INFO PROFIL

Foto saya
JENTREK ROJOIMO WONOSOBO, jawa tengah indonesia, Indonesia
Ya Allah jadikan kami manusia yang bisa keluar dari belenggu “kemunafikan”. Bimbing kami untuk tidak mengoreksi orang lain sebelum diri ini terkoreksi ya Rabb. Jadikan kami manusia yang jujur dan tidak pernah membohongi diri sendiri apalagi orang lain. kepadaMulah kami berserah ya Allah, kepadaMulah kami bermohon karena tanpa kehendakMu kami tidak bisa berbuat apa-apa Affannur Jentrek rojoimo wonosobo . lahir13 Agustus 1989

Senin, 30 April 2012

Tentang Pendidikan Holistik

Tentang Pendidikan Holistik

Oleh : AAffanoer
Pendidikan HolistikPendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Beberapa tokoh klasik perintis pendidikan holistik, diantaranya : Jean Rousseau, Ralph Waldo Emerson, Henry Thoreau, Bronson Alcott, Johann Pestalozzi, Friedrich Froebel dan Francisco Ferrer. Berikutnya, kita mencatat beberapa tokoh lainnya yang dianggap sebagai pendukung pendidikan holistik, adalah : Rudolf Steiner, Maria Montessori, Francis Parker, John Dewey, John Caldwell Holt, George Dennison Kieran Egan, Howard Gardner, Jiddu Krishnamurti, Carl Jung, Abraham Maslow, Carl Rogers, Paul Goodman, Ivan Illich, dan Paulo Freire.
Pemikiran dan gagasan inti dari para perintis pendidikan holistik sempat tenggelam sampai dengan terjadinya loncatan paradigma kultural pada tahun 1960-an. Memasuki tahun 1970-an mulai ada gerakan untuk menggali kembali gagasan dari kalangan penganut aliran holistik. Kemajuan yang signifikan terjadi ketika dilaksanakan konferensi pertama pendidikan Holistik Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas California pada bulan Juli 1979, dengan menghadirkan The Mandala Society dan The National Center for the Exploration of Human Potential. Enam tahun kemudian, para penganut pendidikan holistik mulai memperkenalkan tentang dasar pendidikan holistik dengan sebutan 3 R’s, akronim dari relationship, responsibility dan reverence. Berbeda dengan pendidikan pada umumnya, dasar pendidikan 3 R’s ini lebih diartikan sebagai writing, reading dan arithmetic atau di Indonesia dikenal dengan sebutan calistung (membaca, menulis dan berhitung).
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Jika merujuk pada pemikiran Abraham Maslow, maka pendidikan harus dapat mengantarkan peserta didik untuk memperoleh aktualisasi diri (self-actualization) yang ditandai dengan adanya: (1) kesadaran; (2) kejujuran; (3) kebebasan atau kemandirian; dan (4) kepercayaan.
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas guru untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Forbes (1996) mengibaratkan peran guru seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan guru bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama lebih utama dari pada kompetisi.
Gagasan pendidikan holistik telah mendorong terbentuknya model-model pendidikan alternatif, yang mungkin dalam penyelenggaraannya sangat jauh berbeda dengan pendidikan pada umumnya, salah satunya adalah homeschooling, yang saat ini sedang berkembang, termasuk di Indonesia.

Diantara Jalan Sufi Gusdur

Diantara Jalan Sufi Gusdur

Diantara Jalan Sufi Gusdur
Oleh: Affanoer
Kharisma Gus Dur, setelah wafatnya, ternyata melebihi realitas kehidupannya. Keharuman spiritual yang eksotis, begitu lekat dan fenomenal. Hal ini tentu berhubungan dengan  kondisi sosiologis masyarakat NU yang seringkali membuat standar maqom spiritual seseorang diukur dengan kharisma  dan keanehan yang luar biasa (khariqul ‘adat) berupa karomah-karomah, walau pun dalam perspektif Sufisme standar tersebut tidak baku.
Dalam khazanah tasawuf, tradisi kewalian seseorang sangat ketat dengan aturan-aturan gnostik (ma’rifatullah) yang teraksentuasi dalam sikap ubudiyah. Ada dua model kewalian dalam sosiologi Tasawuf, di satu sisi seorang wali  ada yang sangat popular dengan hal-hal luar biasa di luar jangkauan nalar, ada pula yang sangat tersembunyi, bahkan kehebatan karomahnya tidak dikenal oleh public sama sekali.
Namun, Gus Dur memiliki fenomena spiritual yang langka dibanding kiai-kai lain di Jawa, karena harus muncul dalam gebrakan sejarah yang penuh warna. Dari sosoknya sebagai budayawan, seniman, kiai, politisi, pemikir, pembaharu, dan seorang yang mampu mengangkat khazanah tradisional dalam dialog cosmopolitan yang actual. Dan spirit yang membawa sosoknya sedemikian kuat itu, dilandaskan pada spiritualitas yang sangat kaya dengan kebebasan, kemerdekaan, penghargaan kemanusiaan, sekaligus askestisme yang tersembunyi dalam jiwanya: Dunia Sufi.
Sufisme Gus Dur yang selama ini hanya difahami oleh massanya, melalui kebiasaan ziarah ke makam para wali, ungkapan-ungkapan yang controversial,  dan spontanitasnya yang inspiratif, serta garis keturunan seorang Ulama dan wali yang terkenal, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Namun, laku Sufistik Gus Dur justru terletak pada sikap dan konsistensinya terhadap nilai-nilai tasawuf yang sama sekali tidak terpaku pada simbolisme tasawuf sebagaimana gerakan kaum Sufi modern saat ini.
Komunikasi Ilahiyah yang selama ini terjalin adalah “hubungan rahasia” yang sunyi di tengah-tengah hiruk pikuk dunia, dan melakukan gerakan terlibat dengan kehidupan nyata, dengan keberanian mengambil resiko bahaya, demi mempertahankan prinsip utamanya. Namun di sisi lain, ada konser kebahagiaan yang berirama indah dalam musikal dzikrullah, saat Gus Dur sedang sendiri, menyepi (khalwat) dalam jedah kesehariannya. Dua sisi hiburan spiritual yang boleh disebut sangat langka: Ramai dalam sunyi, dan sunyi dalam ramai.
Pengaruh dari nuansa yang diyakini itu, Gus Dur justru mampu melakukan terobosan yang luar biasa, begitu cepat. Dalam 20 tahun gerakan Gusdurian, masyarakat NU yang jumlahnya begitu besar terbuka lebar dalam dialog kemodernan, seperti sebuah gerakan konser musik yang dinamik. Maka liberalitas tradisionalnya muncul dengan kuantum melebihi zamannya. NU menjadi organisasi masyarakat muslim modern yang mengejutkan, yang disebut oleh Nakamura sebagai organisasi Islam paling demokratis di dunia.
Namun seluruh dinamika gerakan Gus Dur tidak lepas dari nilai-nilai tradisional Sufistiknya yang transformative. Semisal Gus Dur yang begitu kental dengan hikmah-hikmah Ibnu Athaillah as-Sakandary yang tertuang dalam kitab Sufi Al-Hikam – bahkan hafal di luar kepala – dalam membangun masyarakat Islam dalam konteks ke-Indonesiaan.
Kitab Al-Hikam sangat dikenal oleh para Ulama Sufi sejak abad tujuh hijriyah, menjadi manual bagi “Sufisme Pesantren” tingkat tinggi, sebagai kajian sufi paska Ihya’ Ulumaddin, Al-Ghazaly, Ar-Risalatul Qusyairiyah karya Abul Qasim Al-Qusyairy,  maupun Al-Luma’, karya Abu Nashr as-Sarraj.
Kekentalan Gus Dur dengan Al-Hikam memberi warna kuat, terutama dua wacana disana yang berbunyi: “Janganlah engkau bergabung atau berguru dengan orang yang kata-kata dan perilaku ruhaninya tidak membangkitkan dirimu dan menunjukkan padamu menuju Allah.” Konon, nama Nahdhatul Ulama mendapatkan inspirasi dari hikmah tersebut, sekaligus menjadi standar apakah Ulama NU kelak konsisten dengan kebangkitan menuju Allah atau menuju dunia?
Kemudian, hikmah lain yang begitu kental, adalah, “Pendamlah dirimu di tanah sunyi, karena biji yang tak pernah terpendam tidak akan tumbuh dengan sempurna.” Sebuah wacana yang sangat kuat tekanannya dalam menggugat kemunafikan beragama, dan segala gerakan industri ekonomi dan politik atas nama agama, yang akhir-akhir ini begitu menguat beriringan dengan gerakan formalisme keagamaan.
Menyembunyikan hubungan antara hamba dan Allah sebagai rahasia kehambaan adalah mutiara Sufi yang agung. Sebaliknya pamer pengalaman beragama, bahkan menjurus pada riya’ adalah bentuk syirik yang tersembunyi. Karena itu, dalam Al-Hikam juga disebutkan, “Nafsu dibalik maksiat itu nyata dan jelas, tetapi nafsu di balik taat itu, sangat tersembunyi, dan terapi atas yang tersembunyi sangatlah sulit.”
Hal yang amat tidak disukai oleh Gus Dur manakala menjadikan agama sebagai industri ekonomi maupun politik. Agama yang sacral, memang harus dijaga oleh politik, tetapi politisasi, apalagi menciptakan agama sebagai dagangan bisnis adalah melukai agama itu sendiri.
Agama menjadi murah, dan agama menjadi duniawi, bahkan agama ditukar dengan kepentingan nafsu yang sangat memuakkan.

Jumat, 27 April 2012

SILABUS PEMBELAJARAN


SILABUS PEMBELAJARAN


Nama Madrasah               : ……………………
Mata Pelajaran                : Akidah-Akhlak
Kelas/Semester                 : II (dua)/ 1

Standar Kompetensi  : 1. Memahami kalimat thayyibah (hamdalah), dan Al-Asma Al-Husna (Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur)

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausah-aan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Hamdalah)
§  Arti hamdalah
§  Penggunaan kalimat hamdalah
§  Keistimewaan kalimat hamdalah
§  Penggunaan kalimat hamdalah
·     Religius.
·     Jujur.
·     Toleransi.
·     Disiplin,
·     Kerja keras,
·     Kreatif,
·     Demokratif ,
·     Rasa Ingin tahu.
·     Gemar membaca, Peduli
·     lingkungan, Peduli sosial,
·      Tanggung jawab
·     Berorientasi tugas dan hasil
·     Berani mengambil resiko,
·     Percaya diri,
·     Keorisinilan, 
·     Berorientasi ke masa depan
·  Mengartikan kalimat hamdalah melalui lagu hamdalah
·  Mengamati pemodelan penggunaan kalimat hamdalah
·  Membahas keistimewaan mengucapkan kalimat hamdalah melalui ceramah interaktif
·  Mengerjakan LKS
·  Membahas penggunaan kalimat hamdalah melalui kerja berpasangan
·  Mengajak siswa untuk terbiasa mengucapkan hamdalah setelah melakukan sesuatu

§  Mengartikan kaimat hamdalah
§  Menyebutkan penggunaan kalimat hamdalah
§  Menjelaskan keistimewaan mengucapkan kalimat hamdalah
§  Terbiasa mengucapkan hamdalah setelah melakukan sesuatu
Jenis :
Tes
Non tes

Bentuk :
Isian
Uraian
Obyektif
Unjuk kerja
4 jam
Buku paket
Lagu hamdalah
LKS
Hasil kerja siswa

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asma Al Husna (Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur)
§  Lafal Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
§  Arti Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur

·     Religius.
·     Jujur.
·     Toleransi.
·     Disiplin,
·     Kerja keras,
·     Kreatif,
·     Demokratif ,
·     Rasa Ingin tahu.
·     Gemar membaca, Peduli
·     lingkungan, Peduli sosial,
·      Tanggung jawab
·     Berorientasi tugas dan hasil
·     Berani mengambil resiko,
·     Percaya diri,
·     Keorisinilan, 
·     Berorientasi ke masa depan
· Membaca referensi tentang sifat Allah
· Mengucapkan kembali dengan menirukan lafal Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
· Tanya jawab
· Kerja berpasangan memberi arti dan menghafal Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
· Bermain dengan kartu Al Asma Al Khusna
· Membahas dengan memberikan contoh tentang wujud Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur melalui hasil Ciptaan-Nya
· Mengerjakan LKS
§  Melafalkan 4 Al-Asma Al-Husna Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
§  Mengartikan 4 Asma al Husna Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
§  Menghafalkan 4 Asma al Husna Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur
§  Menunjukkan contoh sederhana bahwa Allah memiliki sifat Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur melalui hasil ciptaan-Nya
Jenis :
Tes
Non tes

Bentuk :
Isian
Uraian
Obyektif
4 jam
Buku paket
Kartu Al-Asma Al-Husna
Lingkungan sekitar
LKS
1.3 Mengenal Allah melalui pengenalan terhadap Shalat 5 Waktu
§  Lagu dan tepuk tegakkan sholat
§  Ikrar anak sholeh
§  Bermain kartu
§  Keutamaan ibadah shalat
§  Fungsi ibadah shalat
§  Balasan bagi orang yang mendirikan shalat
§  Balasan bagi orang yang meninggalkan ibadah shalat
·     Religius.
·     Jujur.
·     Toleransi.
·     Disiplin,
·     Kerja keras,
·     Kreatif,
·     Demokratif ,
·     Rasa Ingin tahu.
·     Gemar membaca, Peduli
·     lingkungan, Peduli sosial,
·      Tanggung jawab
·     Berorientasi tugas dan hasil
·     Berani mengambil resiko,
·     Percaya diri,
·     Keorisinilan, 
·     Berorientasi ke masa depan
· Mengenal Allah terhadap sholat 5 waktu melalui tepuk dan lagu tegakkan sholat
· Bersama-sama mengucapkan ikrar Anak Soleh
· Membahas  keutamaan ibadah sholat melalui ceramah interaktif
· Membahas fungsi ibadah sholat bersama tokoh agama
· Diskusi kelompok tentang balasan bagi orang yang mendirikan sholat
· Diskusi kelompok tentang balasan bagi orang yang meninggalkan ibadah sholat
· Presentasi hasil kerja kelompok
· Mengerjakan LKS
§  Menyebutkan nama-nama shalat fardlu
§  Menjelaskan waktu sholat fardlu
§  Menyebutkan keutamaan ibadah shalat
§  Menjelaskan Fungsi ibadah shalat
§  Menyebutkan balasan bagi orang yang mendirikan shalat
§  Menjelaskan balasan bagi orang yang meninggalkan ibadah shalat
 Jenis :
Tes tertulis
 Tes lisan
Non tes

Bentuk :
Isian
Uraian
Performance
6 jam
Buku paket
Lagu tegakkan Sholat.
Tokoh agama
Hasil kerja siswa
LKS


Standar Kompetensi  : 2. Membiasakan akhlak terpuji

Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausah-aan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1. Membiasakan bersikap syukur nikmat, hidup sederhana dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari. 
§  Pengertian syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Contoh syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Cirri-ciri  orang yang Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Keuntungan memiliki sifat Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Akibat tidak memiliki sifat Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati

·     Religius.
·     Jujur.
·     Toleransi.
·     Disiplin,
·     Kerja keras,
·     Kreatif,
·     Demokratif ,
·     Rasa Ingin tahu.
·     Gemar membaca, Peduli
·     lingkungan, Peduli sosial,
·      Tanggung jawab
·     Berorientasi tugas dan hasil
·     Berani mengambil resiko,
·     Percaya diri,
·     Keorisinilan, 
·     Berorientasi ke masa depan
·  Membaca referensi tentang sikap syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Bertanya jawab tentang arti syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Mendata perbuatan yang termasuk syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Bermain dengan TTS
·  Kerja berpasangan membahas tentang ciri-ciri orang yang syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Kerja berpasangan membahas tentang keuntungan memiliki sikap syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Presentasi hasil kerja
·  Membahas tentang akibat tidak memiliki sikap rasa syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati
·  Mengerjakan LKS
§  Menyebutkan pengertian syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Menyebutkan contoh syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Menyebutkan cirri-ciri  orang yang Syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Menjelaskan keuntungan memiliki sifat syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati
§  Menjelaskan akibat tidak memiliki sifat syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati

Jenis :
Tes tulis
Tes lisan
Non tes

Bentuk :
Isian
Uraian
Obyektif
6 jam
Buku paket
Perilaku teman
TTS
Pemodelan
Perilaku diri sendiri dan teman
LKS
2.2.   Membiasakanberakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin dalam kehidupan sehari-hari.
§  Adab ketika berpakaian
§  Do’a ketika akan berpakaian
§  Do’a ketika melepas pakaian
§  Adab ketika makan-minum
§  Do’a ketika akan makan-minum
§  Do’a ketika selesai makan-minum
§  Adab ketika bersin
§  Do’a ketika ketika bersin
§  Manfaat berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin
§  Akibat tidak beradab secaa Islami ketika berpakaian, makan-minum dan bersin
·     Religius.
·     Jujur.
·     Toleransi.
·     Disiplin,
·     Kerja keras,
·     Kreatif,
·     Demokratif ,
·     Rasa Ingin tahu.
·     Gemar membaca, Peduli
·     lingkungan, Peduli sosial,
·      Tanggung jawab
·     Berorientasi tugas dan hasil
·     Berani mengambil resiko,
·     Percaya diri,
·     Keorisinilan, 
·     Berorientasi ke masa depan
·   Membaca referensi tentang akhlak baik berpakaian, makan minum dan bersin dalam kehidupan sehari-hari
·   Mengamati pemodelan adab berpakaian, makan minum dan bersin
·   Menghafalkan doa memakai dan melepas pakaian, doa sebelum dan sesudah makan, doa ketika bersin
·   Kerja berpasangan membahas tentang manfaat berakhlak baik ketika berpakaian, makan minum, bersin
·   Bermain dengan TTS
·   Membahas bersama tentang akibat tidak beradab secara islami ketika berpakaian, makan minum, bersin
·   Mengerjakan LKS
§  Menyebutkan adab ketika berpakaian
§  Menyebutkan adab ketika makan-minum
§  Menyebutkan adab ketika bersin
§  Menyebutkan do’a ketika memakai pakaian
§  Menyebutkan do’a ketika melepas pakaian
§  Menjelaskan adab makan-minum
§  Menyebutkan do’a sebelum dan sesudah makan-minum
§  Menjelaskan berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin
§  Menjelaskan akibat tidak berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin
§  Menyebutkan bacaan ketika bersin
§  Menyebutkan bacaan ketika mendengar orang bersin
Jenis :
Tes tulis
Tes lisan
Non tes

Bentuk :
Isian
Uraian
Performance
6 jam
Buku paket
Perilaku teman
TTS
Pemodelan
Perilaku diri sendiri dan teman
LKS