INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Selasa, 15 Maret 2011

KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Oleh:
A. Ridwan Siregar
Universitas Sumatera Utara
Disampaikan pada
SEMINAR NASIONAL KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Diselenggarakan oleh
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FBS-UNIMED
Medan, 24 Nopember 2007
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  2
KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
A. Ridwan Siregar
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Penggunaan komputer dewasa ini telah menjadi bahagian dari hidup kita. Penyelesaian
pekerjaan atau tugas sehari-hari menjadi semakin mudah dan tanpa disadari kita
semakin tergantung pada  mesin komputer. Demikian juga halnya dengan tugas dan
beban kerja di kantor, dimana informasi disampaikan dengan cepat serta memudahkan
pengelolaan dan operasional organisasi. Gabungan antara teknologi komputer dan
komunikasi disebut teknologi informasi dan komunikasi (TIK). TIK berperan sebagai
sarana untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi
dan pengetahuan dalam berbagai bentuk dan cara. Informasi dan pengetahuan tersebut
dapat disebarkan dalam bentuk teks, gambar, grafik, suara, animasi, dan video, atau
gabungan dari semuanya (multimedia) ke berbagai sasaran secara interaktif melalui
jaringan  intranet dan Internet.
Proses pengajaran dan pembelajaran dapat ditingkatkan mutunya dan divariasikan cara
penyampaian dan penerimaannya dengan menggunakan TIK. Penggunaan alat bantu
mengajar ini dapat meningkatkan minat siswa dan dipandang atau diakui sebagai
pendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Penggunaan komputer yang semakin
meluas dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
saat ini telah banyak memberikan manfaat bagi guru. Guru dapat memvariasikan bahan
bantu mengajar, menyiapkan bahan ajar, merekam dan menyimpan informasi siswa,
memproses ujian, hingga membuat pangkalan data inventaris peralatan, buku, dan
sebagainya.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  3
Dari segi pengajaran, penggunaan TIK memerlukan perencanaan yang baik dan efisien
agar pembelajaran dapat lebih maksimal kepada setiap orang siswa. TIK yang
digunakan dalam pengajaran juga dapat memberi peluang pembelajaran yang lebih
dinamis, menarik minat serta meningkatkan ilmu pengetahuan yang relevan dan
berguna bagi siswa. Bahkan TIK dapat memotivasi siswa berpikir secara kreatif selain
dapat meningkatkan kegairahan bagi guru itu sendiri dalam proses pendidikan.
Pengajaran yang terintegrasi dengan komputer pada dasarnya melibatkan penggunaan
komputer untuk mencapai sasaran pengajaran dan pembelajaran. Selain itu, integrasi
pengajaran dengan komputer turut membawa dimensi baru dalam budaya mengajar dan
budaya belajar di sekolah. Oleh karena itu, guru dewasa ini seharusnya melengkapi diri
dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan secara terus
menerus memperbaharuinya untuk mengikuti kebutuhan siswa dan lingkungannya saat
ini.
Persoalannya adalah apakah para guru sudah siap menerima perubahan yang
ditawarkan TIK. Kompetensi apa yang diperlukan guru untuk mampu memanfaatkan TIK
dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Program pelatihan seperti apa yang
seharusnya disediakan untuk meremajakan pengetahuan dan keterampilan guru
menggunakan TIK dan institusi mana yang akan melakukannya. Bagaimana tata cara
mengukur penguasaan guru terhadap TIK. Bagaimana menyiapkan sarana dan
prasarana TIK yang memadai untuk guru dan siswa di sekolah. Sejumlah pertanyaan
tersebut akan dicoba untuk didiskusikan dalam uraian berikut ini.
Kesiapan Guru
Salah satu masalah dalam penggunaan TIK di mana saja adalah sikap yaitu
pandangan, pendapat atau perasaan seseorang terhadap TIK, apakah para guru
memiliki sikap positif untuk berubah dengan memanfaatkan TIK. Technophobia atau
cyberphobia, yaitu suatu kekhawatiran yang berlebihan terhadap teknologi komputer,
diidentifikasi sebagai  suatu rintangan yang mungkin dimiliki oleh para guru terutama
dalam bidang seni dan humaniora. Untuk keberhasilan penggunaan TIK, rintangan ini
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  4
yang pertama harus disingkirkan agar para guru bisa menerima revolusi TIK dan
peranannya yang sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Komputer hendaknya jangan dilihat sebagai suatu ancaman terhadap waktu guru, cara
melakukan sesuatu di dalam ruang kelas, dan kegiatan guru lainnya. Selain sikap,
adakalanya terdapat pula skeptisme tentang perbedaan kepentingan apakah TIK harus
digunakan oleh siswa dalam proses  pembelajaran.
Kompetensi TIK
Suatu survei yang dilakukan oleh Anja Balanskat (2005) menunjukkan bahwa hampir
semua negara Eropa memiliki kebijakan untuk mengembangkan keterampilan
pedagogis untuk guru. Hal ini diartikan bahwa ada keinginan untuk mengintegrasikan
TIK dalam praktek pedagogis, mulai dari TIK dalam ruang kelas (untuk pengajaran
subyek) hingga penggunaan TIK untuk pembelajaran. Separuh negara Eropa
disebutkan memandang bahwa penanganan informasi (information handling) sebagai
kompetensi inti yang bersifat mutlak untuk guru. Selanjutnya, disebutkan bahwa
sebagian besar kompetensi guru yang diinginkan adalah kompetensi untuk
mengintegrasikan TIK dalam subyek, penggunaan bahan referensi digital seperti
ensiklopedi,  penggunaan TIK untuk persiapan kelas, dan penggunaan perangkat TIK
untuk ilustrasi (presentasi multimedia).
Victor Benjie (2006) yang mengkaji pengembangan kapasitas TIK untuk guru bahasa
dan perkembangan terbaru pendidikan berbantuan teknologi di negara-negara sub-
Sahara Afrika, menyebutkan bahwa  pengintegrasian TIK di dalam ruang kelas dan
penguatan penggunaan TIK di sekolah memiliki tiga fitur. Ketiga fitur tersebut adalah: (1)
mengeksplorasi dan mendemonstrasikan bagamaina TIK dapat digunakan di sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mempersiapkan pemuda menjadi masyarakat
pengetahuan (knowledge society); (2) mengembangkan perangkat lunak pendidikan
interaktif dan bahan ajar berbasis TIK untuk diintegrasikan ke dalam pengajaran sains,
matematika, dan bahasa; dan (3) melakukan pertukaran pengalaman dan praktek
terbaik (best practice) dalam penggunaan TIK.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  5
Pada tingkat proses terdapat tiga sasaran kompetensi, selain sikap (attitudinal) yang
telah dibicarakan sebelumnya, adalah pemahaman (cognitive)/pengetahuan
(knowledge), dan operasional/manipulatif (Benji, 2006). Kognitif berkaitan dengan: (1)
pemahaman tentang revolusi TIK dan perkembangannya, peran potensialnya di dalam
pendidikan, penggunaannya dan pengaruhnya terhadap pengajaran dan pembelajaran;
(2) pemahaman fungsional sistem komputer dan appresiasi pengguna terhadap
berbagai komponen serta pengambilan keputusan untuk mengadopsi TIK dalam
pendidikan bahasa; (3) apresiasi dan asesmen yang bersifat kritis terhadap hasil
berbagai penelitian  dalam pengajaran dan pembelajaran; dan (4) kapan seharusnya
menggunakan teknologi tradisional dengan efek maksimal.
Baron (2006) menyebutkan enam kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh guru,
yang pada dasarnya adalah penggunaan program-program dalam perangkat lunak yang
terdapat dalam Microsoft Office, sebagai berikut:
1. Operasional: terdiri dari tugas mulai dari menghubungkan peralatan TIK, memuat
disk, memformat disk, menyimpan berkas, menemu-balik berkas, dan
menggunakan mouse.
2. Pengolah kata: terdiri dari sub keterampilan seperti menyorot teks, menyisipkan
teks, memformat karakter dan paragraf, menelusur teks, dan memformat margin
halaman.
3. Basis data: terdiri dari sub keterampilan: menemu-balik data, menggunakan
penelusuran sederhana, menampilkan grafik data dari basis data, dan mencetak
data.
4. Spreedsheet terdiri dari sub keterampilan memahami data, memasukkan data,
memanipulasi data, dan memasukkan formula dan setting pada Spreadsheet.
5. Internet/Multimedia terdiri dari sub keterampilan mulai dari browsing, menulis dan
mengirim e-mail dengan lampiran, chating atau e-conversation hingga web-
authoring, web design, mengakses sumber daya pengajaran hingga mencari
pekerjaan, mengikuti kursus atau tutorial online hingga menggunakan Internet
sebagai perpustakaan virtual.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  6
6. Keterampilan lanjut termasuk penggunaan video camcorder, membuat rekaman
audio, mengambil foto fragmen, membuat slide Power Point, dan men-setting
peralatan untuk presentasi.
Sebagai perbandingan dan gambaran bagi para guru, berikut ini disajikan suatu
alternatif standar kompetensi TIK untuk guru, yang bukan guru TIK (Saidin, 2006).
Standar tersebut adalah standar pertama dari enam standar yang sebenarnya juga
berlaku umum termasuk untuk guru bahasa dan sastra. Selain pemahaman, juga
terdapat perancangan, pengimplementasian, pengevaluasian, penggunaan, dan etika.
Kelima standar tersebut lebih menekankan pada  pengelolaan pengajaran dan
pembelajaran dengan memanfaatkan atau berbantuan TIK.
Standar 1: Pemahaman
Guru menunjukkan pemahaman yang baik tentang operasi dan konsep teknologi.
Indikator:
1. Guru menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman konsep yang
berkaitan dengan TIK pada tingkat pengenalan.
2. Menunjukkan perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang berkelanjutan
mengikuti teknologi yang muncul dan mutakhir.
Kompetensi Dasar:
1. Mengenal komponen-komponen perangkat keras dan fungsinya masing
2. Mengenal fungsi sistem operasi dasar (icon, windows, dan menu)
3. Menghidupkan dan mematikan komputer
4. Memasang dan mengoperasikan printer dan proyektor LCD
5. Memiliki keterampilan papan tombol dan mouse dasar
6. Memahami dan bisa menggunakan fungsi sistem operasi dasar
a. File, folder dan direktori
b. Menggunakan menu dan desktop
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  7
7. Mengetahui kategori perangkat lunak: pengolah kata, presentasi, penerbitan,
spreadsheet, database, multimedia dan komunikasi
8. Melakukan operasi pengolah kata dasar seperti
a. Create, open, copy, save, delete, dan edit folder, file dan dokumen
b. Mencetak dokumen.
9. Melakukan presentasi dan operasi multimedia seperti
a. Create, open, copy, save, delete, dan edit folder, file dan dokumen
b. Mempresentasikan multimedia yang ada atau yang sudah tersedia
c. Mencetak dokumen
10. Mengenal peralatan memory (CD-ROM, internal atau external hard disk, memory
card, flash disk, dsb) dan kegunaannya masing.
11. Mampu mengakses Internet:
a. Menggunakan fungsi dasar browser untuk menelusur dan menemukan
informasi
b. Menanda halaman (bookmark pages)
c. Copy, paste dan save dari halaman Web
d. Mengenal situs Web dan portal pendidikan Indonesia
12. Mengenal teknologi perangkat keras dan perangkat lunak tingkat lanjutan
Kompetensi Menengah:
1. Meng-install dan mengoperasikan peralatan tambahan (printer, scanner, digital
camera, digital video, dsb.)
2. Memahami dan mampu menggunakan fungsi-fungsi sistem operasi lainnya
a. Melakukan pencegahan virus
b. Mem-backup file
3. Mengorganisasikan file, folder dan direktori
4. Memiliki pengetahuan yang baik tentang perangkat lunak dan mampu
menggunakan berbagai kategori perangkat lunak
5. Melakukan operasi pengolah kata seperti
a. Menyisipkan (insert) file obyek dan grafik
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  8
b. Menggunakan perkakas seperti spellchecker, grammar check, dan
thesaurus
c. Membuat dan memanipulasi gambar dan image
d. Membuat dan memanipulasi tabel
e. Mengubah setting halaman atau style
6. Melakukan presentasi dasar dan operasi multimedia seperti
a. Menyisipkan obyek, grafik, animasi, video, suara, file, dsb
b. Mengembangkan presentasi multimedia sederhana
c. Mengadopsi pertunjukan multimedia yang telah dibuat
7. Menggunakan peralatan memory (CD-ROM, internal dan external hard disk, flash
disk, memory card, dsb).
8. Men-download perangkat lunak freeware dan shareware
9. Melakukan penelusuran lanjutan untuk menemukan informasi
10. Mengorganisasikan e-mail
a. Create and delete e-mail
b. Attach dan mengirim file
c. Forward e-mail
d. Mengorganisasikan buku alamat
e. Mampu menggunakan fasilitas lain yang tersedia
11. Mampu menggunakan perangkat keras baru dan peralatan tambahan dan
perangkat lunak
Kompetensi Lanjutan
1. Melakukan pemeliharaan perangkat keras dan peralatan tambahan secara
terjadwal
2. Mampu memecahkan kesulitan masalah berkaitan dengan perangkat keras,
perangkat lunak dan peralatan tambahan yang umum
3. Mampu bekerja dalam lingkungan jaringan
a. Share file dan folder
b. Akses dan menggunakan peralatan tambahan jaringan
c. Akses dan menggunakan perangkat lunak bagi-pakai (sharing)
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  9
4. Mampu mengelola komputer lokal menggunakan perangakat sistem yang
tersedia dalam sistem operasi
a. Membersihkan disk
b. Defragmentasi
c. Backup dan restore file dan setting
5. Mampu bekerja lintas kategori perangkat lunak yang berbeda
6. Melakukan operasi pengolah kata lanjutan seperti
a. Merge file
b. Mail merge
c. Use macros
d. Hyperlink
e. Create form
f. Use and create template
7. Melakukan operasi presentasi dan multimedia lanjutan
a. Mengembangkan presentasi multimedia yang ditingkatkan
b. Create hyperlink
c. Edit klips multimedia
8. Delete, copy dan memindahkan file dari satu peralatan memory ke yang lainnya
9. Mampu membuat memory lebih yang tersedia
a. Delete temporary file
b. Membersihkan disk
10. Men-setup koneksi baru Internet
11. Mampu bergabung dan berpartisipasi dalam e-group
12. Membuat dan meng-upload halaman Web
13. Menggunakan  dan mengelola learning management system (LMS) online
14. Meng-install dan uninstall perangkat keras, peralatan tambahan dan perangkat
lunak baru.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  10
Program Pelatihan
Ada sejumlah alternatif untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan TIK bagi
para guru untuk memenuhi standar kompetensi yang diinginkan. Pertama, pengetahuan
TIK sudah diperoleh pada saat mengikuti pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Oleh
karena itu para guru terutama yang masih baru dapat langsung mengikuti proses
sertifikasi. Kedua, untuk para guru yang telah bekerja dan belum memperoleh
pendidikan dan pelatihan di bidang TIK seyogianya disediakan program pelatihan
melalui berbagai cara dan format. Pelatihan seperti itu dapat dilakukan bekerjasama
dengan perguruan tinggi atau pusat-pusat pelatihan TIK yang terdekat dengan domisili
guru. Program pelatihan juga seharusnya dapat dirancang untuk digunakan secara
online atau pembelajaran jarak jauh.
Pola Asesmen dan Evaluasi
Banyak negara termasuk di Eropa berupaya mendefinisikan suatu kerangka kompetensi
TIK yang bersifat umum dengan mengembangkan sertifikasi, standar tata cara atau
benchmark, atau dengan menunjukkan best practice. Terdapat juga kecenderungan
mensertifikasi guru pada akhir suatu program pelatihan guru di tempat bekerja atau
pada tahap lebih awal sewaktu di tingkat perguruan tinggi, seperti dilakukan di Denmark
dan Perancis. Selain itu, ada juga yang mengembangkan sertifikasi nasional TIK untuk
guru baik pada tahap awal atau di tempat bekerja. Penerapan kredit belajar dan
penggunaan portofolio elektronik dalam pelatihan guru juga diterapkan di beberapa
negara (Balanskat, 2005).
Penyiapan Sarana dan Prasarana
Penyiapan sarana dan prasarana TIK di semua sekolah seharusnya menjadi salah satu
prioritas dalam upaya mengembangkan pendidikan yang bermutu, sebagaimana juga
kita seyogianya memprioritaskan pembangunan pendidikan dalam pembangunan
nasional. Para ahli ekonomi mengidentifikasi tiga faktor yang dapat menuntun pada
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  11
peningkatan produktifitas yang berbasis pertumbuhan yaitu: capital deepening
(penggunaan peralatan yang lebih produktif dibandingkan versi sebelumnya); higher
quality labor (angkatan kerja yang lebih berpengetahuan yang tentu lebih produktif); dan
technological innovation (penciptaan, pendistribusian dan penggunaan pengetahuan
baru) (Unesco, 2007). Ketiga faktor produktifitas tersebut menjadi basis tiga pendekatan
(technology literacy, knowledge deepening, dan knowledge creation) yang
menghubungkan kebijakan pendidikan dan pengembangan ekonomi.
Hal di atas juga sejalan dengan kebijakan yang telah dicanangkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional yaitu broad based education yakni program pendidikan yang
berbasis masyarakat luas dengan orientasi memberikan kecakapan hidup (life skills)
kepada siswa (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Ini berarti bahwa siswa tidak
hanya dibekali dengan kemampuan akademik namun juga kecakapan khusus yang
dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari kecakapan
khusus tersebut selain kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tentu saja
kemampuan menggunakan TIK.
Sumberdaya TIK yang seharusnya tersedia meliputi antara lain komputer server, PC,
LCD projector, infrastruktur jaringan intranet sekolah, dan koneksi ke jaringan Internet
serta tenaga TIK untuk mengelola dan memelihara infrastuktur TIK. PC disediakan
dengan rasio yang memadai terhadap jumlah siswa. Di perguruan tinggi standar
minimum jumlah PC saat ini adalah 1 berbading 30 untuk mahasiswa, 1 berbanding 5
untuk dosen. Penyediaan akses jaringan tanpa kabel (wireless) juga perlu dipikirkan
untuk mendorong kepemilikan laptop bagi siswa dan guru di sekolah menengah umum
dan kejuruan. Penyediaan koneksi ke Internet memerlukan kapasitas bandwidth yang
memadai yang dapat diperoleh secara berlangganan. Standar minimum bandwidth di
perguruan tinggi saat ini adalah 1 Kbps untuk setiap mahasiswa. Untuk sekolah perlu
dilakukan pengkajian untuk membuat suatu standar minimum yang harus dipenuhi.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  12
Kesimpulan
Sikap guru terhadap TIK merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
keberhasilan  pengintegrasian TIK ke dalam pengajaran dan pembelajaran. Kompetensi
TIK bagi setiap guru sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan produktifitas guru
terlepas dari apakah ada keharusan sertifikasi atau tidak dalam bidang TIK. Kompetensi
minimal TIK yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah keterampilan menggunakan
perangkat lunak aplikasi untuk pengolah kata, presentasi, spreadsheet, pangkalan data,
sistem operasi, browsers, search engines, dan e-mail. Selanjutnya adalah kemampuan
untuk mengintegrasikan keterampilan tersebut ke dalam proses pengajaran dan
pembelajaran.
Program pelatihan bagi guru yang belum memiliki kompetensi TIK diperlukan dan harus
dirancang dengan baik sehingga dapat diikuti oleh setiap guru tanpa merasa menjadi
beban yang memberatkan. Demikian juga halnya dengan pola asesmen seharusnya
dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor termasuk lingkungan tempat bekerja
guru. Program peningkatan kompetensi guru di bidang TIK tidak akan berhasil dan
bermanfaat apabila lingkungan sekolah tidak difasilitasi dengan sarana dan prasarana
TIK yang mencukupi berdasarkan standar tertentu yang juga seharusnya diterapkan
bagi setiap institusi sekolah.
Rujukan
Balanskat, Anja (2005). Assessment schemes for teachers? ICT competence- A policy
analysis. European Schoolnet.  1/11/2007.
Baron, Georges-Louis. (2006) ICT competencies, for students and teachers: dilemmas,
paradoxes and perspectives: The French case.
Benjie, Victor (2006). Building the ICT capacity of language teachers: empirical insights
and lessons for sub-Saharan Africa. Current Developments in Technology-
Assisted Education.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia -  13
Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (2007). Pusat Pengembangan Penataran Guru Bahasa.
Standar Kompetensi Guru. . 1/11/2007.
Saidin, Sazali (2006). Teacher information communication technology competency
gauge.  21/11/2007.
Unesco (2007). ICT Competency Standards for Teachers. 
21/11/2007.
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. 
USU e-Repository?2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar