................................................1-9
BAB
III
vii.
Simpulan..........................................................................................................................10
viii. Daftar Pustaka.................................................................................................................11
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada
Tuhan YME, karena dengan limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan
makalah pembanding tentang Etika Bisnis dan Kewirausahaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, guna memenuhi tugas mata kuliah KWU.
Dalam penyusunan makalah ini,
banyak sekali pihak yang telah membantu. Untuk itu tidak lupa penyusun
menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Ibu/Bapak dosen mata kuliah KWU
yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan dalam laporan ini.
2.
Teman-teman dan semua pihak yang
ikut serta dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku
penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelangsungan proses belajar
mengajar dikelas khususnya.
Malang,
16 Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu
mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika
bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang
berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu
perusahaan.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Menjelaskan norma dan etika bisnis
2.
Menyebutkan prinsip – prinsip etika dan perilaku
bisnis
3.
Memahami tata cara mempertahankan standar etika
bisnis
4.
Memahami macam – macam tanggung jawab perusahaan
terhadap pemilik kepentingan
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
memenuhi tugas kelompok Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi.
2. Untuk
dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk
mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.
ETIKA
BISNIS dan KEWIRAUSAHAAN
Norma dan Etika Bisnis
Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah
suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma
yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin
(200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan
perilaku dari etika seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan
dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu
atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap
perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal.
Pemilik kepentingan eksternal meliputi :
1.
Investor
2.
Karyawan
3.
Manajemen
4.
Pimpinan
Pemilik kepentingan internal meliputi :
1.
Pelanggan
2.
Asosiasi dagang
3.
Kreditor
4.
Pemasok
5.
Pemerintah
6.
Masyarakat umum
7.
Kelompok khusus yang berkepentingan terhadap
perusahaan
Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok
pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah :
1.
Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha
juga merupakan mitra. Sebagai mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang
dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Misalnya
akses pasar, bahan baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat
berperan sebagai pemasok, produsen, dan pemasar. Loyalitas mitra usaha akan
sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima ( bagian dari kepuasan pemilik kepentingan )
perusahaan.
2.
Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan dalam
menyediakan bahan baku. Pasokan bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat
memengaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dan petani yang
memasok bahan baku merupakan faktor yang langsung memengaruhi keputusan bisnis.
Keputusan dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung pada
pemasok bahan baku.
3.
Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat
memengaruhi keputusan melalui proses tawar menawar secara kolektif. Tawar
menawar tingkat upah, jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari
tua sangat berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang
tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering
menimbulkan protes – protes yang mengganggu jalannya perusahaan. Ketidakloyalan
para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari ketidakpuasan mereka terhadap
keputusan yang diambil perusahaan.
4.
Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran
aktivitas usaha melalui serangkaian kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan
perundang – undangan pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang
– undang monopoli, hak paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan
mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha.
5.
Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain fungsinya sebagai jantung
perekonomian secara makro, juga berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan
dana perusahaan. Neraca – neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi
neraca – neraca perusahaan yang tidak
likuid. Sebaliknya, Neraca – neraca perusahaan yang kurang likuid dapat
memengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit
bank dan pesyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya
terhadap keputusan yang diambil dalam bisnis.
6.
Investor penanaman modal
Investor penyandang dana dapat
memengaruhi perusahaan melalui serangkaian persyaratan yang diajukannya.
Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam
pengambilan keputusan. Misalnya seperti standar tenaka kerja, bahan baku,
produk, dan aturan lainnya. Jadi loyalitas investor sangat bergantung pada
tingkat kepuasan mereka atas hasil modal yang ditanamkan.
7.
Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat
memengaruhi keputusan bisnis. Mereka akan menanggapi dan memberikan informasi
tentang bisnis. Mereka juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan –
keputusan perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang
dihasilkan maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan terhadap operasi
perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta layanan perusahaan
memengaruhi keputusan – keputusan perusahaan.
8.
Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang membeli produk secara
langsung dapat memengaruhi keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan
dihasilkan, jumlah, dan teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh
pelanggan dan memegnaruhi keputusan – keputusan bisnis.
Selain kelompok – kelompok tersebut di atas,
beberapa kelompok lain yang berperan dalam perusahaan adalah para pemilik
kepentingan kunci seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus. Semua
kelompok kepentingan baik secara internal maupun eksternal oleh zimmerer
ditunjukkan pada gambar
Selain etikadan perilaku yang tidak kalah penting
adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :
1.
Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang
mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya
mengatur standar perilaku minimum.
2.
Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan
khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari –
hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan.
3.
Moral sikap mental individual, sangat penting untuk
menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dn
sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah.
Sebagian lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting terutama untuk
membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman karyawan tentang etika
perilaku.
Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat
dikembangkan melalui tiga tahap :
1.
Mengakui dimensi – dimensi etika yang ada sebagai
suatu alternatif atau keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan
suatu keputusan etika yang dibuat, terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang
ada.
2.
Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang
terlibat dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi
dan dipengaruhi oleh berbagai pemilik kepentingan.
3.
Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara
tanggapan etika dan bukan etika. Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan
etika dan bukan etika serta mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer
akan menemukan beberapa hal berikut :
a.
Prinsip – prinsi dan etika perilaku
b.
Hak hak moral
c.
Keadilan
d.
Konsekuensi dan hasil
e.
Pembenaran publik
f.
Intuisi dan pengertian / wawasan.
4.
Memilih tanggapan etika yang terbaik dan
mengimplementaasikannya. Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan,
budaya, dan sistem nilai perusahaan serta keputusan individu. Oleh karena itu
ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya :
1.
Manajemen Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral
didorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau
perusahaan. Kekuatan yang menggerakan manajemen immoral adalah
kerakusan/ketamakan yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal.
2.
Manajemen Amoral.
Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi tindakannya berbeda dengan
manajemen immoral. Yang membedakannya yaitu mereka tidak dengan sengaja
melanggar hukum atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen amoral adalah
bebas kendali dalam pengambilan keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
3.
Manajemen bermoral. Bertujuan untuk meraih
keberhasilan, tetapi menggunakan aspek legal dan prinsip – prinsip etika.
Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk
beretika dalam perilaku.
Prinsip – prinsip Etika dan Perilaku Bisnis
Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer
(1996: 27 – 28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu:
1.
Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur,
sungguh – sungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan, tidak berbohong.
2.
Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan
yang terhormat, tulus hai, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka
dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya.
3.
Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut
dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak menginteprestasikan persetujuan dalam
bentuk teknikal atau legalistic dengan dalih ketidakrelaan.
4.
Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga,
teman, karyawan, dan Negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi
rahasia, begitu juga dalam suatu konteks professional, menjaga/melindungi
kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, dan
menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentngan.
5.
Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi
luhur, bersedia mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan professional yang bebas dan teliti,
dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
6.
Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu,
berbaik hati, belas kasihan, tolong – menolong, kebersamaan, dan menghindari
segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.
Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat
orang lain, kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang,
bersopan santun, tidak merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8.
Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu
menaati hukum/aturan, penuh kesadaran social, dan menghormati proses demokrasi
dalam mengambil keputusan.
9.
Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam
segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban
professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen,
melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh
Cara –cara mempertahankan standar etika
1.
Ciptakan
kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai –nilai perusahaan yang
mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.
2.
Kembangkan
kode etik.
Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip
–prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3.
Jalankan
kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan apabila mereka
melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melnggar etika tidak
dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa – apa.
4.
Lindungi
hak perorangan.
Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat begantung pada individu. Melindungi
seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik
untuk menghindari penyimpangan etika.
5.
Adakan
pelatihan etika. Workshop merupakan alat
untuk meningkatkan kesadaran para karyawan.
6.
Lakukan
audit etika secara periodic. Audit merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi efektivitas system
etika.
7.
Pertahankan
standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Standar tingkahb laku
sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi.
8.
Hindari
contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus memberi
contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9.
Ciptakan
budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk
menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk
perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi kesempatan
untuk memberikan umpan balik tentang bagaiman standar etika dipertahankan.
Tanggung Jawab Perusahaan
Menurut Zimmerer, ada beberapa macam
pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1.
Tanggung
jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang
limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak
lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan
sekitarnya.
2.
Tanggung
jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat diakukan dengan
cara:
a.
Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b.
Meminta input kepada karyawan
c.
Memberikan umpan balik positif maupun negative
d.
Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan
e.
Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya
mereka harapkan
f.
Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan
baik
g.
Memberi kepercayaan kepada karyawan
3. Tanggung
jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosisal perusahaan juga termasuk
melindungi hak – hak pelanggan yaitu:
a.
Hak mendapatkan produk yang aman
b.
Hak mendapatkan informasi segala aspek produk
c.
Hak untuk didengar
d.
Hak memilih apa yang akan dibeli
Sedangkan menurut Zimmerer(1996), hak – hak pelanggan
yang harus dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannnya
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang
mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arahh harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan
berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan
tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk
e. Hak untuk memilih. Tanggung jawab social perusahaan adaalah tidak
mengganggu persaingan dan mengabaikan undang – undang antimonopili (antitrust)
4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawabnya yaitu
menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba dan
juga melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.
SIMPULAN
Etika
bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan
persoalan (Zimmerer). Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan
bisnis adalah Para pengusaha dan mitra usaha, Petani dan perusahaan pemasok bahan
baku, Organisasi pekerja, pemerintah, bank, investor, masyarakat umum,
pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak
yang bersangkutan dengan perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap
lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,
juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses
Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar