INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Minggu, 07 Februari 2010

TEMPAT WAHYU BERTUMBUH
AFFANNUR
Argumentasi Hadist
Nabi bersabda:
"Tidak ada yang dapat mencegah takdir, kecuali do'a, tidak ada yang dapat memberi tambahan pada umur kecuali kebaikan, dan seseorang benar-benar dihalangi rizki disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya."

(HR Al Hakim 1/493, ia berkata hadits ini shahih, dan adz Dzahabi menyetujuinya)
Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa".

[Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306]
“...Doa berguna untuk musibah yang sudah menimpa atau belum menimpa. Jika musibah menimpa, maka doa akan menghadangnya dan akan bertarung sampai hari kiamat”.
[H.R Al-Hakim]
Argumentasi Logika
Kita berpendapat bahwa semua hal di dunia ini sudah ditakdirkan Allah. Maka, kita tahu bahwa kenyang dan hilangnya dahaga adalah takdir. Namun, apakah dengan begitu kita meninggalkan kegiatan makan dan minum? Itulah pertanyaan yang dituturkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Dunia ini berjalan dengan hukum kausalitas (sebab-akibat). Kita makan, maka kita kenyang. Kita, jatuh, maka kita merasa kesakitan. Kita belajar, maka kita bisa. Dalam konteks ini, doa adalah termasuk “sebab” yang bisa membentuk atau mengubah takdir. Jika kita mengatakan bahwa doa tak berguna untuk mengubah takdir, maka kita menghancurkan hukum kausalitas. Seharusnya kita juga berkata bahwa tak ada gunanya kegiatan makan dan minum serta semua aktivitas gerak manusia.
Penjelasan –Agar Lebih Memahami-
Dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengaitkan antara sebab-akibat. Ibnu Qayyim mengatakan ada lebih dari 1.000 ayat yang mempunyai redaksi sebab-akibat. Misalnya ayat berikut:
Maka kalau sekiranya ia tidak terimasuk orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu hingga hari kiamat”. [Shaaffat: 143-144]
Ayat di atas menunjukkan bahwa seandainya Nabi Yunus tidak berdoa agar dikeluarkan dari perut ikan paus, beliau akan di sana hingga hari kiamat. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa salah satu sebab yang mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan paus adalah DOA. Maka, kesimpulannya, DOA TERMASUK BAGIAN DARI USAHA.
Contoh yang terbaik adalah dari Nabi dan para sahabatnya. Nabi berusaha berdakwah, tapi beliau juga berdoa. Ketika Nabi terdesak dalam perang pun, beliau juga berdoa. Seandainya doa tidak mampu merubah suatu keadaan/takdir, Nabi takkan berdoa!
Begitu pula para sahabat. Mereka adalah orang-orang yang paling memahami Islam dan justru mereka adalah orang-orang yang paling getol dalam berdoa. Bahkan, Umar bin Khattab pernah berkata, “Saya tidak membawa semangat dikabulkannya doa, akan tetapi aku membawa semangat untuk berdoa”. Seorang penyair pun menyusun perkataan itu dengan indahnya:
“Seandainya Engkau tak meluluskan apa yang aku harapkan dan aku minta dari kemurahan Tangan-Mu
Aku tidak akan berhenti meminta”
Maaf, Saya Masih Kurang Jelas!
Baik. Begini...Misalnya kita ingin mengikuti ujian SPMB. Kita belajar mati-matian (disini kita juga harus belajar). Mengisi soal, berlatih dan terus berlatih, mengerjakan try out, mengikuti kursus, memompa motivasi, memberi sugesti dengan melihat universitas yang diinginkan, dan lain-lain. Setelah itu kita mengikuti SPMB dengan yakin.
Nah, di titik ini, usaha (dalam arti usaha belajar) sudah tidak berguna. Wong gimana berguna, tesnya saja sudah selesai. Namun, disinilah peran doa. Kita harus rajin berdoa, terus menerus berdoa, tidak pernah putus asa dalam berdoa. Katakan dalam hati,
“Ya Allah, andaikan takdir saya tidak lulus SPMB, maka rubahlah takdir itu supaya lulus dengan doa ini”.
Sugestikan pikiran kita supaya lulus. Kita harus yakin 100% akan lulus SPMB.  Jangan pernah ada setitik keraguan pun dalam hati.
Katakanlah takdir kita memang tidak lulus. Namun, berkat doa ini kita lulus SPMB. Bagaimana menjelaskannya? Allah itu Maha Kuasa. Sejak menciptakan kita, Allah sudah menetapkan takdir kita begini dan begitu. Namun, bukankah kita tidak tahu takdir kita sendiri? tak ada cara mengetahui takdir kita kecuali dengan berusaha dan berdoa. Nah, takdir yang berubah itu sebenarnya hanya ada dalam pandangan kita sendiri. Dalam pandangan Allah, sama sekali tak ada yang berubah. Karena, doa itu sendiri bagian dari takdir. Kita menyangka takdir kita berubah karena keterbatasan pandangan dan ilmu kita. Sama saja bila kita melihat ke tengah laut, maka ujung yang kita lihat adalah horizon. Padahal, tak ada yang namanya horizon. Ia hanya sebutan untuk daerah maksimum yang mampu dijangkau oleh mata kita. Sejatinya, yang disebut horizon adalah laut juga.
Oleh karena itu, kata-kata “doa mampu menolak takdir” seperti yang kita bahas ini adalah “takdir yang terlihat dari sudut pandang mata manusia yang terbatas”. Adapun “takdir yang terlihat oleh sudut pandang Allah” sama sekali tak ada yang berubah, karena memang pandangan-Nya tidak terjangkau oleh kita.
Ringkasnya begini. Ketika kita ingin mengikuti SPMB, ada dua takdir yang bisa kita pilih: lulus atau tidak lulus. Kalau kita tidak belajar, maka kemungkinan besar takdir tidak lulus lah yang akan kita dapatkan. Jika kita belajar pun, ada dua cabang takdir lagi: lulus dan tidak lulus. Namun, jika kita hanya belajar tanpa doa, mungkin kita tidak lulus. Akan tetapi, jika kita belajar plus berdoa semaksimal mungkin, takdir yang dipilih Allah adalah lulus SPMB. Allah sendiri yang telah menakdirkan bahwa doa itulah yang akan merubah takdir kita.
Namun, sekali lagi, kita tidak tahu apa takdir kita sebelum takdir itu sendiri terjadi. Maka, alangkah bodohnya jika kita menunggu takdir tanpa melakukan apa-apa. Otak kita pun mengiyakan logika tersebut: jika mau lulus, belajar dan berdoa. Jika mau kenyang, makanlah.
Maka, berjuanglah!!!

Referensi:
-          Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji karya Muhammad bin SHalih Al-Utsaimin hal.129
-          Penawar Hati yang Sakit karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal.23-36
-          www.thetrueideas.multiply.com
-          www.makalah85.blogspot.com
-          www.alislam.or.id
-          www.rajawana.com
-          www.bluefame.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar